Naruto milik Masashi Kishimoto.
DudaJanda-SasuSaku XD definitely AU, and may OOC depends on your rule.
.
.
Like Puppy Love
.
.
Kaki-kaki kecil itu berlarian di tengah kerumunan. Diterobosnya keramaian yang mengitari panggung pentas yang terletak di lantai foodcourt. Hari minggu ini, sebuah mall besar di pusat kota Konoha mengadakan lomba kesenian untuk anak-anak. Pastilah tempat ini ramai dipadati anak-anak dan para ibu yang menyertai anak mereka.
Si kecil berambut hitam itu menyundulkan rambut mencuatnya lurus ke depan demi menerobos orang-orang dewasa yang menghalangi jalannya. Bermodalkan teriakan 'summimasen' berkali-kali, ia dapat mencapai tempat seorang kameramen berdiri.
Lomba modeling kategori anak-anak sedang sampai pada sesi photo shoot. Bocah berambut hitam tersebut lantas menarik ujung kemeja hitam si kameramen yang rupanya amat mirip dengannya. "Ayah," panggilnya sambil sedikit melompat, "Ayah!"
Uchiha Sasuke, menghentikan sejenak kegiatannya, lalu berjongkok mendengarkan bisikan puteranya yang entah apa. Kemudian ia mengangguk kalem sambil mengeluarkan uang kecil untuk sang anak yang kini berlari pergi menerobos kerumunan lagi.
"Ya, peserta terakhir! Nomor J30!" seru Yamanaka Ino selaku pembawa acara, rambut pirangnya terkuncir rapih menyisakan poni panjang menawan, serasi dengan gaun aquamarine yang sewarana dengan matanya. "Nomor J30! J30!" ulang Ino lagi, namun si peserta mau pun ibundanya tak kunjung menampakan batang hidung.
Setelah menengok ke sana kemari, wanita berperawakan Barbie-like itu pun menghela sambil tersenyum ramah, "Baiklah, sepertinya pesertanya tidak datang… kalau begitu, biar kita teruskan. Selagi menunggu penilaian para juri. Kita kedatangan tamu, penyanyi cilik bernama—"
Saat Ino meneruskan acara mini pentas seni itu, Sasuke mundur, pekerjaannya sebagai pengambil gambar telah usai. Digantungkannya tali kameranya di leher bersama tanda pengenalnya, sedang kamera itu sendiri masih tergenggam di tangannya. Ia pergi ke belakang panggung dan menemukan Shion sedang makan nasi box yang telah disediakan panitia.
"Kau lihat anakku?" tanya Sasuke langsung, tanpa repot-repot mempertanyakan keberadaan Shion yang seharusnya berjaga di bangku panitia. Shion mengunyah dalam mulut penuh sambil bergumam seakan ingin menjawab segera namun belum selesai menelan. "Beli ice cream, katanya. Aku sudah menyuruh Sai menemaninya, tapi anakmu berlari sangat kencang."
Sasuke diam tidak menjawab, sudah terbiasa dengan anak semata wayangnya. Shion terlihat mengibaskan tangannya sebelum melahap suapan berikutnya, "Sudah," lanjutnya bermulut penuh, "Ken tidak akan hilang. Dia kan pintar."
Sasuke mengangguk tanpa banyak ekspresi mau pun kata, lalu membalikkan badannya. Tubuhnya yang tinggi tegap didampingi dengan rahang kokoh berwajah tampan, membuat mata wanita mana saja melirik saat ia berjalan keluar mencari Ken dalam diam. Orang tak kan terlalu terkejut jika mengetahui usianya sudah tiga puluh empat, tapi mungkin orang tak kan percaya bahwa ia sudah memiliki putera berumur enam tahun.
"Sasuke!" panggil Sai menghampiri. "Aduh, kameraku bermasalah. Apa aku boleh pinjam milikkmu? Kau sudah selesai, kan?" Sai memang kameramen yang disewa pengada acara ini. Tugas Sai amat mudah, yakni mengambil gambar peserta dan pengunjung di sekitar.
"Kau lihat anakku?" tanya Sasuke sama sekali tidak nyambung.
"Oh, Ken beli ice cream. Di sebelah sana," unjuk Sai ke salah satu stand yang cukup jauh. Sasuke mengangguk dan melengos pergi. Sontak saja Sai protes, "Hei! Kameranya!"
Blitz.
Tepat saat wajah Sai out of character meminta kamera, Sasuke mengabadikannya. Pria itu menyeringai kecil. "Kugantikan pekerjaanmu," sahut Sasuke sambil mengambil gambar di sekitarnya selagi berjalan ke stand ice cream yang ditunjuk Sai.
Pria eboni itu pun mendengus, "Pelit."
.
.
"Enam, lima, empat, tiga, dua… satu! Waktunya habis!"
Seruan sang pembawa acara membuat Konohamaru tertawa tanpa suara sambil membanting crayon-nya. "Haha! Selesai!" serunya senang sambil beranjak dan berlari memberikan gambarnya pada sang panitia. Bocah sepuluh tahun itu kemudian menghampiri wanita di ujung arena lomba menggambar dengan senyuman lebar.
"Sudah! Boleh aku beli ice cream sekarang?" tanya Konohamaru ceria, dan ia pun pergi setelah mendapat uang kecil dari wanita yang ia hampiri tersebut.
Beberapa meter dari situ, Uchiha Sasuke menunggui Ken mengantri ice cream sambil mengambil gambar pengunjung di sekitar. Dari anak-anak yang sedang bercanda, berlarian, mengantri balon, mengantri ice cream, sampai yang sedang menarik ibu mereka.
Tak terkecuali wanita merah muda yang mencium pipi gembul gadis mungil berambut pirang panjang di gendongannya.
Klik.
Alis Sasuke mengerut melihat hasil jepretannya sendiri di layar kecil yang tertera di kamera. Rambut merah muda? Ia pun melirik, memastikan dengan mata kepalanya sendiri. Dan kameranya tidaklah bohong. Wanita yang difotonya benar berambut merah muda. Rambutnya sebahu, terlihat lembut dengan poni yang dikuncir sampai ke belakang, memperlihatkan dahi putih susunya yang agak lebar namun senantiasa cantik.
Masih tertarik dengan warna rambut wanita asing itu, Sasuke kembali mengambil beberapa gambar dengan kameranya. Beberapa kali pula ia mengecek hasil jepretannya seperti kurang puas. Dan mengambil beberapa potret lagi.
Dan bagian yang membuat Sasuke tanpa sadar tersenyum adalah hasil terakhirnya. Wanita itu tertawa manis bersama balita mungilnya yang cantik—yang juga tertawa dengan wajah imut khas bayi.
"Ayah."
Tarikan pada ujung kemeja Sasuke mengalihkan perhatiannya. "Ya, Nak?" sahutnya mengelus rambut hitam sang anak. Iris merah Ken menatap mendongak menatap Sasuke sambil mengangkat lengan kecilnya, "aku beli rasa strawberry, Ayah mau?"
Pria itu tersenyum tipis dengan udara yang keluar lebih banyak dari hidungnya, ia menggeleng dan menggandeng tangan Ken yang bebas dari ice cream. Ketika mata Sasuke kembali ke arah wanita merah muda tadi berada, ternyata yang dicarinya sudah tidak ada. Entah kemana.
Mata kelamnya berusaha mencari, namun nihil. Dan ia pun angkat bahu sebelum Ken menggoyang-goyangkan genggaman tangan keduanya demi menagih perhatian Sasuke.
"Ayah, masih lama, ya, kerjanya?" tanya Ken disela-sela jilatan ice cream-nya.
"Ya, dua jam lagi," jawabnya sambil mengambil beberapa jepret foto dengan sebelah tangannya yang terbebas dari tangan mungil Ken. Sasuke melirik puteranya dan melanjutkan, "Sekarang, beli apa yang kau inginkan. Saat jam kerja, kau harus di belakang panggung—tidak boleh kemana pun, mengerti?"
Ken mengangguk patuh. Mata merahnya kembali memerhatikan ice cream di hadapannya dan mulai menghabiskan, tidak peduli pipi tembamnya mulai belepotan krim merah muda.
.
.
Sesi kedua pekerjaan Sasuke kali ini tidak bisa dibilang sesantai sebelumnya. Ia beralih dengan kamera yang lebih besar dengan tiang penyanggahnya untuk merekam kegiatan terpentingnya, lomba menari anak-anak dan juga pengumuman pemenang-pemenang lomba yang diadakan.
"Dan juara satu menggambar untuk kategori kelas empat-lima-enam sekolah dasar adalah…" suara Ino kemudian nyaring terdengar, "Sarutobi Konohamaru!"
"Yeaaay!"
Sorak sorai anak kecil yang sebagian besar anak sekolah dasar itu terdengar. Nampaknya bisa terlihat di sisi kiri panggung merupakan teman-teman si juara pertama lomba tersebut. Konohamaru pun naik ke atas panggung dengan cengiran lebarnya yang tak sanggup ditahan-tahan.
"Berapa kelasmu, dik?" tanya Ino menyodorkan mic-nya. Konohamaru nampak menggaruk belakang kepalanya sambil menyengir lebih lebar, "Kelas lima, kak!"
"Wah, hebat ya… gambarmu sudah sebagus ini. Tidak heran jika juara…"
Sasuke yang sedang merekam pun tidak sengaja menoleh ke samping.
Tepat dimana wanita merah muda dengan balita pirang di gendongannya berdiri.
"Yee, Konohamaru-niichan menang!" seru wanita itu kecil sambil menggerakan kepalan mungil balitanya yang pirang. "Lihat, Naruko. Niichan menang!"
Akhirnya tawa riang sang balita pun terdengar. Wajahnya sangat cantik dan menggemaskan ketika tertawa dan menggerak-gerakan tangannya. Rambutnya yang pirang panjang dikuncir dua khas anak-anak. Dan matanya yang biru sangat jernih.
Naruko memeluk leher ibundanya saking senangnya. Dan ditanggapi dengan tawa sang bunda yang geli. "Hihihi…" wanita itu tersenyum hingga deretan giginya yang putih dan rapi terlihat. Ia nampak mengayun-ayunkan gendongannya menagih tawa balitanya lebih.
"Sasuke~!"
Sasuke tersadar ketika Shion menegurnya sambil melipat tangan. Ditunjuknya layar proyektor dengan gambar miring—menandakan Sasuke tidak becus dengan kamera sederhana seperti itu. "Ah ya…" katanya tanpa minta maaf. Dilihatnya sang juara lomba turun panggung dan menghampiri wanita merah muda tadi.
Jadi… sudah punya dua anak ya?
"SASUKE! KAMERAMU!"
"Ya, ya…"
.
.
A/N: Nah pendek sekali. Tapi insya allah update setiap hari (kalau sempat ya). Words pendek tapi update cepet hehe. Maaf kalau tidak menarik. Abis kepikiran aja gitu sama cerita DudaJanda SasuSaku xD dapet ide ini waktu lagi nonton lomba anak-anak di suatu mall. Naruko keknya udah clue banget anaknya NaruSaku. klo Ken? Rambut hitam mata merah (keren banget ya dibayanginnya) anak SasuKarin ;)
Sankyu for you and mind to rifyu? ;)