Warning : OOC, Typo, dan beberapa jenis kesalahan lainnya
Pairing : Hiru x Mamo
Enjoy Reading XD
"Hiruma-kun kau mau kemana?" Ucap gadis berambut auburn mengikuti laki-laki yang langsung beranjak pergi dari kelas setelah pembelajaran baru selesai. Laki-laki berambut spike pirang dengan wajah mengerikan namun tampan—tetap tidak memperdulikan gadis cantik yang membututinya dari belakang. "Hei! Hiruma-kun aku bertanya padamu—" Laki-laki yang dipanggil Hiruma tadi tiba-tiba menghentikan langkahnya dan menatap tajam ke arah gadis berparas cantik tersebut.
"Ke tempat latihan menemui teri-teri sialan itu. Puas kau manager sialan?" Jawab Hiruma dengan tajamnya pada Mamori. Tanpa basa-basi dan tanpa memperdulikan Mamori pula Hiruma melanjutkan langkah kakinya. "Bukannya kau sudah ada janji denganku?" Mamori mengikuti langkah Hiruma lagi.
"Janji? Batalkan saja,aku sedang sibuk sekarang!" Hiruma kembali mempercepat langkahnya. Mamori hanya bisa menghela nafas menghadapi laki-laki yang sudah sah menjadi kekasihnya tersebut sejak 1 tahun yang lalu.
Walaupun rasanya hati Mamori terasa sangat sakit, tapi ia bisa mengerti keadaan Hiruma sekarang. Hiruma adalah kapten American Football di Universitas Saikyoudai sekaligus pengusaha muda di bidang Software yang cukup terkemuka di Jepang. Tentu saja hal tersebut membuat Hiruma menjadi orang yang super duber sibuk hingga ia melupakan Mamori. Ia masih ingat kejadian setahun yang lalu, di mana saat Hiruma mengatakan perasaanya pada Mamori di ruang klub Amefuto di tahun pertama mereka di Universitas Saikyoudai, walaupun dengan kata-kata kasar akan tetapi Mamori mengerti maksud dari Hiruma dan akhirnya mereka menjalin sebagai sepasang kekasih. Hiruma adalah tipe laki-laki pelindung bagi Mamori, Hiruma selalu meindungi Mamori dengan caranya sendiri. Mencintai Mamori dengan caranya sendiri. Berbeda dengan laki-laki lainnya, di mana saat wanita jarinya tergores pisau saat mengupas buah apel—wanita itu terpekik kesakitan dan dengan cepat pria yang mencintainya langsung menghampiri dan menghisap darah yang keluar dari jari sang wanita yang terluka untuk menghilangkan rasa sakitnya sambil mengatakan "Kau tak apa-apa? Apa masih sakit?" dengan kecemasan dan kekhawatiran sangat tinggi—ataupun mengucapkan kata I love you, aku merindukanmu, I need you setiap waktu. Dan memberikan hadiah-hadiah yang merupakan hal yang sangat disukai oleh para wanita, apalagi hadiah-hadiah tersebut pemberian dari kekasih mereka. Merayakan hari ulang tahun kekasihnya maupun merayakan hari jadi mereka. Kisah-kisah romantisme itulah yang selalu diharapkan oleh semua orang. Hiruma Youichi. Ya, Hiruma Youichi. Jangan harap kau bisa merasakan dan menjalani kisah-kisah romantisme itu di hidupmu bila kau bersama laki-laki bernama Hiruma Youichi. Anezaki Mamori yang sudah menjabat sebagai kekasih Hiruma Youchi pun tak pernah menjalani momen-momen romantis tersebut.
Tapi tak jadi masalah bagi Mamori, ia tetapi mencintai Hiruma bukan tapi sangat dan sangat mencintai Hiruma. Entah mengapa pula Mamori bisa jatuh hati terhadap pria-reikarnasi-iblis tersebut. Karena cinta itu buta benar kan? Tak ada alasan mengapa kita bisa mencintai seseorang, hati kita sendiri yang menentukkan itu. Ahh, aku sendiri tak tahu mengapa aku bisa mencintai laki-laki kejam seperti dia. Padahal banyak laki-laki yang jauh lebih baik daripada Hiruma, apalagi laki-laki baik tersebut malah berlomba-lomba mengerjarku. Tapi..entah kenapa hatiku hanya untuk Hiruma-kun, padahal Hiruma-kun orang yang sangat menyebalkan. Arrgghh! Jangan bicarakan soal hati lagi, aku sendiri pun tak mengerti –pikir Mamori sambil mendengus sedikit kesal.
Kekesalan Mamori semakin memuncak saat mengingat perkataan Hiruma yang sangat sadis untuk membatalka janjinya. Padahal janji itulah yang ditunggu-tunggu Mamori. Masih ingat jelas seminggu yang lalu Hiruma dengan seenaknya menelepon Mamori di tengah malam. Dengan sedikit kasar Hiruma mengatakan "Sabtu depan tidak ada latihan. Dan kau wajib menemaniku berkeliling ke taman fantasi sialan dan malam bersama! Aku tidak menerima penolakkan kekekeke" sebelum mengiyakan pernyataan Hiruma, Hiruma langsung memutuskan telepon secara sepihak. Dan sukses membuat Mamori kesal tapi membuat Mamori senangnya bukan main. Apa Hiruma mengajak Mamori ke taman fantasi? WHAT? Kerasukkan apa si Hiruma itu, apa bisa iblis kerasukan iblis juga?! Sebelumnya Mamori memang sempat merengek untuk mengajak Hiruma ke taman fantasi, tapi dengan hati batunya Hiruma menolak secara mentah-mentah ajakan kekanak-kanakan Mamori—dan beberapa waktu kemudian tiba-tiba Hiruma mengajak Mamori ke taman saja hal tersebut membuat Mamori kaget dicampur aduk dengan kebahagiaan yang sangat tinggi. Tapi, angan-angan itu semua kandas saat Hiruma membatalkan janjinya itu. Walapun dilanda dengan kecewaan yang sangat mendalam, Mamori tetap mengerti Hiruma dan dapat memaklumi Hiruma yang juga sangat sibuk.
Mamori memasukki ruang klub Amefuto, di sana sudah ada Hiruma yang sedang asyik duduk di sofa sambil memainkan laptop kesayangannya tak lupa permen karet mint less sugar yang melengkapinya. Mamori tersenyum melihat kegiatan rutin yang Hiruma lakukan saat berada di klub Amefuto seorang diri—Hiruma tetap fokus memperhatikan layar laptop dan jarinya dengan lihai menari di atas keyboard laptop sesekali ia mengunyah dan mengelembungkan permen karetnya, dan ia tak memperdulikan Mamori yang mendekatinya dengan secangkir kopi hitam yang Mamori berikan padanya.
"Di mana anak-anak Hiruma-kun?" Tanya Mamori memecahkan kesunyian di ruangan tersebut. Hiruma tak menjawab, ia tetap fokus dengan apa yang ia lakukan. "Bukankah hari ini kau bilang tak ada latihan? Lalu kenapa kau tetap di sini? Apa kau tidak pulang?" Lagi-lagi Mamori menyerbu Hiruma dengan pertanyaan-pertanyaannya. Hiruma tetap tak berniat menjawab pertanyaan Mamori.
"Hiru—"
"Kau ini cerewet sekali manager sialan!" Sebelum menyelesaikan kalimatnya Mamori sudah terkena bentakan dari Hiruma. "Apa kau buta hah? Aku ini sedang sibuk! Jangan ganggu aku!" Bentak Hiruma sekali lagi dengan suara yang sangat tinggi. Mamori hanya bisa diam mematung, terkejut dengan sikap Hiruma.
"Ma—maaf Hiruma-kun aku tak bermaksud—" Mamori benar-benar sangat ketakutan.
"Cih!" Tanpa mendengarkan Mamori Hiruma pergi meninggalkan Mamori sendiri di ruang klub. Mamori tak bisa mencegahnya, lidahnya seperti keseleo. Rasa takut, sedih, kecewa, dan menyesal berkumpul jadi satu di dalam hati Mamori. Ingin sekali Mamori menangis. Tapi untuk apa dia menangis, ini kan hanya hal sepele—mungkin saja Hiruma-kun sekarang sedang PMS hihihi Pikir Mamori untuk menghibur dirinya sendiri.
Biasanya pada saat malam sebelum tidur Hiruma selalu menelepon Mamori. Walaupun hanya sekedar menyuruhnya tidur ataupun memberitahu soal latihan untuk besok. Tapi tidak untuk malam ini, bukan hanya telepon bahkan SMS pun tidak ada satupun dari Hiruma. Ahh mungkin Hiruma-kun ketiduran, dia kan capek sekali hari ini—lagi-lagi Mamori menghibur dirinya sendiri dan tetap berpikir positif tentang kekasihnya tersebut.
Di pagi harinya, Mamori melihat sosok yang ia nanti-nantikan sejak semalam. Ya, Hiruma Youichi. Dengan ceria Mamori menghampiri Hiruma yang sedang berjalan di sepanjang koridor kampus. "Hiruma-kun!" Panggilan Mamori berhasil menghentikan langkahnya sejenak dan ia menoleh sudah ada sosok Mamori di hadapannya yang dengan senyum malaikatnya.
"Apa kau sudah sarapan?"
Hiruma memandangnya dengan tatapan malas dan berbalik membelakangi Mamori dan melanjutkan langkahnya yang tadi terhenti. Bukan Mamori namanya kalau dia berhenti di tengah jalan. "Hiruma-kun lihat! Aku sengaja hari ini membuatkanmu sandwich untuk sarapan." Mamori berjalan di samping Hiruma sambil menunjukkan sekotak tempat makanan untuk dipamerkan kepada Hiruma.
"Aku tak tertarik." Kata Hiruma sinis tanpa melirik Mamori sedikitpun.
"Haah? Ayolaah, bukankah kau belum sarapan?"
Tiba-tiba Hiruma berbalik ke arah Mamori dan tanpa sengaja tangan besar Hiruma menyenggol kotak makanan yang Mamori pegang hingga terjatuh. Senyum Mamori memudar seketika ia melihat 3 potong sandwich yang ia buat saat pagi buta tadi keluar dan tergeletak tak berguna di atas lantai. Dengan cepat Mamori memunguti sandwich-nya tersebut dengan hati yang seperti teriris. Kata menyesal sedikit tersirat di raut wajah Hiruma, tapi itu semua ia sembunyikan di balik wajah poker face-nya.
"Sudah kubilang aku tidak tertarik! Tapi kenapa kau tetap memaksaku. Itu bukan salahku tapi itu dari kesalahanmu sendiri manager sialan!" Kata Hiruma dengan suara agak meninggi.
Beberapa orang yang berada di tempat itu melihat kejadian tersebut. Hampir semua orang yang melihat itu kasihan terhadap Mamori. Bukan rasa malu yang Mamori rasakan saat ini, tapi sakit hati yang luar biasa mendalam. Setelah mengambil dan mengembalikan 3 potong ke dalam kotak makanan, Mamori berdiri dan menghadap tepat di depan Hiruma. Sambil menahan tangis Mamori tetap tersenyum.
"Maafkan aku Hiruma-kun, aku berlebihan. Baiklah akan kubuang sandwich tak berguna ini. Permisi." Kata Mamori sambil melewati Hiruma.
Setelah merasa agak jauh dari tempat kejadian tadi, Mamori berlari dengan air mata yang sudah membasahi pipi mulusnya. Mamori terus berlari hingga akhirnya ia memutuskan untuk berhenti di sebuah taman di belakang bangunan kampus yang sangat besar. Mamori terduduk di atas rerumputan hijau sambil menangis sejadi-jadinya, kedua lututnya dijadikan sebagai tumpuan untuk menutupi wajahnya.
Pembelajaran hari ini hampir selesai, tapi Hiruma tak melihat sosok Mamori di kelasnya. Hati Hiruma sangat khawatir tapi itu semua ia tutupi dengan rasa gengsi yan ia miliki, ia ingin sekali menelepon gadis itu—menanyakan di mana dia sekarang tapi lagi-lagi hanya karena gengsilah ia tak mau menelepon gadis itu duluan. WHAT? WHAT ARE YOU DOING HIRUMA YOUICHI? Kau itu laki-laki kenapa masih ada ego bahkan untuk pacarmu sendiri?!
Mamori sudah berulang kali mencuci wajahnya, tapi bekas ia menangis juga tak kunjung-kunjung menghilang. Apalagi mata Mamori kini terlihat sedikit membengkak, sudah jelas ia habis menangis. Ia tak mau mendapatkan pertanyaan-pertanyaan dari orang-orang yang melihatnya, kenapa Mamori menangis atau apalah. Dengan sedikit malas Mamori melangkahkan kakinya untuk menyusuri jalanan untuk pulang. Ini pertama kalinya Mamori membolos kuliah—siapa lagi kalau bukan gara-gara Hiruma.
"Mamori-san." Suara Yamato sedikit mengangetkan Mamori yang melamun. "Kau kenapa?" Tersirat kekhwatiran di nada suara Yamato.
Dengan cepat Mamori memalingkan wajahnya tak ingin bertatapan langsung dengan Yamato, "E—ti—tidak kok hahaha aku hanya ingin pulang cepat sekarang." Jawab Mamori dengan senyum terpaksa.
"Kau tidak pulang bersama Hiruma?"
"Tidak Yamato-kun, dia sangat sibuk jadi aku tidak ingin merepotkannya."
Yamato sedikit berrpikir dan akhirnya, "Bagaimana kalau kau kuantar pulang? Bukankah rumah kita searah?"
"Baiklah Yamato-kun, terima kasih banyak." Mamori tersenyum dan menerima ajakan Yamato untuk menaikki mobilnya.
Dengan gusar Hiruma membuka pintu ruang klub. Di sana ia hanya melihat Ikkyu, Jumonji, dan Agon yang sedang duduk dan sibuk dengan kegiatan masing-masing. "Di mana manager sialan?"
"Barusan dia pulang." Jawab Jumonji singkat.
Malam harinya, Mamori mencoba untuk menelepon Hiruma. Walaupun ia masih sangat sakit hati dengan perlakuan Hiruma pagi tadi terhadapnya. Mungkin berbicara dengan Hiruma membuat Mamori sedikit tenang dan melupakan sakit hatinya.
"Halo? Hiruma-kun?"
"Hn."
"Kau sedang apa?"
"Bukan urusanmu! Kalau tak penting aku—"
"Maaf. Aku tak akan menganggumu lagi."
tutututututututututututut~
"Hey Manager sialan—"
Hiruma membanting handphone karena kesal dengan sikap Mamori, baru pertama kalinya Hiruma diperlakukan seperti ini. Inikah rasanya tak dipedulikan? Inikah rasanya saat kau belum selesai berbicara dan telepon diputus sepihak? INGAT Hiruma kau sering melakukan itu terhadap Mamori! Bahkan baru sekali saja kau kesalnya bukan main!
-TO BE CONTINUED-
Duh Hiruma di sini nyebelin banget! Aku sendiri aja sampe sebel sendiri #PLAK!
fic ini saya tujukan sebagai sindiran untuk laki-laki yang lebih memilih paskib, laki-laki yang sangat cuek, menyebalkan, tapi menyenangkan. Sekaligus laki-laki judes yang sudah mencuri hati saya 'MRN' #curcol
next chapter : Bagaimana hubungan HiruMamo selanjutnya? Apa Hiruma tobat dan khilaf atas perbuatannya?
Over all, makasih banyak untuk bagi yang bersedia Review, fav, follow, atau apalah fic aneh saya. Dan doakan supaya saya bisa secepatnya menyelesaikan yang chapter 2. Amin.
*salam cipok

48