Title : First Love Lesson

Chapter 1 : Si Ahli Percintaan

Disclaimer : Kamichama Karin Chu © Koge Donbo

~First Love Lesson~ © Bella-chan

Rated : T

Genre : Romance ; Friendship

Pairing : KazuRin

Warning : AU, OOC, Abal, gaje, alur kenceng, nggak nyambung, dll

A/N : Bukan fanfic pertama, tapi fanfic pertama yang dipublishkan.

Jadi mohon bimbingannya apabila ada kesalahan kata atau kalimat

.

.

Please Enjoy Reading

.

.

~First Love Lesson~

Karin POV

"Karin-chan, aku mau konsultasi nih," ujar Miyon menggebu-gebu.

"Hah lagi," ucapku lemas.

"Dengerin, dengerin ya. Waktu berangkat sekolah tadi, Yuki nggak sengaja nabrak aku terus dia nolong aku dan minta maaf sama aku. Bukan itu saja, ia ngajak aku berangkat sekolah bareng. Aduh… senangnya," ujar Miyon dengan bersemangat.

Aku hanya diam mendengarkan sambil menumpu kepalaku dengan kedua tanganku.

"KARIN-CHAN, kamu dengerin omonganku atau enggak sih!" teriak Miyon.

Aku langsung melindungi telingaku dari kerusakan gendang telinga akibat teriakan Miyon yang kelewat keras, "Iya ya, aku dengar kok. Terus apa masalahnya?"

"Masalahnya selama perjalanan ke sekolah tadi, aku nggak ngobrol sama dia saking gugupnya. Jadi kami diem-dieman deh," jelas Miyon sedih.

"Oh begitu ya, memangnya dia nggak ngajak ngobrol duluan?" tanyaku ikut prihatin.

Miyon cuma menggelengkan kepala, "Dia kan anaknya pendiam."

"Kalau begitu susah juga," desahku.

"Karin-chan, aku harus bagaimana dong," ucap Miyon sambil merengek-rengek.

Aku memasang pose berpikir dengan menaruh telunjuk tangannya di keningku.

"Pokoknya ajak dia ngobrol," ujarku mantap.

"Justru karena aku nggak bisa ngobrol, makanya konsultasi ke kamu," ucap Miyon gemas.

"Hhmm… kalau nggak bisa dengan kata-kata, coba ungkapan dengan cara lain," ujarku.

"Misalnya?" tanya Miyon antusias.

"Yah seperti memberinya sesuatu yang disukainya," ucapku sambil memiringkan kepala.

"Binggo, ternyata kamu memang ahli percintaan. Kalau begitu, aku mau pergi membeli sesuatu dulu," ujar Miyon bersemangat.

Setelah itu, Miyon langsung ngeloyor pergi begitu saja. Aku cuma bisa geleng-geleng kepala melihat semangat dari salah satu sahabatku ini.

"Kau masih melakukannya, Karin-chan," ujar seorang gadis yang duduk tepat di belakangku.

Aku menoleh untuk menatap gadis berambut blonde panjang tersebut, "Apa maksudmu, Kazusa-chan?"

"Maksudku adalah memberi pelayanan konsultasi cinta kepada orang lain," ujar Kazusa.

"Memangnya ada masalah?" tanyaku polos.

Bukan Kazusa yang menjawab, namun cowok yang duduk di bangku disampingku, "Masalahnya si ahli percintaan sendiri nggak berpengalaman soal cinta, makanya sama saja berbohong kalau memberi konsultasi cinta kepada yang lain."

"Sudahlah Kazune-chan, Karin-chan kan nggak bermaksud membohongi yang lain kok," ujar gadis dengan rambut indigo-nya.

"Tapi Himeka-chan, yang diucapkan Kazune-kun benar. Kalau begini terus lama-kelamaan orang lain pada tahu mengenai Karin-chan," ujar Kazusa berargumen.

"Ugh aku tau itu, tapi bukan salahku kan kalau mereka minta saran dariku. Lagipula aku kan cuma berniat membantu mereka," ucapku kesal.

"Tapi tetap saja kau menipu mereka, bodoh," ucap Kazune ikut-ikutan menjadi kesal.

Mendengar kata bodoh, kupingku terasa panas. Amarahku sekarang ini benar-benar telah mencapai puncaknya, "Maaf saja kalau aku bodoh, lagipula ini kan bukan urusanmu. Sudah aku mau pulang dulu."

Setelah mengatakan itu segera menyambar tasku dan bergegas keluar kelas meninggalkan ketiga orang ini di dalam kelas.

"Aku mau menyusul Karin-chan dulu," ujar Himeka seraya keluar dari kelas.

"Kazune-kun ucapanmu tadi sedikit kelewatan," ucap Kazusa.

"Aku tau," ucap Kazune pelan.

~First Love Lesson~

'Kazune bodoh, jahat, menyebalkan. Apa pedulinya sih dia, dasar tukang sok,' omelku dalam hati.

Tapi sebenarnya yang dikatakan Kazune ada benarnya juga. Aku memang tidak cocok jadi ahli percintaan. Apalagi dengan pengalaman cintaku yang nol besar. Aku belum pernah pacaran. Boro-boro pacaran, merasakan apa itu jatuh cinta pun belum pernah. Tak banyak yang tahu soal ini, hanya Himeka, Kazusa, dan tentu saja si cowok menyebalkan, siapa lagi kalau bukan Kazune, yang mengetahui rahasiaku ini. Akan sangat memalukan kalau orang-orang tahu bahwa si ahli percintaan yang selalu diminta-mintai konsultasi cinta, tidak pernah memiliki pengalaman cinta, alias nol.

"Karin-chan," panggil seseorang.

Merasa namaku dipanggil, aku segera menghentikan langkahku dan menoleh menatap si pemanggil. Meskipun aku sudah tahu siapa orangnya, terlihat dari ciri khas nada suaranya yang begitu halus.

"Ada apa, Himeka-chan?" tanyaku.

"Hosh…hosh, kenapa tidak pulang sama-sama saja," ujar Himeka terengah-engah.

"Untuk apa aku pulang dengan tuan sok pintar itu," ujarku kesal.

"Karin-chan masih marah ya sama Kazune-chan," ujar Himeka sedih.

"Menurutmu?" ucapku pendek.

"Maafkan Kazune-chan, Karin-chan kan tau sendiri Kazune-chan orangnya seperti apa. Bicaranya memang sedikit pedas, tapi ia bermaksud baik kok," terang Himeka.

"Tapi tak perlu mengataiku bodoh juga kan," ujarku membela diri.

"Mungkin Kazune-chan tidak sengaja berbicara seperti itu," ucap Himeka.

"Mau dia sengaja atau tidak, aku tak peduli. Pokoknya aku sebal sebal sebal sama yang namanya Kazune," ujarku bete.

.

.

To Be Continued

.

.

Please Review