My third fiction in Naruto. Pairing masih tetap SasuSaku. Judul Shicchi dapat waktu lagi denger lagunya three days grace, lagunya keren lhoo~ #malah curhat nih anak.
r
Naruto belongs to Masahi kishimoto
WARNING
(sedikit) OOC, AU, Typo (always) berserakan,
Flamer is no appreciate, happy reading, don't like don't read, but REVIEW!
Shicchi Kurosaki Present:
It's never too late
Chapter #1 : Young delinquent I meet.
Konoha High School, 27 April
Didalam ruangan kelas, seorang gadis mengeluh kesal sambil memainkan pena-nya. Dalam hatinya hanya ingin cepat-cepat keluar dari kelas tersebut dan mencari seseorang-penyebab gadis berambut merah muda itu harus menghadapi ujian kenaikan kelas itu sendirian. Saya ulagi SENDIRIAN. Bagaimana bisa temannya ini salah memberitahukan jadwal ujian kenaikan kelas hingga dia harus ujian sendirian dikelas itu.
Didepannya, Kakashi-sensei dengan seksama melihat kerja gadis itu. Wajahnya tetap datar walaupun muridnya sudah menunjukkan ekspressi kebingungan. Ya, gadis berambut merah muda itu sudah pasrah dengan keadaan: dari 25 soal dia hanya menyelesaikan 15 dan hal itu semakin membuat aura untuk membunuh orang yang sudah membuatnya seperti ini semakin besar.
"Baiklah, Haruno Sakura. Waktumu telah habis, sekarang berikan kertas ulangannya kepadaku," kata Kakashi. Gadis itu hanya mengangguk lesu lalu memberikan kertas ulangannya.
"Hai, Sensei." Katanya kemudian langsung keluar dari kelasnya. Di depan pintu, sudah ada dua sahabatnya menunggu Sakura keluar kelas. Setelah Sakura terlihat kedua temannya langsung menghampiri gadis bermata merald itu. Salah satu dari temannya memasang ekspressi menyesal. Well, sepertinya kita sudah tau siapa penyebab Sakura ujian secara personal.
"Gomenne, Sakura. Saat kau mengirim pesan, aku dalam keadaan setengah sadar. Sungguh! Aku sangat mengantuk waktu itu," katanya. Mata aquamarine itu langsung memandang mata emerald itu dengan tatapan penyesalan. Sakura-yang melihat wajah temannya yang bersungguh-sungguh langsung merubah ekspressinya menjadi soft kembali.
"Gak apa-apa, Ino. Lagian kalau dipikir-pikir aku juga yang salah. Mengirimmu pesan saat jam dua pagi." Katanya sambil tersenyum.
"Ano... ngomong-ngomong kenapa Sakura-chan tidak hadir selama tiga hari?" tanya temannya yang satunya lagi. Pandangan Sakura langsung mengarah ke temannya yang satu lagi-Hyuuga Hinata.
"Etto... Okaa-san sangat sibuk bekerja. Kali ini dia menangkap seseorang yang sangat dicari-cari di Konoha," kata Sakura sambil mengibaskan rambutnya yang nyangkut didalam kerah bajunya. "...karena takut jika sesuatu terjadi padaku, maka Okaa-san menyuruhku untuk tetap tinggal dirumah." Jelas Sakura diiringi anggukan temannya.
"Ternyata repot juga ya... punya ibu seorang polisi wanita. Tapi walaupun begitu aku sangat kagum kepada ibumu. Dia sangat mencemaskanmu," kata Ino tersenyum tulus.
"Tapi... siapa penjahat yang ditangkap oleh ibumu?"
*It's never too late*
"Disini Tsunade Haruno, pelaku diperkirakan memasuki sebuah apartement dengan seorang wanita. Kami disini menunggu perintah untuk menangkapnya," seru seorang polisi wanita menggunakan walkie talkie.
"Baiklah. Kami akan segera kesana, pastikan kalian tidak kehilangan jejak sipelaku." Kata seseorang jauh disana.
"Siap laksanakan!" kata Tsunade dan menyimpan kembali alat komunikasi tersebut.
"Bagaimana, Taicho?" tanya seseorang yang berada dibelakang Tsunade. Sejenak dia menoleh kearah teman-temannya.
"Kita masuk. Mereka sedang menuju kemari." Kata Tsunade diiringi anggukan para bawahan Tsunade.
"Ketika membaca riwayat anak ini, ternyata dia tidak bisa dianggap remeh," kata Izumo-salah satu bawahan Tsunade.
"Kau benar. Aku juga kaget. Padahal umurnya baru menginjak 17 tahun, tapi catatan kriminalnya sudah menggunung seperti itu," kata orang yang ada disamping Izumo- Kotetsu.
Mereka tetap berjalan pelan-pelan. Hingga suara sepatu merekapun tidak terdengar. Mereka sangat hati-hati dengan buronan mereka kali ini. Pada akhirnya mereka sudah berada didepan kamar yang dimasuki buronan mereka. Tsunade mendekatkan telinganya kepintu guna mendengar apa yang hendak dilakukan sang buronan tersebut.
"Aaaaah~ kau agresif sekaliiiihhh~" Tsunade mengerutkan keningnya. Diujung bibirnya terdapat sebuah senyuman licik.
'Sedang bercinta, eh? Akan kuhancurkan saat-saat indahmu,' pikirnya dan kemudian-
*Brak*
Pintu didobrak paksa oleh sekelopok polisi tadi. Dan terlihat jelas, seorang buronan yang sedang duduk berhadapan dengan seorang wanita. Dan sekarang wanita tersebut hanya menggunakan pakaian dalamnya dan sang buronan tersebut hanya bertelanjang dada menampakkan posture tubuhnya yang sempurna. Begitu memukau... namun mematikan.
"Uchia Sasuke! Kamu kami tangkap dengan tuduhan merampok Bank Konoha dan kasus pemerkosaan terhadap Shion." Kata Tsunade mengarahkan pistolnya tepat didepan wajah buronan yang dipanggil Sasuke tersebut, sementara yang lain memegang kedua tangan Sasuke takut jika dia melakukan perlawanan.
"Hn? Hanya itu?" kata lelaki itu datar. Sepertinya dia telah terbiasa dengan yang namanya disergap. Izumo dan Kotetsu sudah selesai memborgol kedua tangan Sasuke, sedangkan perempuan tadi dibiarkan menyudutkan diri diruangan itu.
"Bawa dia!" teriak Tsunade yang keluar dari kamar itu menyusul Sasuke dan kedua anak buahnya.
"Tsunade disini! Uchia Sasuke telah berhasil ditangkap. Kalian tidak perlu menyusul kami disini. Kami akan kembali ke markas!" kata Tsunade, kemudian mengarahkan wajahnya kearah buronannya.
"Kau... seumuran dengan anak perempuanku," ucap Tsunade datar. Sasuke hanya tersenyum licik dan mulai mengeluarkan seringaian.
"Tch! Sudah berapa banyak pria yang tidur dengannya?" tanya Sasuke dengan seringaian yang tak kunjung pudar dari bibirnya. Tsunade tersentak, tanpa babibu dia mendaratkan tinjunya tepat di pipi Sasuke. Darah kental mengalir dari sudut bibirnya.
"Kau pikir anakku itu berandalan seperti dirimu, HAH?" teriak Tsunade sambil menatap Sasuke tajam.
"Hn? Aku tidak sabar ingin 'bermain' dengan anakmu yang terpelajar itu," kata Sasuke. Sebelum semuanya tampak lebih buruk, Izumo dan Kotetsu segera menggiring Sasuke kemobil menuju kantor polisi.
*It's never too late*
Konoha High School, belakang sekolah.
"Ne Sakura, apakah ibumu sebaiknya pensiun saja dari kepolisian? Kebanyakan penjahat itu sekarang mengincar anak dari polisi yang menangkapnya lho.." kata Ino seraya memainkan sumpitnya.
"Memangnya apa yang akan terjadi? Lagipula, jika Ibu pensiun tidak akan ada orang yang menjamin kehidupan kami nanti," kata Sakura menunduk. Diantara mereka bertiga, Sakura-lah yang bisa dibilang paling menyedihkan hidupnya. Ibunya bercerai dengan ayahnya tepat dua tahun yang lalu. Sekarang mereka tidak memiliki siapa-siapa lagi.
"Ibumu bisa bekerja dikantor Tou-san," kata Ino. Ino Yamanaka -putri tunggal dari Yamanaka Inochi, direktur di Yamanaka Corp. Ibunya telah meninggal sejak Ino kelas lima SD. Hidupnya jauh lebih baik daripada Sakura.
"Gomen, tapi Okaa-san memang tidak pernah bisa akrab dengan yang namanya investasi, ataupun menjadi karyawan. Okaa-san tidak akan betah jika harus berjam-jam didepan komputer." Jelas Sakura.
"Ibumu bisa jadi designer di butik Tou-san," Hinata menambahkan. Hyuuga Hinata, anak pertama dari dua orang bersaudara, putri dari Hyuuga Hiashi pengusaha butik di Konoha. Dan kulitas dari butik merekalah yang terbaik.
"Ayolah Ino, Hinata. Aku tau kalau hidup kami masih serba kekurangan, tapi aku tidak mau kalau kami mendapatkan uang banyak itu hasil dari mengemis," kata Sakura menunduk membuat kedua temannya tersentak kaget. Benar. Apa yang barusan mereka lakukan secara tidak sengaja telah menganggap keluarganya sebagai pengemis.
"Gomenne, Sakura." Kata Hinata dan Ino bersamaan. Senyuman tipis mulai terukir dibibirnya.
"Aku percaya... kalau Okaa-san sudah melakukan yang terbaik buatku. Dan aku juga harus melakukan hal yang sama." Kata Sakura tersenyum.
"Ne, bagaimana kalau pulang bareng? Kebetulan aku tidak ingin dijemput supir," kata Ino diiringi anggukan oleh Hinata.
"Gomen... aku harus ke kantor polisi menjumpai Okaa-san." Kata Sakura. Ino dan Hinata hanya mengangguk pasrah.
"Cepat habiskan bento kalian, sebentar lagi mau bell lho," kata Sakura melihat jam tangannya.
"Hyaaaaa! Gara-gara bicarakan yang aneh-aneh aku lupa memakan bentokuuuu~!"
O.-.O
Draaaak!
Pintu tahanan dibuka dan tahanan didorong paksa memasuki ruangan itu. Setelah mendengar suara pintu ditutup, dia duduk disudut ruangan dengan seringaian khas dibibirnya.
'Aku tidak akan lama disini,' pikirnya. Tak lama kemudian dia melihat seorang gadis yang kira-kira seusia dengannya masuk ke kantor dengan wajah girang. Rambut raven soft pink dengan mata berwarna emerald. Kombinasi yang bagus untuk seorang gadis.
"Ara, Sakura-chan? Ibumu ada didalam sedang istirahat." Salah satu bawahan Ibunya menyapanya dengan ramah.
"Aah, arigato Shizune nee-chan," kata Sakura tersenyum riang kemudian meninggalkan Shizune. Dia melewati beberapa sel penjara tersebut. Dan mereka bertemu. Mata onyx yang memukau itu melihat mata emerald milik Sakura dengan sangat lembut. Sasuke, terus melihat Sakura dan berhasil membuat Sakura salah tingkah. Karena malu, dia meninggalkan sel tahanan tersebut. Namun dia terngat akan kata-kata Ibunya.
'Jangan pernah mempercayai orang yang ada di sel tahanan' aaah, ternyata ada gunanya juga dia mendengar ceramah Ibunya. Dia berjalan terus hingga menemukan ruangan Ibunya. Dengan pelan dia mengetuk pintu itu, setelah mendengar jawaban dari Ibunya, dia masuk dan mendekati Ibunya.
"Okaa-san.." panggil Sakura. Ditangannya sudah ada dua buah plastik makanan untuk mereka berdua. Tsunade hanya tersenyum simpul.
"Ne Sakura, tolong berikan lembaran ini kepada Shizune. Dan katakan padanya untuk menghubungi kepolisian yang lain kalau Uchia Sasuke sudah tertangkap," kata Tsunade seraya memberikan beberapa lembar kertas kepada Sakura. Mengangguk, dia mulai berjalan menuju pintu luar. Dia berjalan melewati sel tahanan tadi. Dan siapa sangka ternyata Sakura tidak melihat pemuda tampan tadi.
"Apakah aku hanya berhalusinasi tentang lelaki yang tadi aku lihat, ya?" tanya Sakura pada dirinya sendiri. Dia hanya menggelengkan kepalanya dan berjalan menuju kekursi Shizune.
"Um... Shizune-nee, Okaa-san menuruhku untuk menyerahkan lembaran ini, dan katakan kepada kepoisian lain kalau Uchia Sasuke sudah ditangkap," ucap Sakura namun tidak digubris samasekali oleh lawan bicaranya, Shizune. Merasa penasaran, Sakura mendekati kursi Shizune-yang daritadi membelakangi Sakura.
"Shizune-nee-KYAAAAAAAAAAA!" suara Sakura yang melengking terdengar diseluruh ruangan.
"SAKURA!" Tsunade yang langsung panik dengan segera pergi kearah dimana asal suara Sakura tadi.
Kembali ke Sakura, matanya terbelalak ngeri dan mundur beberapa setelah melihat Shizune yang ambruk dari kursinya, dan terlihat jelas bahwa pisau telah menancap ditubuh bagian belakangnya.
"Shi-shizu-mpft!" kata-katannya terhenti sejenak dikarenakan seseorang telah membungkam mulutnya dari belakang. Sakura bergidik ngeri keika nafas orang itu berhembus pelan ditengkuknya.
"Hey manis, kita bertemu lagi..." desah orang itu membuat mata Sakura terbelalak. Siapa itu? Mendengar suaranya saja baru kali ini, apalagi bertemu? Pelan-pelan Sakura melihat kebelakang, terlihat disitu rambut raven berwarna biru kehitaman dengan sepasang mata onyx yang memukau tengah tersenyum tipis kearahnya.
'jadi... tadi itu bukanlah halusinasi?' batin Sakura. Kini dia hampir tidak memikirkan pembunuhan tadi. Kini dia malah berdebar-debar gak menentu. Sasuke yang tidak mau menyia-nyiakan kesempatan emas ini langsung menggerakkan tangannya turun dan menyusup kedalam baju Sakura dan meraba bagian perutnya.
"Mmmmhhh..." desahnya dicampur berontak. Sasuke semakin senang mendengar desahan Sakura. Kemudian dia menggerakkan tangannya menuju bukit Sakura yang baru tumbuh dan meremasnya lembut hingga membuat Sakura mengerang lebih kuat.
'sial! Seharusnya aku tadi memakai bra! Ught!' batin Sakura yang merasakan kalau dadanya kini sudah tegang dan Sasuke tak henti-hentinya memainkan ujung dadanya yang semakin tegang dengan jempolnya.
"Aahahaha... keluarkan desahan manismu itu, cantik~!" kata Sasuke menggoda. Ekor matanya melirik Sakura yang sedang menutup matanya; tak kuat menahan semua kenikmatan yang diberikan Sasuke.
"Hhhhh..." desah Sakura nikmat walaupun secara logika dia harus menyelamtkan diri, tapi tubuhnya menginginkan Sasuke-orang yang baru dia kenal untuk menyentuhnya lebih.
"Hhhh.. kau menikmatinya, eh?" desah Sasuke. Tangan kanannya tetap membungkam mulut Sakura sementara tangan kirinya mulai memasuki rok Sakura. Dia menyelipkan jarinya ke panties Sakura dan mulai meraba daerah terdalam dirinya, dan itu berhasil membuat Sakura mengerang keras dan mulai menggerakkan kakinya namun Sasuke mulai memasukkan jarinya ke bagian terdalam sakura.
"MMMHHHHH!" Sakura terbelalak kaget saat benda kecil itu masuk dan bermain di 'inner thigh' nya. Sasuke yang mendengarkan langkah kaki dan suara Tsunade langsung membawa Sakura bersembunyi.
"Mfffhhh!" teriak Sakura berharap Ibunya dapat mendengarnya, namun usahanya sia-sia. Sasuke langsung membawanya ketempat lain.
"Sakura!" Tsunade datang dengan wajah panik. Siapa sangka kalau ketua kepolisian mampu memasang wajah paniknya ketika anak kesayangannya tidak ada ditempat.
"Hey, Sakura! Dimana kamu?" teriak Tsunade panik. Matanya terbelalak melihat Shizune sudah tergeletak tak sadarkan diri.
"Taicho! Uchia Sasuke tidak ada ditmpat! mungkin- eeh? Shizune-san?" Izumo dan Kotetsu langsung mengangkat tubuh Shizune.
"Bawa dia kerumah sakit. Nyawanya mungkin masih bisa tertolong," jawab Tsunade dengan wajahnya yang panik.
'aku harus menemukan Sakura.' Ucapnya.
.-.
"Apaaahhh... maumuhhnnn..." Sakura yang masih mendapatkan treatment dari Sasuke mulai sadar dari lamunannya. Bukan nafsu yang dibutuhkan, tapi dia harus segera menemukan ibunya, Tsunade.
"Hhhh... hanya memberikan beberpa kenikmatan untuk gadis canik sepertimu," ucap Sasuke. Kini dia telah melepas tangan Sakura, namun tangan kanannya mengarahkan pisau kecil kearah Sakura.
""Kau... iblis! Aaahh..." desahnya dicampur oleh kemarahannya. Sasuke tidak memperdulikan perkataan Sakura kini turun untuk menyingkap rok Sakura. Dia mendekatkan wajahnya kearah 'bibir bawah' Sakura, kemudian memasukkan lidahnya kedalam.
"Errrrrggghhhhh!" erangan Sakura semakin menjadi-jadi. Sasuke, mulai memainkan pisaunya dengan cara menggesek-gesekkan ujungnya ke paha Sakura.
"Jika kau berteriak, bagian terindahmu akan hancur tidak berbentuk," ancam Sasuke. Gadis itu hanya bergidik ngeri, dia bisa merasakan darah keluar dari pahanya akibat gesekan pisau kecil tadi. Sasuke tampak menikmati permainannya, terlihat dari lidahnya semakin cepat bergerak mengaduk-aduk bagian intim Sakura, sesekali dia menggigit kecil clitoris yang enegang itu hingga dia merasakan sesuatu yang cair merembes keluar.
"Aaaaahhhh..." dia menjerit keras. Sakura kelelahan dan mulai melemas. Sasuke, yang tetap acuh dengan aksi Sakura mulai memasukkan tiga jari dalam bagian intim Sakura. Keluar masuk hingga Sakura climax untuk yang kedua kalinya. Menyeringai tajam, Sasuke berniat meminum cairan itu tapi-
"JAUHKAN TANGAN KOTORMU DARI ANAKKU!"
"Okaa... san..." mata emerald itu terbelalak lebar.
~~~TBC~~~
Gomen kalau masih OOC m(_ _)m Shicchi bakalan cepat meng-update fic nya. Yosh review yaw!