Naruto belong to Masashi Kishimoto

Sex Slave Hinata [Fill Me] belong to Xaxa-sama

.

Naruto x Hinata x OC

.

Hinata suka saat lubangnya penuh. Dan Naruto juga suka melihat lubang istrinya dipenuhi

.

Lemon content, explicit language, dirty talk, gangbang

.

Enjoy your meal, folks!

.

Hinata mendesah kala batang gemuk di dalam tubuhnya menggenjotnya keras hingga membuatnya tersentak-sentak di ranjang. Menggesek dinding dalamnya yang sudah basah karena pelepasan beberapa pria yang terus menghujam titik nikmatnya. Lubangnya terus berdenyut dan terus mencoba untuk menghisap penis-penis mereka. Klitoris nya sudah sangat merah dan membengkak terus di gesekkan kasar oleh tangan-tangan liar yang meraba tubuhnya.

"Lagi..." napasnya terengah-engah selagi laki-laki di belakangnya menggenjotnya masuk dengan keras dan cepat hingga menimbulkan suara tamparan antar kulit memenuhi kamar.

Hinata kehilangan akalnya karena sensasinya beberapa saat, ia menutup matanya dan fokus merasakan dalam-dalam ketika sedang dipenuhi. Penis yang menghujamnya seolah makin membesar dan mengeras di dalamnya, meregangkan dinding vaginanya makin lebar.

Hinata merasakan sesuatu menyodok mulutnya. Rasa pahit dari precum menyapa lidahnya lebih dulu. Ia mengerang dan mulai menggulum penis panjang yang makin keras tiap ia menjilat. Hinata bisa merasakan laki-laki didepannya mencengkram wajahnya dan memerkosa mulutnya sampai ke pangkal tenggorokan.

"Kau sangat pandai melayaniku... ugh~" laki-laki dihadapannya terus memaju mundurkan tubuhnya kasar. Desahan Hinata tertahan karena laki-laki itu terus mengisi mulutnya penuh.

Rambutnya dijambak dari belakang seiring gerakan laki-laki dibelakang nya bertambah cepat.

Geraman dari belakang dan gesekannya makin licin hingga akhirnya sampai ke pelepasan. "Fuck fuck fuck!" umpat laki-laki dibelakangnya dan terus mengisi penuh lubang Hinata. Ia kemudian menarik penisnya perlahan dan Hinata bisa merasakan cairan hangat merembes dari lubangnya hingga ke paha.

Geraman lain terdengar dari laki-laki di depannya sebelum akhirnya merasakan pelepasannya di mulut Hinata. Dengan lahap, wanita itu menelan habis cairannya dan menjiat sisa-sisa likuid putih dari batang panjang di depannya.

"Aaaghh..." Hinata sontak menjerit kala penis lain memasuki lubang bawahnya dengan keras. Dada nya bergoyang seiring dengan gerakan laki-laki dibelakangnya. Mulutnya merengek kecil ketika laki-laki dibelakangnya menggosok klitoris nya dengan kasar. Menamparnya berulangkali hingga jus nya menyemprot dalam jumlah yang banyak.

"Aahhh.. ahh! Mmnhh..."

Sebuah penis lain menepuk-nepuk kedua pipinya bersamaan. Dua penis yang berdiri tegak dengan bangga sudah menunggu di depan, ujungnya sudah dibanjiri dengan precum.

Satu di mulut, sedangkan yang lain dielus cepat oleh tangan kanannya. Tangan kiri Hinata yang menyangga tubuhnya terus bergetar dan pasti jatuh dijika saja tidak ditahan laki-laki dibelakangnya.

Tiba-tiba, penis dimulutnya ditarik cepat. Menimbulkan jejak saliva yang panjang terhubung ke mulutnya. Desahan Hinata terdengar lagi ketika mulutnya kembali kosong.

"Such a good cockslut," laki-laki yang menghujam dibelakangnya mulai melancarkan kata-kata kotor yang makin membuat Hinata terangsang.

Dari sudut matanya, ia bisa melihat Naruto duduk bersandar sambil menyangga kepalanya. Wajahnya tak menunjukan ekspresi apa pun, tapi Hinata tahu, Naruto sangat terangsang melihat dirinya dipenuhi oleh tiga laki-laki asing yang ia sendiri tidak tahu darimana Naruto mendapatkannya.

"Mmmhh.. yess yeahhh! Fuckk!" desah Hinata mencoba memancing suaminya agar ikut bergabung.

Naruto tetap diam menonton, tidak bergerak sama sekali.

Hujaman bagian utara dan selatan tubuhnya makin cepat. Matanya sudah bergulir ke belakang merasa nikmat. Namun sayang, dua laki-laki yang mengisinya menarik penis nya keluar. Hinata merasa kosong saat ini. ia mendesah kecewa dan marah.

"Katakan, apa yang kau inginkan?" tanya laki-laki disampingnya sambil memutar-mutar puting kanannya. Sementara klitorisnya digesek keras oleh jari lain dari laki-laki sebelah kirinya.

"Aah! Peniss! Aku mau ituu! Hyyaa.. berikan ituu!" napasnya terpotong-potong. "Isi aku! Isi aku dengan spermamu! Fuck me until I can't walk! Please, PLEASE! AAGHHNN!"

Lututnya mati rasa saat laki-laki dibelakangnya menggenjotnya tanpa ampun. Hinata menjulurkan lidahnya kala dua tangan laki-laki dibelakangnya memainkan klitoris dan analnya bersamaan.

Dua laki-laki didepannya menggosok miliknya sendiri dan siap menembakkan isinya ke dalam mulut Hinata yang sukarela terbuka.

Setelah salah satu laki-laki di depannya mencapai pelepasannya, ia langsung menyodok mulut Hinata kasar dan memaju mundurkan pinggulnya keras.

"Fuck! Mulutmu dibuat untuk menghisap penis, heh?"

Saliva wanita indigo itu mengalir melalui dagunya. Ia tertawa saat mendengar ucapan laki-laki itu.

"Tubuhnya lahir untuk melayani penis. Ugghh!" laki-laki dibelakangnya merespon perkataan sebelumnya. Masih menggetarkan tiga titik bawah milik Hinata.

Naruto masih bergeming menatap istrinya yang tampak putus asa dipermainkan. Bibirnya membentuk seringai melihat betapa seksinya kala cahaya lampu terpantul dari tubuh Hinata yang penuh keringat dan sperma. Sangat erotis.

"Katakan lagi, kau mau apa, hmm?"

"Perkosa aku dalam-dalam, mau penismu –ahh ahhh– ingin milikmu menggesek vagina ku, mau semen mu menyemprot –AHHH SSHHH YESS!" ucapannya terpotong desahan ketika dua lidah menyerang klitorisnya bersamaan dari bawah.

Hinata menggigit bibir bawahnya menahan desahan yang mungkin akan terlalu kencang. "Pelacur! Keluarkan saja suaramu!"

"AHHH AHH DEEPER! Yes yes yes yes yesss nghhh...!" Hinata menangis nikmat saat serangan-serangan itu menyerangnya bersamaan.

Tubuh Hinata mennggelinjang hebat ketika laki-laki dibelakangnya memuntahkan kembali cairannya. Jus milik Hinata sendiri lagi-lagi menerobos pertahanannya hingga jus nya dilahap habis oleh dua laki-laki dibawahnya.

"Apa kau bisa dimasuki sekaligus?" salah satu laki-laki asing itu bertanya, tangannya mengelus paha Hinata hingga membuatnya merinding. Hinata melolong keras, membayangkan penis-penis besar itu menggesek dan mengisi tubuhnya.

"Mmhh iyaa..." racau Hinata berusaha membangkitkan dirinya lagi dan menaikkan bokong sintalnya. Memamerkan dua lubangnya yang memerah sensitif, terutama lubang vagina nya.

"Dasar maniak penis. Kau ingin milik kita memasukimu, kan?"

"Yesss~ I want your big cock to fill me pleaseee..."

Salah satu laki-laki menggodanya sambil menampar vagina nya cepat. Hinata tertawa keenakan sambil menjerit keras. "Pleaseee~"

Lubang analnya sedang diregangkan oleh dua jari yang berbeda. "Kau harus lihat lubangmu sendiri. So fucking good!"

Lubangnya masih belum dimasuki. Hinata kemudian menggoda tiga laki-laki yang sudah dibelakangnya itu dengan cara menggoyangkan pantatnya. Menamparnya berkali-kali hingga bekasnya tercetak dikeduanya.

Dua jari kiri Hinata kemudian membuka liang basah vagina nya, sementara jari tangan yang lain menyodok lubangnya sendiri dan mendesah nikmat.

"I need your big cocks to fill me up~" godanya terus menggoyangkan bokongnya.

Dua laki-laki lain yang belum cukup merasakan liang Hinata langsung mengincar meraih posisi. Sedangkan laki-laki yang tadi baru bermain di lubang Hinata hanya terkekeh sambil menarik-narik dua puting Hinata yang menggantung dari depan.

Hinata kemudian membiarkan dirinya ditarik lalu mengangkangi salah satu laki-laki yang akan dibawahnya. Sementara laki-laki yang akan diatasnya mulai menyelundupkan ujung penisnya ke lubang analnya yang sudah merekah.

Mereka terdiam sejenak, membiarkan Hinata beradaptasi dengan dua penis yang mengisi penuh vagina dan anal nya.

"Play with my tities, please! Suck them too~" pinta Hinata sudah mulai putus asa.

Laki-laki dibawahnya kemudian meremas kedua dadanya ganas dan menyedot kedua putingnya rakus. Sesekali menamparnya hingga memerah.

"Ohhh~ susumu bocor, sayang~" rasa geli dan nikmat menderanya ketika lidah laki-laki dibawahnya menghisap air susunya yang keluar.

Hinata menjambak rambut laki-laki dibawahnya ketika dua penis dibelakangnya mulai bergerak liar.

Laki-laki didepannya sudah menyodorkan penisnya yang menegang. Hinata melahap penis tegang itu rakus dan bola matanya bergulir ke belakang.

Dua penis di belakangnya terus bergerak saling mengisi lubang. Jika yang di vagina sedang keluar, yang di anal akan masuk. Terus bergantian sampai Hinata selalu merasakan lubangnya penuh dan makin banjir semen.

Mereka menggenjotnya lagi, lagi, dan lagi. Bagian bawah Hinata sudah panas membaraa akibat gesekan tiada henti dari pagi. Dua laki-laki menusuknya dari belakang dan satu di depannya.

Hinata merasa sangat penuh, sangat dimanfaatkan, dan sangat terangsang ketika dirinya dijadikan cum dumpster, sebutan dari suaminya karena ia dijadikan tempat pembuangan sperma yang berkualitas.

Laki-laki didepannya keluar lebih dahulu. Sperma dan saliva Hinata meluncur bersamaan keluar dari bibir bengkaknya. Laki-laki itu kemudian tertawa menyaksikan pelacur montok itu sedang dianiaya dua kawannya.

"Look at your hole stretched around us. You're so tight."

"AAHH AHH HARDERR! FUCK! YES YES YES! AHHH! FUCK ME WITH YOUR MONSTROUS HUGE GOD COCK! FUCK!"

Tak berlangsung lama lagi, dua laki-laki dibelakangnya melepaskan semennya bersamaan. Visi Hinata langsung memutih begitu dua penis itu menyemprotkan cairannya deras ke dalam dua lubangnya.

Perutnya sudah membengkak terisi banyak sperma, baik dari rahim atau pun dari ususnya.

"That's it. Take all our cum, you cum slut."

Hinata merengek dan mengambil napasnya dalam-dalam. Perutnya berat dan pikirannya sudah kacau. Rahangnya nyeri dan lubangnya terasa hancur.

Ia merasakan dua laki-laki tadi menjauhinya, kemudian ketiganya meninggalkan kamar hingga yang tersisa hanya Naruto yang sudah bangkit dari duduknya.

Naruto tidak mengatakan apa pun, ia hanya menyodorkan penis nya lagi ke mulut istrinya. Hinata membuka mulutnya dan membiarkan Naruto bergerak sendiri sampai batang raksasa suaminya menonjok pangkal tenggorokannya. Enam menit kemudian, mulutnya dipenuhi lagi rasa pahit yang sangat Hinata sukai, rasa pahit milik suaminya.

"Berapa banyak?" tanya Hinata serak sambil membaringkan dirinya lemas.

Naruto bergumam. "Enam belas," salah satu tangan Naruto mendekati bibir Hinata yang memerah. "Enam dimulut," tangannya menuruni tubuh Hinata dan sempat melingkari puting kirinya.

"tiga disini," lanjut Naruto memijat lubang berkerut Hinata, "dan tujuh di sini." Naruto kemudian langsung melesakkan empat jarinya sekaligus masuk ke vagina Hinata.

"Longgar..." gumamnya pelan.

Naruto kemudian menenggelamkan wajahnya di antara paha Hinata. Ia menekan lidahnya ke klitoris bengkak di depannya. Campuran semen dari tiga laki-laki tadi berangsur-angsur keluar ketika klitoris Hinata dirangsang kembali.

"Naruto, please~" Hinata mendesah kembali ketika suaranya sudah kembali. "Naruto, cukup. Aku ingin kau di dalam."

Naruto menggigit dan menarik klitoris Hinata untuk yang terakhir kalinya sebelum akhirnya ia memasukkan batang raksasanya dengan mudah.

Hinata menarik Naruto mendekatinya dan mereka berciuman sebentar. "Fuck me." Gumam Hinata menjambak rambut Naruto.

Naruto mengangguk dan mendorong pinggulnya sambil mengerang, mudah masuk tapi tetap meremas batangnya. Suara-suara becek dan memenuhi ruangan. Hinata hanya mendesah kosong karena sudah tak kuat lagi.

"N-naruto..." Hinata hanya kuat memanggil nama suaminya saat ini.

"Hinata."

"Fuck, yes. Your thick cock fills me up so good –ahhh Narutoo!"

Naruto kemudian mengeluarkan pelepasannya yang sejak tadi ditahan. Semburannya sangat banyak hingga puncah rahim Hinata.

Mereka berbaring bersama. Naruto memeluk Hinata yang kelelahan dan mengelus surainya. Hinata pun meringkuk ke arah Naruto dengan manja.

"Minggu depan mau berapa?"

"Mm? Lima?" jawab Hinata mengantuk. "Kita coba sampai 25 kali, bagaimana?"

"Tentu, sayang."

.

End

.

HIV/AIDS : Wayahe wayaheeee

awokwokwok