"Otou-sann, Okaa-sann, ternyata Chi menyukainya." Youhei berseru girang setelah berhasil memakaikan sebuah gelang kaki pada salah satu kaki Chi, dan hal ajaib berikutnya adalah respon baik dari sang kucing.
Miwa yang sedang memasak segera menolehkan kepala, alisnya menekuk dalam. "Tidak biasanya Chi menyukai aksesoris."
"Bagus Youhei!" Sambung Kento, ikut bergabung ke dalam percakapan.
Suara kerincingan terdengar saat Chi menggerakkan kaki.
Eh mainan ini bisa berbunyi. Otou-sann, Okaa-sann, Youheiii, ayooo mainn bersamaa.
Chii berlarian ke sana kemari, bunyi dari gelang membuatnya semakin bersemangat.
Youhei menghampiri Chi, mengangkatnya tinggi-tinggi lalu memeluknya.
"Senang kau menyukainya Chi." Ungkapnya.
Chi meronta tak sabar. Turunkan Chi, Youheii. Ayo kita mainnnn.
"Nyaaaan~!"
Seolah mengerti Youhei pun menurunkan Chi di atas sofa. Anak itu bergegas pergi ke kamar untuk mengambil kamera, bermaksud ingin memotret Chi dengan gelang barunya.
Ehhh, kenapa Youhei malah meninggalkan Chi. Youhei tidak ingin main dengan Chi,
"Nyaaaaa!"
Chi kembali mengeong sebagai isyarat agar Youhei datang dan mengajaknya bermain. Namun tidak ada tanggapan.
Raut kesal terpasang jelas diwajah kucing berbulu abu-abu itu. Tepat saat Youhei sudah kembali ke sana, Chi sudah tidak ada di tempatnya.
Youhei melemparkan pandangan ke seluruh ruangan, "Apa Okaa-saan melihat Chi?"
"Tidak Youhei, mungkin dia pergi bermain." Tanggap Miwa.
Youhei mendadak lesu "Baiklah, aku akan menunggu Chi pulang." Katanya dengan yakin.
Anklet
Disclaimer (c) Kanata Konami
'EBI tidak sesuai, dan segala kekurangan dalam Fic ini.'
Fic ini didedikasikan untuk partner tersayang himmedelweiss
.
Cuaca terasa cukup teduh, gumpalan awan menutupi langit menghalangi sinar matahari yang menyorot terik.
Chi berlari kecil menuju taman tempat bermain. Gelang masih terpasang, dari semua aksesoris–meski Chi menyebutnya mainan–yang pernah diberikan keluarga Yamada. Hanya benda ini yang Chi sukai.
Gelang itu berbeda dengan yang lain, tidak menyakitkan, dan tidak membuat gatal. Tetapi terasa nyaman.
"Eh apa itu?"
Chi mendekati sebuah plastik yang tergeletak satu meter di depan. Matanya semakin berbinar saat melihat sesuatu yang bergerak-gerak dari dalam plastik bening.
"Yeeeee! Chi menemukan ikannnn, waktunya makan." Chi bersiap untuk menerkam ikan dengan cakarnya.
"Chi, apa yang kau temu-" Kata-katanya menggantung di udara.
Tahu-tahu Chi memekik heboh, "COCCHI, LIHATLAH! CHI MENEMUKAN MAKANAN! HEHEHE."
Kucing putih belang hitam tampak tertarik.
Cocchi memicingkan mata, meneliti dengan serius. "Heh di mana kau menemukannya?"
"Di sini Cocchi, mari kita makan bersama." Ajak Chi dengan antusias.
Cocchi mengalihkan pandang, "Huh baiklah jika itu maumu, aku setuju."
Sekarang, keduanya sudah berada di posisi masing-masing. Sementara, di dalam plastik sang ikan bergerak-gerak gelisah karena keselamatannya mulai terancam.
Bagaikan slow motion waktu berjalan lambat, tetapi detik masih terus bergerak maju.
Satu
Dua
Ti-
GUK-GUK
Chi dan Cocchi terlonjak kaget, tatkala mendengar suara gonggongan yang berada tak jauh darinya.
Keduanya menoleh bersama dan mendapati seekor anjing berukuran besar yang sedang menatap nyalang mereka.
"Lari Chi! Kita harus lari!" Kata Cocchi memerintah. Tanpa menunggu lagi, keduanya segera berlari kencang.
Chi menengok ke belakang, masih tidak rela meninggalkan mangsa makan siang.
"Cocchi berhenti. Ikan Chi masih di sana! Berhenti Cocchi, kita harus mengambilnya!"
Cocchi berdecak kesal "Biarkan saja ikanmu itu! Nanti kita cari mangsa yang lain."
Chi mengerjapkan mata, "Ah, Cocchi benar. Chi mau mencari mangsa baruu. Yipeeee!"
Cocchi menaikkan alis, ternyata mudah sekali mengalihkan perhatian Chi. Bahkan tidak sampai semenit, Chi sudah langsung melupakan tentang ikan yang ia temukan tadi.
Setelah lelah berlari, kini mereka telah sampai di depan air mancur tempat mereka berkumpul.
Dengan penuh perjuangan Chi memanjat naik ke atas lingkaran air mancur.
Chi meminum air kolam, ekornya bergerak-gerak. "Chi capek tapi tadi seru kan, Cocchi?"
Cocchi menghentikan kegiatan meminum air, kepalanya terangkat sejenak. "Heh, biasa saja."
Chi memperhatikan keadaan taman yang sepi. Tidak ada burung yang bisa ia tangkap, tidak ada Ann dan Telly yang terkadang datang untuk bermain, dan tidak ada Kuroino serta kucing-kucing lain yang biasanya tidur di bawah pohon.
Chi berguling-guling gusar, "Hmmmm, ke mana yang lainnya? Chi bosannnn."
"Ann dan Telly tidak ke sini?" Chi memiringkan kepala ke kanan.
Kemudian berganti memiringkan kepalanya ke kiri, "Cocchi kau tau ke mana yang lain?"
"Tidak tahu." Balas Cocchi, terkesan tak acuh.
Chi bangkit berdiri dan melompat turun.
"Chi mau pulang, pasti Okaa-saan menyiapkan makanan yang enak. Dah Cocchi ~"
Chi meninggalkan Cocchi dengan tatapan heran yang tertuju pada sebuah benda berwarna perak.
Cocchi memungut gelang perak dengan mulutnya, "Dia memang selalu ceroboh."
Bunyi kerincingan kembali terdengar. Cocchi baru sadar bahwa suara yang mengikutinya berlari bersama Chi tadi, ternyata berasal dari sini.
.
"Myaaaaa~"
Chi pulang Otou-sann, Okaa-saan, Youhei.
Youhei muncul dari dapur dengan tangan membawa sepiring penuh potongan buah semangka.
Youhei menyapa dengan ramah, "Selamat datang kembali Chi."
"Wah, aku penasaran apa menu spesial hari ini." Sahut Kento.
Makannnn, Chii mau makann.
Miwa menata mangkuk dan piring di atas meja, "Terimakasih Youhei." Ia menerima piring buah yang Youhei sodorkan.
"Sama-sama Okaa-saan," Kata Youhei.
Chi memandangi satu per satu makanan yang tersaji di meja makan, matanya terpaku pada sepiring ikan segar.
Otou-sann, Okaa-saan. Berikan ikannya, Chii mau ikannn. Youheiiiii
"NYAAA, NYAAAA ~" Chii mengulurkan tangan berusaha menggapai piring berisi ikan.
Kento mengangkat Chi dan memangkunya. "Chi sudah tidak sabar ya?" Tanyanya.
Berikan ikannya, Chi laparrr.
Diam-diam Youhei berhasil mengambil foto Chi yang sedang berontak ingin di lepaskan. Lucu sekali ekspresinya.
Youhei menyipitkan mata, seperti ada yang kurang. Otaknya bekerja cepat mengingat hal yang sempat terlupa.
Oh! Gelangnya hilang.
Youhei menaruh kameranya. "Okaa-saan, gelang Chi tidak ada." Ujarnya menginterupsi.
Miwa dan Kento beralih tatap, sekarang seluruh atensi terpusat pada Chi.
"Mungkin terjatuh di jalan." Kata Miwa menduga.
Kento mengusap pelan kepala Chi, "Tidak apa Youhei, nanti Otou-sann belikan lagi." Ujarnya menenangkan. Senyum cerah merekah di wajah Youhei.
"NYAAAAA ~" Hadirnya seekor kucing lain, menambah keramaian di rumah keluarga Yamada.
Chi melompat dari pangkuan Kento, kaki mungilnya menghampiri Cocchi.
"Cocchi datang ke sini ingin bermain dengan Chi kan?" Chi tersenyum lebar.
Mata Cocchi menyipit, "Tidak, aku ingin mengembalikan mainanmu."
Cocchi meletakkan gelang perak di lantai rumah.
Chii menyentuh gelang itu dengan kakinya. "Ehhhh, jadi Cocchi yang menemukannya? Terimakasih."
Cocchi memasang raut bangga. "Kau baru tau aku hebat?"
Chi berseru keras. "Tidak-tidak, Chi lebih hebat."
Ketiga manusia tampak memperhatikan dengan fokus interaksi antara kedua kucing di sana. Keluarga Yamada kompak mengakui bahwa keduanya sangat manis!
Kento lebih dulu bersuara, "Baik sekali kucing ini, dia mengembalikan barang milik Chi."
Youhei mengangguk setuju. "Otou-sann, okaa-saan, bolehkah teman Chii ikut makan bersama?" Ia meminta persetujuan.
"Tentu saja Youhei, bawalah mereka masuk." Miwa tersenyum tulus. Kento dan Youhei sontak bersorak gembira.
Chi mengeong kencang. Yeayyyy, Chi makan bersama Cocchi.
Baik Chi ataupun Cocchi tidak sempat bereaksi saat tiba-tiba kaki mereka tidak lagi menapaki lantai.
Kento dan Youhei mengangkat Chi dan Cocchi lalu mendudukkan mereka bersisian di depan dua buah piring berisi ikan dan dua mangkuk susu segar.
"Selamat makan Cocchi," Ucap Chi bersemangat.
Cocchi tidak menoleh namun tetap menjawab. "Selamat makan."
Jika digambarkan dalam wujud manusia, seburat merah pasti muncul diwajah Cocchi.
Untuk pertama kalinya Chi merasakan makan bersama teman dan keluarga di rumahnya.
Dan merupakan hal pertama bagi Cocchi merasakan hangatnya keluarga. Meski hanya sederhana makan bersama.
.
.
.
FIN!
A/N : Selamat ulang tahun untuk partner collabku, partner bucinku, partner curhat dan segalanya.
Semoga kebaikan selalu bersamamu, semoga dipermudah untuk bahagia.
Maaf untuk hadiah sederhana ini, semoga Edel menyukainya ya XD /send virtual huggg.
Jujur kesan pertama pas nulis ini deg-degan takut ngaco, takut OOC tapi semoga aja engga. Kalau pun iya, kritik dan sarannya di persilahkan XD.
Maaf ya kalo engga panjang, atau idenya klise *nangis*
Salam Sayang, Strawberry Cheesecake.