YOU ARE NOT MY WIFE [ChanBaek GS]


xxx

Park Chanyeol

Byun Baekhyun

xxx

#ig : ddnoona #wattpad : dnoonaa #joylada : dnoona

xxx

[Mohon maaf, Typo bertebaran]

21.00
Tok.. tok.. tok

"Chanyeol? Apa kau ada di dalam, nak?"

"Iya~ masuk saja eomma"

Cklek

Pintu itu berdecit pelan. Memperlihatkan sang pemilik kamar yang sedang terdiam dalam temaramnya lampu tidur.

"Ayo makan malam dulu" ujar ibunya.

"Aku sedang tidak nafsu, eomma bisa keluar sekarang."

Satu syarat bahwa ia tidak ingin diganggu. Namun bukannya pergi meninggalkan anaknya, sang ibu mendekati anaknya yang sedang duduk menopang gitarnya tanpa niat untuk memainkan alat musik tersebut.

Beliau duduk di pinggir tempat tidur disamping anaknya.

Chanyeol masih sangat muda dan penuh dengan emosional jadi wajar kalau ia menolak keinginan ayahnya. Pikir ibunya

Kemudian dengan sayang ibunya menyisir surai pendek anaknya dengan sayang.

"Channie~ maafkan eomma, euhm?~"

Chanyeol menggeleng lemah.

"Tidak ada yang perlu dimaafkan eomma, aku sudah tau sejak awal akan begini."

"Eomma paham alasanmu menolak perjodohan ini tapi bertengkar dengan appamu tidak akan membuahkan hasil. Sebaiknya kau mengalah saja, ya~"

"Hhmmm.."

"Chanyeol~ lihat eomma"

Perlahan Chanyeol menegakkan kepalanya. Dengan tatapan sendu ditatapnya wajah ibunya yang tak kalah sedih.

"Demi eomma~ jangan bertengkar lagi dengan appamu. Eum?"

tidak ada jawaban

"Eomma mohon, Chanyeol. Hiks... Hiks.."

"Kalau kau terus begini siapa yang akan memerdulikan perasaan eomma? Kalian sama kerasnya lalu perlahan kalian melukai satu sama lain dan orang-orang disekitar kalian. Termasuk eomma~ hiks~"

Chanyeol langsung memeluk ibunya. Meredam seluruh kesedihan ibunya dalam dekapannya.

Sejujurnya tidak suka melihat ibunya terluka seperti ini. Cukup ayahnya, jangan dia yang menjadi penyebab kesedihan ibunya ini.

"Eomma~ sudah ya.. jangan menangis~" ujar Chanyeol sambil memeluk ibunya.

"Hiks.. hiks.. eomma hanya tidak ingin kau bertengar lagi dengan appamu. Hiks~ Eomma mohon sekali saja turuti keinginannya. Eomma mohon Channie~" ujar ibunya sesegukkan sembari merapatkan kedua tangannya, memohon pada Chanyeol.

"Sudah eomma~ jangan memohon seperti ini. Iya~ iya~ demi eomma, demi appa dan perusahaan ini. Aku akan melakukan perjodohan ini."

"B...benarkah?"

"Iya~ karna aku juga tidak ingin eomma menangis lagi seperti ini. Tolong jangan memohon lagi seperti tadi padaku"

Dengan senyum yang berbinar, ibunya menghapus air matanya.

"Keure.. eomma tidak akan menangis lagi tapi kau harus berjanji?"

"He'mm.. aku berjanji" ujar Chanyeol sembari menganggukan kepala.

Dulu Chanyeol belajar sebagai mahasiswa Management and Bussiness. Namun karena rendahnya minat Chanyeol dalan berbisnis membuatnya menekuni hobinya.

Seperti saat ini banyak orang yang mengenal Chanyeol sebagai musisi, penyanyi, dan komposer lagu.

Kemahirannya dalam memainkan musik, bernyanyi, dan menciptakan lagu menjadi awal popularirasnya di tanah air. Namun, akibat lemahnya perusahaan dan anjloknya nilai saham ayahnya yang memaksa Chanyeol untuk menikah dengan pewaris "Byun Group". Byun Baekhyun.

Dan selama seminggu ini Chanyeol terlibat dalam adu mulut dengan ayahnya memperdebatkan tentang merger perusahaan, menyerahan jabatan presiden direktur dan rencana pernikahan ini. Tentu hal itu membuat keadaan di rumah mereka menjadi tidak nyaman.

Tetapi berkat permintaan ibunya inilah, Chanyeol sudah mulai menjalankan perusahaan. Untuk permulaan tuan Park tidak melepaskan seluruh tanggung jawab kepada Chanyeol. Ia memposisikan Chanyeol sebagai Direktur untuk melatih kembali keahlian Chanyeol dibidang bisnis.

Senin, 7 oktober 2108
Park Corporation

"Nona Luhan, tolong siapkan semua berkas-berkas untuk meeting direksi hari ini."

"Baik sajangnim."

"Oh iya nona Luhan, bisa Anda kosongkan jadwalku untuk satu minggu kedepan?"

"Ugh? satu minggu sajangnim?"

"Iya. tolong."

"Hhm.. baik sajangnim."

13.00

Waktunya istirahat sudah selesai tetapi Chanyeol belum juga istirahat.

tok... tok.. tok...

"Iya~ masuk"

"Sajangnim?"

"Ehm~"

Chanyeol menyahuti dengan santai sembari menyelesaikan berkas-berkas-berkasnya tanpa mengalihkan atensinya.

"Hmm.. Hmm... Sajangnim, apa sajangnim tidak ingin istirahat?"

Itu Luhan, Sekretarisnya

"Tidak perlu"

"hhm.. atau saya buatkan kopi?" Ujarnya ragu.

"Ehm.. baiklah.. tanpa gula"

Mendapatkan tanggapan dari atasannya. luhan tersyum gembira.

"Baik sajangnim, saya permisi"

Luhan pun undur diri menuju pantri.

10 menit kemudian,

Luhan kembali dengan secangkir kopi di nampan.

"Ini kopinya sajangnim." segaris senyum terukir dibibirnya yang mungil.

"Hmm~"

Namun, Chanyeol tetap tidak mengalihkan perhatiannya dari tumpukan berkas-berkas itu.

Merasa diaccuhkan, Luhan segera meletakkan kopi tersebut dan mencoba membuka pembicaraan diantara mereka.

"Ehmm... sajangnim? apa boleh saya bertanya?"

"Silahkan"

"Selama seminggu ke depan sajangnim mau kemana?" Ujar Luhan ragu.

Sebenarnya ini adalah hal privasi tetapi mengetahui bahwa atasannya baru seminggu bekerja di perusahaan membuatnya dirundung rasa penasan.

Hening. Kemudian Chanyeol menatapnya dengan tatapan mengintimidasi.

Luhan cukup payah untuk menghadapi reaksi yang diberikan Chanyeol kepadanya. Sampai-sampai kakinya merasa waspada untuk mundur beberapa langkah

"Apa aku harus selalu mengatakan semuanya padamu?"

"Eugh... i.. itu..."

Tidak. Kau boleh melakukan apapun. Ini perusahaanmu dan kau punya hak atas itu.

"T... t... tidak sajangnim"

"Kalau begitu keluarlah nona Luhan. Aku sedang tidak ingin diganggu" ujarnya tegas.

"A.. ah.. maaf kan saya sajangnim. Baiklah saya keluar"

Luhan pun berbalik menuju pintu keluar. Namun, saat Luhan hendak keluar ruangan Chanyeol mengintrupsinya.

"Tunggu nona Luhan!"

"I.. iya~ sajangnim?"

"Hmm~ Maaf kan aku atas ucapanku barusan "

"Ehmm... tidak apa-apa sajangnim. saya juga minta maaf." Ujar Luhan sembari menunduk takut.

"Baiklah kau bisa pergi."

"Baik sajangnim~"

18.00
Di kediaman keluarga Park

Chanyeol baru saja tiba di rumah. Lalu ia pergi menuju kamarnya untuk beristirahat.

Namun ibunya datang dari balik pintu.

"Chanyeol~ bagaimana harimu di kantor?"

Eomma selalu bertanya seperti itu setiap hari.

"Ehmm.. baik eomma~"

"Oh iya~ malam ini nyonya byun meminta kalian untuk makan malam bersama. Hitung-hitung perkenalan, apa kau memiliki waktu malam ini?"

"A.. ku~ ada sepertinya..."

Kalau aku menolak, eomma pasti berpikir aku masih mempersoalkan masalah tempo hari.

"Hm... baiklah eomma. nanti malam aku akan datang."

"Baiklah. eomma akan siapkan jasmu. cepat mandi ya~"

"Hmmm.. baiklah.." Chanyeol menjawabnya dengan senyuman pahit.

Jelas ini bukan keinginannya. Menikah dengan seseorang yang belum dikenalnya dan akan menua bersama orang itu.

Memikirkan bahwa pernikahan ini bisa saja diwarnai sandiwara atas nama perusahaan dan berakhir karena selesainya kontrak perjanjian bisnis kedua orang tua membuat Chanyeol kecewkahan yang seperti itu yang diinginkannya.

Ya, ini semua hanya demi eomma