FANFICTION

:

Official Taufiq879 Fanfiction

:

Uzumaki Destiny

:

Bab 1

Sebuah Tragedi

:

Disclaimer : Naruto Masashi Kishimoto

Genre Utama : Adventure & Friendship

Karakter Utama : Boruto & Sarada

:

Rate : T

Warning : Kemungkinan menjadi OOC, Typo kemungkinan ada, Canon, Akan ada beberapa perbedaan yang menyimpang dari seri aslinya, dan OC pasti ada.

:

==::[][][][]::==

:

:

:

Perhatian : Cerita ini akan memiliki beberapa konflik sebelum mencapai konflik utama. Cerita ini tidak akan tamat dalam beberapa chapter. Jadi, mohon perhatian dan dukungannya terhadap perkembangan Cerita ini selanjutnya.

Ada beberapa point yang harus diperhatikan

ada kesamaan nama tokoh, peristiwa, aspek, mohon di maklumi karena ini adalah Fanfiction.

nama tokoh adalah hal yang wajar di sini.

/Jalan cerita adalah milik pemikiran saya sendiri dan jika ada pemberi saran berarti milik ia juga. Dan Cerita ini mengambil latar waktu setelah Film Boruto The Movie. Untuk tokoh-tokoh, akan di ambil dari serial Boruto : Naruto The Next Generation. Akan ada juga fakta-fakta yang mungkin tidak ada di serial aslinya.

ada beberapa kesamaan mohon di maklumi.

kebijakan Pembaca selama membaca cerita ini.

dalam cerita ternyata ada kesamaan dengan cerita lain, mungkin itu adalah sesuatu yang tak disengaja. Yang jelas ini bukan fanfic plagiat dari author lain.

memang terdapat kesamaan dengan cerita lain, kembali ke point 6.

author terlalu banyak bicara di chapter ini, mohon di maafkan.

kasih

Sekian dari Saya, Author Taufiq879

:

:

:

Selamat Membaca

:

:

:

Beberapa bulan yang lalu, terjadi sebuah insiden. Salah satu keturunan klan Otsutsuki menyerang desa untuk menangkap jinchuriki Kyubi—Naruto Uzumaki. Tragedi yang terjadi itu bertepatan dengan di gelarnya ujian Chunin. Akibatnya, banyak penonton yang terluka dan bangunan di sekitar stadium itu pun rusak. Stadium sendiri pun mengalami kerusakan total. Beruntung tak ada korban jiwa dalam penyerangan kala itu.

Beberapa bulan setelah setelah insiden penyerangan yang di lakukan oleh keturunan Otsutsuki tersebut, kehidupan warga desa Konoha mulai kembali lancar dan normal. Warga desa sudah melupakan semua hal buruk yang terjadi pada saat itu. Mereka pun bersyukur karena sang Hokage ketujuh berhasil selamat.

Namun, pembangunan Stadium yang di gunakan untuk melakukan Ujian Chunin tentu masih belum selesai. Sang Hokage, Uzumaki Naruto juga telah melarang pembuatan senjata Ilmiah ninja di Konoha dan bahkan, cetak biru rancangan dari alat itu dan semua purwarupanya telah di hancurkan oleh Anbu yang langsung di awasi oleh Naruto dan Sasuke Serta Kakashi.

Untuk mencegah pembuatan senjata secara diam-diam oleh mantan ilmuwan yang membantu pembuatan alat ilmiah ninja tersebut, Para anggota Divisi khusus yang beranggotakan klan Yamanaka memakai jutsu mereka untuk menghapus ingatan-ingatan para ilmuwan itu. Semua ini di lakukan agar alat tersebut tidak di salah gunakan untuk kepentingan orang jahat yang rela membayar berapa pun demi alat itu. Sebab di tangan orang yang salah, alat itu mampu menghancurkan peradaban Shinobi.

Semenjak kejadian penyerangan itu, pekerjaan Naruto semakin berat terutama mengurusi dokumen-dokumen peserta ujian Chunin yang terpaksa dibatalkan sementara waktu hingga keadaan kembali normal. Selain itu karena Konoha sebagai tuan rumah tempat penyelenggaraan ujian Chunin tersebut, mereka harus bertanggung jawab dengan para penonton dari luar desa yang terluka.

Semenjak saat itu juga, penjagaan di negara api semakin di perketat selama keadaan desa di pulihkan. Di beberapa titik di hutan negara api di bangun pos-pos penjagaan Anbu Konoha untuk bisa melindungi desa-desa kecil yang tersebar di seluruh negara api.

Sistem Kekai pun mulai di perkuat agar tidak ada satu orang pun yang bisa menyusup ke Konoha tanpa ketahuan. Dengan adanya sistem kekai, jalan masuk ke desa hanya ada 4 yaitu keempat gerbang Konoha.

==::[][][][]::==

Malam hari, Konoha saat itu sedang di guyur hujan lebat yang di sertai petir. Suasana sepi mencekam dikarenakan banyak penduduk yang telah tidur. Namun, di gedung Hokage masih terlihat beberapa orang berlalu lalang di dalam dan di luar. Suasana di kantor Hokage saat itu sedang tegang.

Beberapa orang yang merupakan Anbu terlihat berdiri di hadapan Naruto. Parahnya lagi, 3 orang dari mereka terluka. "Apa kalian yakin?" tanya Naruto. "Kami yakin tuan Hokage, sesuatu bercahaya seperti emas turun dari langit dan menghantam sektor 3 hutan Konoha, tempat kami berjaga," ujar salah satu Anbu.

"Bisa ulangi jumlah korban dalam tragedi ini," ucap Naruto. "Baik, 5 orang tewas dan 10 orang terluka akibat tragedi ini, dan 3 orang ini adalah saksi yang melihat secara langsung sebuah cahaya yang menghantam Sektor 3," ucap Anbu itu lagi.

"Ini aneh, ini belum pernah terjadi, apakah ini seperti Jutsu, karena cahaya bukanlah benda padat? Kecuali cahaya itu adalah Jinton," ucap Shikamaru yang berada di sebelah kiri Naruto. "Mendengar cerita, Kalian membuatku ingin menyelidiki kasus ini lebih dalam, karena Shikamaru memang benar. Tidak mungkin sebuah cahaya biasa mampu membuat kerusakan seperti itu," ucap Sasuke yang kebetulan juga ada di samping kanan Naruto.

"Tuan Hokage, aku juga mau bilang bahwa sebelum peristiwa itu terjadi, kami juga melihat petir-petir berwarna keemasan menggelegar. Tapi aku tidak tahu peristiwa lebih jelas karena aku sedang berada di dalam," ucap Anbu tadi.

"Begini saja, nanti pagi, kita pergi ke sektor 3, kita lihat keadaan di sana," ujar Naruto. "Tuan Hokage, sebaiknya anda jangan ke sana, kami masih belum memastikan bahwa TKP aman," ucap Anbu. "Tidak ada yang perlu di takutkan, aku dan Sasuke pasti siap menerima risiko, kau ikut Shikamaru?" tanya Naruto.

"Tentu, aku rasa aku perlu turun tangan dalam kasus ini," kata Shikamaru. "Kalau begitu bagus, kami butuh otak geniusmu untuk menyelidiki peristiwa ini lebih dalam," ujar Naruto.

"Baik kalau begitu, kami akan mengamankan TKP sebelum anda tiba," ucap seorang Anbu lalu ia membubarkan Anbu yang lain. Dalam sekejap, ruangan Hokage telah kosong. Hanya tersisa Naruto, Shikamaru, dan Sasuke.

"Bagaimana menurutmu, Sasuke?" tanya Naruto.

"Kemungkinan ini adalah Jutsu musuh, cahaya emas yang mereka lihat itu pasti adalah Jutsu yang kuat, atau kemungkinan besar, itu hanyalah cahaya biasa namun di gunakan untuk menutupi sebuah benda yang bermassa," ujar Shikamaru.

"Kemungkinan besar itu benar, benda bermassa itulah yang menabrak sektor tiga dan menyebabkan kerusakan, cahaya tidak mungkin dapat menimbulkan kerusakan seperti itu. Mungkin mereka menjatuhkan benda seperti gundukan batu atau bahkan sebuah meteor," kata Sasuke.

"Atau mungkin cahaya yang di maksud itu adalah sebuah petir. Tadi ANBU itu bilang kalau sebelumnya petir-petir berwarna keemasan menggelegar di langit Sektor 3. Ada kemungkinan yang menghantam sektor 3 itu adalah petir," ujar Shikamaru.

Tiba-tiba tak lama kemudian, terjadi guncangan yang cukup kuat. Guncangan itu bahkan membuat Naruto dan Sasuke hampir kehilangan keseimbangan. "Guncangan apa ini?" ucap Naruto pada saat terjadi guncangan.

Sasuke langsung mengaktifkan kekuatan Rinnegannya. "Apa-apaan ini, Guncangan ini bukan guncangan biasa," ucap Sasuke.

Sebuah lemari pun rubuh karena guncangan. Lemari itu rubuh ke arah Naruto dan hendak menimpa Naruto yang tepat berada di depan lemari tersebut. "Naruto, awas!" seru Shikamaru.

Naruto pun melihat ke arah lemari. "Gawat, aku terlambat," kata Naruto yang hendak pergi dari tempat itu namun sudah tak memiliki peluang lagi.

Sasuke tidak tinggal diam, dikarenakan Rinnegannya aktif, Sasuke bisa cepat menyadarinya dan membuat Chidori. Ia melesat dan membelah lemari itu menjadi 2. "Kau tidak apa-apa Naruto?"

"Ya, aku baik-baik saja, terima kasih Sasuke," jawab Naruto lalu berdiri perlahan.

Tak lama kemudian, guncangan itu berhenti. Ketiga orang tersebut kini bisa bernafas dengan lebih santai. Namun, guncangan tersebut sudah membuat kerusakan di sana sini. kaca-kaca retak dan ada beberapa yang pecah. Komputer Hokage terjatuh dan rusak.

"Guncangannya telah berhenti, sebenarnya apa yang terjadi," ucap Shikamaru.

"Apa ini ada kaitannya dengan penyerangan sektor 3, kau bilang ini bukan guncangan biasa, bukankah itu artinya guncangan ini akibat jutsu?" tanya Naruto.

"Aku kurang yakin, tapi aku tidak merasakan adanya chakra yang menyebabkan guncangan ini," ucap Sasuke.

Tiba-tiba, 3 orang Anbu dan 2 orang lainya memasuki ruang kerja Hokage dengan cepat tanpa mengetuk pintu. "Anda tidak apa-apa tuan Hokage?" tanya Anbu itu. "Ya, tidak apa-apa. Kalian tahu apa penyebab gempa ini terjadi?" tanya Naruto.

"Mereka berdua tahu, mereka dari Divisi Pengamat Geologi dan Geofisika Konoha," ucap Anbu itu lagi. "Kalian bisa jelaskan?" Tanya Naruto.

"Dengan senang hati tuan Hokage, tapi sebelumnya, perkenalkan nama saya Katayuzi. Gempa Tektonik, itulah nama ilmiah dari fenomena alam ini, pusatnya terjadi di konoha tepatnya dari tempat anda berdiri saat ini, menurut kami itu aneh," ucap orang Divisi tersebut yang bernama Katayuzi.

"Di tempatku berdiri, apa maksudnya akulah penyebab gempa ini?" tanya Naruto. "Bukan tuan Hokage, maksud kami, pusat gempa itu ada tepat di bawah anda, di bawah tanah yang berada di bawah Gedung ini," ucap katayuzi.

"Bagaimana itu bisa terjadi, di sekitar desa tidak ada gunung berapi," ucap Shikamaru.

"Maaf tuan Shikamaru. Yang kami katakan ini adalah gempa tektonik bukan gempa Vulkanik. Gempa tektonik ini terjadi karena pergesekan lempeng bumi. Yang kami katakan aneh adalah karena selama bertahun-tahun Konoha tidak pernah di landa gempa apalagi gempa tektonik. Konoha bukanlah jalur pertemuan 2 lempeng jadi tidak mungkin terjadi pergesekan lempeng. Tapi yang baru kami amati tadi, bahkan tidak ada lempeng ataupun faktor pemicu gempa. Alat kami tidak menemukan apa-apa, hanya sebuah guncangan besar yang terjadi di dalam tanah beberapa kilometer dari permukaan," ucap Katayuzi.

"Kami serahkan pada kalian, Divisi PGGK untuk mengusut gempa ini. Ada tragedi lain yang harus kami selidiki besok, sebaiknya kita pulang dan beristirahat, besok pagi kita berkumpul di sini dan pergi menuju Sektor 3," ucap Shikamaru..

"Baiklah Shikamaru," ujar Naruto

"Hn," dehem Sasuke.

==::[][][][]::==

Pagi hari yang cerah, namun tak terlalu cerah karena semalam turun hujan lebat dan berlangsung lama sehingga membuat jalanan desa menjadi penuh dengan kubangan air. Di tambah ada beberapa retakan akibat gempa semalam.

Banyak penduduk Konoha yang menyadari gempa semalam. Tapi kebanyakan dari mereka baru sadar jika rumah mereka mengalami retakan akibat gempa semalam. Yang tidak menyadarinya tentu saja kaget karena terbangun dan melihat kondisi rumah mereka yang berantakan.

Aaaaaahhhhhh!

Suara teriakan pemuda pirang terdengar nyaring di dalam kediaman Uzumaki. "Konsol gameku!" ratapnya. "

"Kenapa bisa jatuh?" Boruto berteriak histeris karena konsol game terbarunya tiba-tiba telah berada di lantai dalam keadaan hancur. Walau tak begitu hancur, hanya sedikit retak dan patah serta kacanya mengalami retakan saja.

Tentu saja, teriakan itu membuat Hinata dan Naruto kaget. Mereka pun bergegas menuju kamar sang putra. "Boruto, ada apa?" tanya Naruto panik. Boruto pun menunjukan bangkai konsol gamenya pada Naruto dengan ekspresi sedih.

"Ayah, konsole game yang kemarin ayah belikan tiba-tiba berada di lantai dalam keadaan seperti ini," ucap Boruto dengan ekspresi sedih.

"Ibu kira ada apa. Kau membuat ibu khawatir saja," ucap Hinata. "Kenapa bisa jatuh, kau taruh di mana semalam?" Tanya Naruto.

"Di meja, di dekat komputer, ini pasti ada yang masuk kamarku lalu tidak sengaja menyenggol konsol gameku hingga terjatuh," ucap Boruto.

"Jangan asal menuduh orang, coba ingat, semalam kau taruhnya bagaimana," ucap Naruto.

"Umm, aku taruh dengan posisi berdiri karena memang seperti itu cara meletakannya, tapi aku taruhnya di tengah," ucap Boruto.

"Ini pasti ada maling semalam, lihat kamarku berantakan, cermin retak, jendela juga pecah," ucap Boruto.

"Bukan maling Boruto, hanya kau tidak menyadarinya, semalam ada gempa," ucap Hinata.

"Gempa? Makhluk apa itu bu?" tanya Boruto.

"Hadeh, Hempa saja tidak tahu, itu guncangan yang terjadi di permukaan akibat sesuatu," ucap Naruto.

"Naruto, gempa, bukan Hempa," ucap Hinata.

"Oh salah."

"Boruto, rapikan kamarmu, ibu mau membuatkan sarapan untuk kita," ucap Hinata.

"Baik bu," ucap Boruto.

"Ayah mau mandi dulu, nanti ayah panggil tukang untuk memperbaiki retakan di rumah dan jendela," ucap Naruto.

==::[][][][]::==

Saat sarapan artinya adalah saat berkumpulnya seluruh anggota keluarga. Mereka pada umumnya akan menceritakan rencana mereka hari ini atau menceritakan peristiwa semalam. Itulah yang di lakukan oleh keluarga-keluarga di konoha tak terkecuali keluarga Uzumaki dan Uchiha.

"Sakura, bisa ambilkan aku air," pinta Sasuke.

"Papa... Hari ini papa ada rencana pergi keluar desa?" tanya Sarada sedikit ragu

"Hn," jawab Sasuke singkat yang artinya adalah ya.

"Apa! papa mau pergi, tapi bukankah papa sudah janji untuk tidak menerima misi keluar desa selama 1 tahun ini," kata Sarada.

"Papa tidak pergi sendiri, papa pergi bersama Hokage, papa pergi untuk menemani Hokage ke luar desa untuk sebuah urusan," ucap Sasuke.

"Berarti kau sekarang adalah pengawalnya Naruto ya, sayang?" tanya Sakura gembira.

"Tidak, siapa yang mau jadi pengawal si bodoh itu, aku lebih memilih menjadi penjaga gerbang dari pada menjadi pengawalnya," ucap Sasuke.

"Jika menjadi pengawal Hokage berarti papa tetap berada di desa, aku setuju. Menjadi penjuaga gerbang juga boleh, dengan begitu papa tidak akan meninggalkan desa untuk menjalankan misi yang lama, benarkan ma?" Sakura pun hanya tersenyum. Mereka pun melanjutkan acara sarapan pagi bersama.

Setelah mereka selesai melangsungkan sarapan, Sakura seperti biasa langsung merapikan meja dan menyimpan makanan sisa. Sasuke masih duduk sambil menikmati jus tomat buatan Sarada sebagai hadiah karena Sasuke telah memutuskan untuk tidak keluar desa untuk melakukan misi yang panjang. Satu hal yang sangat Sasuke sayangkan dari jus tomat buatan putrinya itu adalah rasanya yang kemanisan. Namun, Sasuke tetap menikmatinya karena tidak mau menyakiti perasaan putrinya.

"Apa tadi malam papa merasakan guncangan?" tanya Sarada.

Sasuke yang baru mau menyedot jus itu pun menghentikan niatnya dan menjawab pertanyaan Sarada.

"Tentu, semalam papa masih berada di gedung hokage saat guncangan itu terjadi," ucap Sasuke.

"Jadi kau juga merasakannya, Sarada," kata Sakura.

"Iya, saat itu aku belum tidur, aku baru saja selesai membaca novel dan hendak tidur," ujar Sarada.

"Lalu, kenapa kau tidak berlari menuju mama?" tanya Sakura.

"Aku bukan anak kecil," ujarnya. "lagi pula guncangan itu adalah guncangan yang pelan, tidak mungkin merobohkan rumah kita," tegas Sarada.

"Biasanya kalau kau takut atau panik, kau berlari menghampiri mama," ucap Sakura sedikit menggoda.

"Aku bukan anak kecil lagi ma, lagi pula aku anak dari Uchiha Sasuke, aku tidak mengenal takut," ucap Sarada dengan begitu yakin. Sakura dan Sarada sama sekali tidak menyadari keberadaan Sasuke yang saat ini seperti malu, malu bercampur bangga. Matanya ia buka lebar sambil menatap kedua perempuan di hadapannya namun tak nampak rona pipi.

==::[][][][]::==

Di kediaman Uzumaki, mereka telah selesai melaksanakan acara sarapan pagi. "Hinata, hari ini aku akan pergi keluar desa, kau tidak perlu mengantarkan makan siang untukku hari ini," ucap Naruto.

"Kenapa?" tanya Hinata.

"Ada hal yang perlu aku periksa, ini mengenai gempa semalam dan sebuah tragedi," ucap Naruto.

"Tragedi? Ada tragedi apa semalam yah?" tanya Boruto.

"Gawat, kenapa aku bicara keras-keras, tidak ada jalan lain kecuali menjawab, atau rencana B mungkin akan berhasil," batin Naruto. "Tidak ada, Boruto, Himawari, ayah pergi dulu, Hinata, aku pergi dulu, Sasuke sudah menunggu ayah," ucap Naruto lalu melesat pergi keluar melalui pintu yang berada di dapur.

"Ayah, tunggu, ayah belum jawab pertanyaanku," ucap Boruto dengan cepat namun, Naruto sudah berada jauh dari rumah. "Yosh, rencana B selalu berhasil," batin Naruto.

"Ahh, sial, ayah sudah pergi, padahal ayah belum menjawab pertanyaanku," gerutu Boruto.

"Ayahmu pasti sedang buru-buru, nanti kalau sudah saatnya, ayahmu pasti akan menjawab pertanyaan mu. itu pasti adalah rahasia Konoha, tidak mungkin ayahmu menceritakannya padamu," tutur Hinata.

"Hufft, baiklah." Boruto lalu kembali duduk dan menikmati teh hangat panas buatan ibunya.

Himawari yang berada di samping Boruto pun hanya bisa menatap kekecewaan kakaknya. Himawari pun mendekati Boruto "Kak, ayo kita latihan, kakak kan sudah janji untuk mengajariku melempar Shuriken," ucap Himawari yang tujuan utamanya adalah menghibur kakaknya.

"BORUTO! kau berjanji untuk mengajar Himawari melempar shuriken, itu berbahaya!" ujar Hinata sedikit marah sambil memegang spatula.

"I..Ibu, tunggu dulu, aku memang berjanji, tapi aku mamakai shuriken plastik yang dulu ayah pernah belikan untukku," ucap Boruto panik dan takut.

"Oh, ibu kira kau mau mengajarinya melempar shuriken asli, itu berbahaya. Kalau plastik silahkan, tapi di halaman belakang, jangan di dalam rumah," ucap Hinata.

==::[][][][]::==

Siang hari, Naruto dan Sasuke beserta Shikamaru telah berada di sektor 3 atau Tempat Kejadian Perkara. Sebelumnya, tempat itu di penuhi pohon dan memiliki tanah yang rata. Namun, sekarang tanah terlihat berlubang-lubang dengan sebuah lubang raksasa yang tidak mulus di tengah TKP. Pohon-pohon pun tumbang karena patah dan ada beberapa yang terbakar.

Bangunan Pos ANBU yang berada di sekitar TKP pun tak luput dari kehancuran. Menara-menara pengawas pun ambruk. "Kehancuran macam apa ini, ini jelas bukan cahaya biasa," ucap Shikamaru.

"Jelas sekali, perkiraan kalian berdua benar, ada sebuah benda bermassa yang tertutupi cahaya, benda itulah yang menyebabkan kehancuran ini bukan cahayanya, tapi jika petir mungkin bisa," ucap Naruto.

"Hn, ini parah sekali, tapi syukurlah ini bukan seperti Chibaku Tensei. Tapi melihat sisa-sisa pohon yang terbakar, mungkin sebuah petir," ucap Sasuke kemudian berkata lagi "Tapi petir kecil tidak mungkin menyebabkan kerusakan seperti ini. Kirin saja tidak bisa sehebat ini."

"Ada yang bisa menjelaskan lebih detail mengenai peristiwa semalam?" tanya Naruto.

"Sayangnya para saksi yang melihat langsung kejadian itu sedang di rawat di rumah sakit," ucap seorang Anbu.

"Aku akan melihat kejadian semalam dengan mataku, tapi aku tidak bisa jamin untuk mendapat semua tahapan kejadian, Chakra yang kurasakan di sini sangat tipis," ucap Sasuke.

"Jika kau butuh bantuan, aku akan membantumu dengan Chakraku," ucap Naruto.

"Tidak perlu, Chakraku masih banyak," ucap Sasuke lalu mengaktifkan Rinnegannya.

Sasuke pun merunduk dan menyentuh tanah dengan telapak tangannya. "Joukei Tensei," ucap Sasuke lalu menutup kedua matanya.

[Penglihatan Sasuke]

Malam hari yang tenang. Di tempat itu pada saat itu Cuma sedikit mendung tapi tidak turun hujan. Banyak Anbu yang berlalu lalang dari satu menara ke menara yang lain. Obor-obor pun terlihat di tempatkan ke berbagai sisi tempat itu membuat tempat itu menjadi terang.

Namun, beberapa menit kemudian semua itu berubah. Awan hitam pada saat itu tiba-tiba bersinar karena di atas awan ada sesuatu yang terang sedang bersinar. Tiba-tiba terbentuk pusaran di awan dan tak lama kemudian, muncul sebuah petir berwarna emas yang mengelegar ke berbagai sisi namun tak menyentuh tanah ataupun pohon di sekitar.

Anbu yang berjaga pun menjadi panik. Kebanyakan dari mereka segera berlindung dengan memasuki pos. Namun yang penasaran pastinya tetap berada di luar untuk melihat fenomena langka itu. Tiba-tiba, sebuah petir berwarna emas dengan volume besar pun terpancar dari pusaran di awan itu menuju tepat di tengah Sektor 3.

Saat petir tersebut menghantam tanah, terjadi ledakan karena efek momentum yang besar dari petir tersebut menyebabkan guncangan dahsyat yang menyebabkan pohon-pohon di sekitar patah begitu pula pos-pos keamanan ANBU yang tak luput dari kehancuran. Bukan Cuma itu, saat tumbukan petir tersebut, petir-petir kecil pun muncul dari petir besar itu dan menyambar tanah-tanah di sekitar yang membuat tanah tersebut berlubang-lubang. Petir-petir kecil tersebut pun membakar pohon-pohon dan menumbangkannya.

Beberapa detik kemudian, langit menjadi normal kembali dan menjadi cerah membiarkan api-api yang membakar pohon-pohon tetap menyala. Beberapa ANBU yang selamat pun segera memadam api-api dengan jutsu mereka.

[Akhir dari Penglihatan Sasuke]

Setelah mendapat penglihatan, tiba-tiba badan Sasuke menjadi lemas hingga membuatnya terbaring di tanah. Naruto pun langsung mendekati Sasuke. "Kau tak apa-apa Sasuke?" tanya Naruto. "Ahh...ahh...hahhh. Ya. Ahhha..., aku Cuma lelah, tapi aku berhasil mendapat penglihatan," ucap Sasuke.

"Pulihkan dulu Chakramu, beritahu nanti saat Chakramu sudah pulih," ucap Naruto lalu berdiri dan membuat bunshin kemudian ia sebarkan ke berbagai penjuru TKP. "Aku akan mengecek kondisi sekitar, kau istirahat dulu Sasuke," ucap Naruto lagi lalu melesat pergi.

==::[][][][]::==

Di kediaman Uzumaki, Boruto sedang duduk di atas pohon yang berada di belakang rumahnya sambil memperhatikan adik tercintanya yang sedang belajar melempar shuriken. Boruto memainkan sebuah shuriken asli di tangannya. Sedikit ia lambungkan dan ia tangkap. Benar-benar aksi yang sangat berani.

Namun sesuatu tak terduga terjadi. Akibat kesalahan pelemparan yang di lakukan Himawari, Shuriken plastik yang ia lembar mengenai sisi samping batang kayu yang merupakan objek lemparan. Akibat kesalahan pelemparan, Shuriken tersebut terpantul ke arah Pohon dan mengenai sebuah ranting kemudian Shuriken plastik itu pun terpantul ke arah Boruto. Parahnya kedatangan Shuriken plastik itu tidak di sadari oleh Boruto yang sepertinya sedang melamun sambil melambungkan dan menangkap shuriken asli yang ia pegang.

Shuriken plastik itu mengenai shuriken asli yang sedang di lambungkan itu. Benturan itu membuat Boruto tersadar dari lamunannya. Namun, akibat benturan itu juga, Shuriken asli pun terlempar dan melesat ke arah pintu belakang dengan sangat cepat. Parahnya lagi, saat itu ada seseorang yang sedang membuka pintu dan melangkahkan kakinya keluar.

Saat Shuriken itu hampir mengenai kaki orang tersebut, sang empunya kaki langsung melompat ke belakang dengan cepat. Boruto langsung turun dari pohon dan berlari ke arah pintu. "Kau tidak apa-apa," ucap Boruto karena yakin itu bukan ibunya. "BORUTO! itu pasti ulahmu! Kau mau mencelakaiku ya?" Bentak Sarada lalu mencengkram baju Boruto sampil menggoyang-goyang kepalanya.

"M-maaf, Sar...ada,.. tol...ong lep...ask...an," pinta Boruto.

"Enak Saja, tadi jika Shuriken tadi mengenai kakiku, bagaimana? Kita tidak bisa menjalankan misi atau latihan," teriak Sarada sambil melepas cengkramannya.

"Aku bisa menjelaskan apa yang terjadi. Tadi 100% tidak sengaja. Tadi aku sedang melamun di atas pohon sambil memainkan shuriken. Sementara Himawari sedang berlatih melempar shuriken plastik. Aku melambungkan Shuriken yang ku pegang ke atas. Dan tanpa kusadari, sesuatu menabrak shuriken yang kulambungkan itu dan melesat ke arah pintu," ucap Boruto.

Himawari pun berlari ke arah Boruto dan Sarada. "Kakak Boruto benar, Himawari yang salah. Tadi shuriken Himawari terpantul ke arah kak Boruto dan menabrak Shurikennya," ucap Himawari membela sang kakak.

"Hufft, baiklah. Aku maafkan," ucap kesal Sarada. "Aku ke sini mau membicarakan sesuatu padamu," sambungnya

"Himawari, kau masuk dulu ya, kakak mau berbicara dengan kak Sarada," ucap Boruto. Himawari pun menuruti kemauan kakaknya dan masuk ke dalam rumah. Setelah Himawari masuk ke dalam, Sarada pun mulai berbicara pada Boruto.

"Aku mau mengatakan sesuatu. Sebenarnya kau tidak perlu mengusir adikmu juga sih. Yang ingin kusampaikan adalah pesan dari ayahmu. Kebetulan tadi ayahmu menjemput ayahku di rumahku jadi ia memberitahukan hal ini karena dia lupa memberitahumu," ucap Sarada.

"Apa itu Sarada?" tanya Boruto. "Mitsuki akan dinonaktifkan sebagai Shinobi Konoha selama beberapa Minggu. Ayahku menugaskan Mitsuki untuk terus memantau Orochimaru dengan bekerja padanya selama beberapa Minggu. Kau mungkin tidak begitu mengerti kenapa Orochimaru harus di awasi oleh Mitsuki selaku anaknya sendiri. Tapi aku sudah mengetahuinya dan bahkan merasakannya," ucap Sarada.

"Oke, merasakan apa? Aku benar-benar tidak tahu masalah itu," ucap Boruto.

"Orochimaru semasa hidupnya sering melakukan eksperimen. Dan terkadang, sebuah eksperimen yang ia lakukan berdampak pada kehidupan kita. Kau mungkin belum merasakan dampaknya. Tapi aku, ayahku, dan ayahmu sudah merasakannya. Kau tahu Shin kan? Dia adalah salah satu eksperimen rahasia Orochimaru yang hampir saja membuatku terbunuh. Untuk mencegah Orochimaru melakukan kesalahan dalam eksperimen-eksperimennya, Mitsuki di utus untuk mengawasinya selama beberapa Minggu atau bulan," ucap Sarada.

"Tapi, menurut cerita dari ayahku. Orochimaru yang sekarang bukanlah yang seperti dulu. Sekarang dia merupakan bagian dari Konoha semenjak ia memutuskan membantu di medan pertempuran," ucap Boruto.

Tiba-tiba, terdengar suara seseorang yang berada di atas pohon tak jauh dari posisi mereka berdiri. "Ya' itu benar. Tapi obsesi orang tuaku untuk menciptakan sesuatu yang hebat dan luar biasa masih tinggi. Terakhir kali aku ke sana, ia berkata bahwa ia akan kembali mempelajari senjutsu. Ia bahkan berencana untuk membuat sebuah pasukan manusia buatan yang dapat menguasai senjutsu tersebut," ucap Mitsuki.

"Mitsuki! Kapan kau berada di sana?" tanya Boruto kaget.

"Kukira kau sudah meninggalkan Konoha," ucap Sarada.

"Aku baru saja mau pergi. Aku mau berpamitan dulu dengan temanku sebelum pergi," ucap Mitsuki.

"Bukannya Hokage bilang kau sudah pergi 2 hari yang lalu?" Tanya Sarada.

"Itu adalah ularku yang kuubah wujudnya menjadi wujudku. Bukan tanpa alasan. Kulakukan itu karena aku masih ada urusan di desa. Sementara Hokage memintaku untuk segera pulang dan mengawasi ayahku. Makanya aku memakai ularku sebagai penggantiku sementara hingga urusanku di desa selesai," ucap Mitsuki.

Boruto menggaruk kepalanya dan berkata "Jadi kapan kau akan kembali? sebuah tim tidak akan sempurna jika anggotanya Cuma 2 orang kan?" Tanya Boruto.

"Masalah itu aku sendiri tidak bisa pastikan. Pokoknya saat eksprerimennya berhasil dengan sempurna sesuai bayangannya, aku akan pulang. Tapi sebelumnya aku akan memastikan bahwa orang tuaku tidak berencana melakukan hal buruk pada dunia ini dengan pasukan buatannya," ucap Mitsuki.

"Pasti akan lama, kuharap kau bisa kembali dengan cepat," ucap Boruto dengan nada kecewa.

"Aku akan berusaha untuk kembali secepatnya. Aku tidak mau kalian tidak dapat berpartisipasi dalam ujian chunin karena aku tidak ada," ucap Mitsuki.

"Benar! Ujian chunin akan di mulai lagi tahun depan yang tepatnya 4 bulan lagi. Jadi jika kau tidak kembali sebelum pendaftaran, tim kita akan tetap menjadi genin hingga ujian chunin berikutnya di gelar," ujar Sarada.

"Mitsuki. Kau harus kembali sebelum pendaftaran. Aku tidak mau menjadi genin terus. Aku mau melakukan misi-misi hebat, aku berjanji jika dalam 4 bulan ke depan kau belum kembali, aku akan mencarimu dan menggeretmu ke desa," ancam Boruto.

"Pasti, jika tidak ada kendala aku pasti akan kembali secepatnya. Sebelum hari semakin terik, aku mau segera meninggalkan desa," ucap Mitsuki lalu menjabat tangan Boruto dan Sarada bergantian. "Sampai jumpa. Ku titip salam untuk ayahmu Boruto," ucap Mitsuki lalu pergi dengan cepat.

"Ya', sekarang hanya tinggal kita berdua. Kita latihan berdua, menjalakan misi berdua, berkumpul berdua," ucap Boruto melihat ke arah Sarada.

"Kau anggap Sensei Konohamaru apa ha?" tanya Sarada.

"Oh benar juga! Masih ada Sensei Konohamaru, haha!" tawa Boruto sambil cengengesan.

==::[][][][]::==

Di Sektor 3, Sasuke sedang duduk di temani segelas teh hangat untuk memulihkan tenaganya. "Bagaimana keadaanmu Sasuke? Masih lemas?" Tanya Shikamaru. Sasuke pun meletakan gelas yang kini sudah kosong di minum olehnya ke atas meja. "Bukan lemas, aku lelah. Jurusku itu memakan banyak chakra. Itu adalah jurus mata terkuat yang pernah kugunakan. Jurus itu kupelajari dari kuil Otsutsuki yang di bangun oleh Kaguya," kata Sasuke.

Tak lama kemudian, Naruto kembali dan berjalan menuju ke arah Sasuke dan Shikamaru. "Bagaimana keadaanmu Sasuke? Oh aku sudah mengecek situasi sekitar. Tapi tidak ada yang aneh," ucap Boruto.

"Aku sudah lebih baik. Tapi sayangnya jutsuku tidak bisa menggali lebih banyak informasi. Jadi kita harus mencari tahu secara manual," ucap Sasuke.

"Tak masalah Sasuke. Oh kau bisa menceritakan apa yang kau lihat sekarang," ucap Boruto.

Seorang ANBU pun menghampiri mereka dengan membawa sepiring camilan. "Tuan Sasuke, segelas teh hangat tidak cukup untuk memulihkan tenaga anda. Silakan makan camilan ini agar tenaga anda pulih," ucap ANBU tersebut.

"Terima kasih. Tapi aku tidak makan makanan manis. Naruto silakan habiskan," ucap Sasuke.

"Oh maaf. Apa anda takut terkena penyakit diabetes? Kami akan mengambilkan camilan lain," ucap ANBU tersebut.

"Tidak usah. Tenagaku sudah pulih. Aku akan menceritakan apa yang kulihat. Dan aku tidak takut terkena diabetes. Aku hanya tidak suka makanan manis," ucap Sasuke. Semua orang pun mendengar dengan seksama. Para Anbu yang kebetulan lewat pun mendekat untuk mendengarkan cerita Sasuke.

Beberapa menit kemudian

"Jadi seperti itu. Ternyata sebuah petir yang besar. Pantas saja kerusakannya bisa seperti ini," ujar Naruto.

"Ya, layaknya sebuah kirin. Tapi itu adalah petir biasa namun dengan ukuran yang sangat besar. aku tidak tahu pasti, apakah itu teknik ninja atau jutsu klan Otsutsuki. Sebab klan Otsutsuki levelnya berbeda jauh dengan shinobi," ucap Sasuke.

"Jika saja aku belum menyaksikan perang dunia ke empat, mungkin aku tidak akan percaya jika kejadian seperti itu bisa terjadi," ucap Shikamaru.

"Jelas kekuatan seperti itu membuktikan dia bukanlah ninja biasa. Rinnegganku mendeteksi bahwa tidak ada chakra yang dilibatkan dalam jutsu itu. Sesuatu yang lain yang lebih kuat dari Chakra. Itu sebabnya aku tidak bisa merasakan sisa chakra di tempat ini," ucap Sasuke.

"Sudah cukup. Informasi yang kau berikan lebih dari cukup. Kita akan mengembangkan informasi ini. Lagi pula masih ada hal yang harus kita selidiki," ucap Naruto.

"Ya benar. Sebaiknya kita bersiap pulang. Aku akan meminta para ANBU untuk mengosongkan sektor ini sementara waktu," ucap Shikamaru.

Namun, saat hendak meninggalkan sektor 3, seorang pemuda menghampiri dan mencegat rombongan ANBU pengawal Hokage. Karena aksi penghadangan yang terjadi secara tiba-tiba, semua orang pun memasang kuda-kuda untuk bersiaga termasuk Sasuke dan Naruto.

"Kumohon tuan Hokage. Ikutlah aku sebentar. Ada yang ingin kuperlihatkan!" ucap pemuda tersebut.

"Siapa kau?" Tanya Sasuke dengan tatapan dingin dan siaga.

"Aku Rakai. Aku adalah pemuda yang tinggal di sebuah rumah di sana. Ada yang ingin ku perlihatkan dan ceritakan pada Hokage," ucap pemuda tersebut.

"baiklah Rakai, tunjukan pada kami," ucap Naruto.

==::[][][][]::==

3 kilometer dari sektor 3, terlihat sebuah rumah kecil. "Apa ini rumahmu. Apa yang ingin kau tunjukan?" Tanya Naruto.

"Yang ingin ku tunjukan ada di belakang rumah," ucap Rakai. Naruto dan rombongannya pun mengikuti rakai menuju belakang rumahnya. Betapa kaget Naruto dan Sasuke saat melihat sebuah lubang besar di tanah.

"Kemarin tidak ada. Semalam juga ada sebuah peristiwa yang mungkin sulit di percaya orang lain. Semalam aku terbangun karena mendengar kegaduhan dari arah Pos penjagaan ANBU. Saat aku melihat ke luar jendela, kulihat bagian pos ANBU tersebut memang terang langitnya. Namun sesuatu tiba-tiba saja muncul dari langit dan mendarat dengan pelan ke arah belakang rumahku. Sesuatu itu adalah cahaya berwarna emas sedikit kemerahan," ucap Rakai.

"Cahaya lagi. Apa bentuknya seperti petir?" Tanya Naruto.

"Tidak. Itu bukanlah petir dan pergerakannya pun perlahan. Namun saat berada di darat, cahaya itu berubah bentuk menyerupai manusia. Aku menjadi takut hingga berusaha menjauh dari jendela. Beberapa saat kemudian, aku melihatnya menyentuh tanah di bawahnya dengan telapak tangannya beberapa detik kemudian ia kembali berdiri tegap. Dan saat itulah, muncul cahaya putih dari tanah dan langsung membuat lubang besar ini. Bersamaan dengan itu, terjadi semacam gempa. Dan tak lama kemudian makhluk itu menatapku. Dan tiba-tiba saja aku terbangun di pagi hari," ucap Rakai.

"Petunjuk baru Naruto. Jelas sekali bahwa munculnya orang itu saat terjadinya penghantaman Sektor 3 oleh petir emas besar itu. Dan aku yakin orang itulah yang menyebabkan tragedi di sektor 3. Apa jangan-jangan ia adalah keturunan klan Otsutsuki?" tanya Shikamaru.

"Ada kemungkinan memang orang itu adalah anggota klan Otsutsuki. Tidak aneh kalau orang itu bisa membuat teknik sehebat ini," kata Sasuke.

Naruto pun datang mendekati lubang tersebut. "Lubang ini seperti tak memiliki Dasar," ucap Naruto kaget. Sasuke dan Shikamaru dan beberapa ANBU pun mendekati lubang tersebut. "Terlalu gelap. Sulit untuk melihat dasarnya. Mungkin saja orang itu ada di dasar lubang ini," ucap Shikamaru,

Tiba-tiba "Katon...!Goukakyou No Jutsu...!" Sasuke melepaskan sebuah bola api ke dalam lubang yang membuat beberapa ANBU termasuk Naruto dan Shikamaru terkejut. Selama beberapa detik bola api tersebut terus menuju ke bawah hingga menghilang karena padam. "Cih, sebenarnya seberapa dalam lubang ini," kata Sasuke kesal.

"Aku akan turun," ucap Naruto sambil membuat segel. "Tunggu Naruto. Tidak ada oksigen di bawah sana. Hal itulah yang membuat bola apiku padam. Kalau kau menurunkan bunshinmu, pasti tetap akan menghilang. Apalagi dirimu, kau bisa mati," ucap Sasuke.

"Terus apa yang akan kita lakukan dengan lubang besar ini?" Tanya Naruto. "Tutuplah dengan doton. Kita harus memastikan tidak ada yang terjatuh ke dalam lubang ini," ucap Shikamaru.

"Kebetulan aku pengguna doton?" ucap seorang ANBU.

"Baguslah. Silakan mulai menutup Lubang ini dengan tanah, setelah itu kita kembai kedesa," ucap Naruto.

"Lubang itu membuatku penasaran. Seandainya ada cara agar kita bisa turun ke sana tanpa kehabisan oksigen, aku akan masuk ke sana dan melihat ada apa sebenarnya di dasar lubang itu," kata Sasuke.

Beberapa menit kemudian setelah pekerjaan mereka selesai, Naruto berserta seluruh anggota rombongannya memutuskan untuk segera kembali ke desa. Dalam keadaan genting seperti ini, Konoha tidak boleh di tinggal terlalu lama oleh Hokagenya.

:

:

:

Bersambung

Mungkin beberapa dari kalian pernah melihat saya menyebutkan judul "Uzumaki Destiny" di salah satu Chapter cerita Kehidupan Baru dan melamar Sakura. Kali ini saya membawakan bentuk ceritanya. Bukan hanya judulnya doang.

Mungkin masih ada kekurangan. Tapi author sedang berjuang untuk menutupi kekurangan itu. Tak banyak yang ingin author sampaikan kali ini. Nikmati cerita terbaru dari saya, Author Taufiq879. Jangan lupa untuk Berkomentar. Dan jika berkenan silakan di Fav&Follow. Jika ada kesalahan penulisan, mohon beri tahu.