Escape

Meski aku ketakutan, aku bersandiwara bahwa yang kulihat adalah sesuatu yang dapat aku tangani. Di bawah cahaya matahari yang berpadu rindu, aku memalingkan pandanganku pada Haizaki. Ia terlihat serius tanpa komentar aneh seperti yang biasa ia lontarkan.

Ia mungkin masih ingat bagaimana pertemuan tak terbantahkan antara aku dan dirinya yang berhadapan dengan Mibuchi Reo, lelaki yang berhasil merebut keberanian Haizaki Shougo, lelaki yang mengejar-ngejar kami layaknya hewan mutan jahat. Dia adalah pengaruh yang amat mengerikan.

Terperangkap dalam imajiner yang cukup lama, Haizaki mengerjapkan mata dengan cepat. Gerak-geriknya terlalu kentara jika ia mendaftar menjadi militer atau pembunuh bayaran, ia takut kala Mibuchi mengunci arah dan pandangan Haizaki yang tadinya berniat mengintimidasi. Dalam radius 1.5 meter, aku melihat Mibuchi tertawa kecil, tawa aneh yang membuat manusia manapun takut. Hingga aku tak dapat menggambarkan bagaimana bentuk tawa simbolisnya.

"Apakah Nijimura sudah mengatakan semuanya pada kalian?" Mibuchi Reo bertanya tapi terdengar seperti meledek. Ia terkadang berbicara seperti itu ketika aku ketakutan. Sebuah intimidasi lagi, ia menyudutkan kami lagi.

"Aku sudah mengatakan semuanya yang aku tahu, Reo. Membaginya dalam potongan kecil yang dapat mereka konsumsi, aku yakin mereka paham hanya dengan sekali ucap." Itu yang dikatakan Nijimura, ia tak menampilkan ekspresi apapun, pertanda bahwa dirinya sangat serius dengan hal ini.

Tapi aku merasa itu hanya pujian dari kebohongan besar. Mati-matian aku belajar untuk memahami apa yang Nijimura katakan dan jelaskan kepadaku. Telinga dan kepala ini tidak bisa menangkap pernyataan sistematis Nijimura, rangkaian kalimat yang diutarakan berubah menjadi sandi morse yang tak dapat aku tebak.

Jikalau bisa menangkapnya, mungkin aku akan menghilangkan kewarasanku, lalu menjadi gila sungguhan hingga tak bisa disembuhkan. Lalu mati dengan cara yang sia-sia, tapi aku akan tenang jika aku mati dalam keadaan sempurna, seperti kebanyakan orang yang mati di dunia ini.

"Apakah aku memang ditumbalkan?" Haizaki yang bertanya begitu, itu terlalu tiba-tiba, ia menjadi berani setelah bergulung dalam pikiran terliarnya, aku tahu ia sedang melakukan itu. Gerakan tangan dan jemarinya tak dapat membohongi, ia pernah berkata seperti itu ketika kami merenung berdua. Sebuah kebiasaan yang dilakukan ketika manusia panik.

Gerakan yang dilakukan berulang-ulang.

Mibuchi menjelaskan. "Ya, benar. Sesuatu seperti itu. Ryouta telah bergabung dengan mereka, ia telah memperdaya kalian. Sebelumnya ia telah ditumbalkan dan mati, sama seperti yang lain. Tapi ia membuat perjanjian yang tak biasa dan tak pernah terjadi sebelumnya. Ia akan hidup kembali jika dirinya berhasil membawa kalian untuk berhasil ditumbalkan! Momoi Satsuki sudah berhasil ditumbalkan, begitupun dengan Aida Riko."

"Ya, dia melakukan hal yang lebih banyak lebih yang kami lakukan." Nijimura menambahkan. "Master pasti menjadikan dia favoritenya. Ia juga melakukan itu pada seseorang bernama Kuroko, atau siapalah itu namanya aku tidak peduli."

"Aku belum mengerti..." Kataku bimbang, menatap Mibuchi dengan takut.

"Intinya, kalian memang sejak awal ditumbalkan. Orang yang melakukan itu bisa siapa saja dan aku tidak perlu tahu nama-nama itu. Mereka menukarkan jiwa kalian dengan kekayaan atau tahta. Tapi ada syaratnya..." Mibuchi menjeda dan kami saling menatap.

Aku bisa menebak apa syaratnya. Itu adalah jawaban paling gampang dari sebuah pertanyaan yang aku dapatkan. Entah bagaimana aku merasa begitu, aku merasa begitu saja ketika Mibuchi mengatakan ada sebuah syarat.

Manusia sampah seperti aku. Sampah masyarakat yang diharapkan harus segera dimusnahkan, dilenyapkan dan dibakar jiwanya dalam peradaban. Hal paling identik itu bisa ditebak dengan mudah.

Nijimura tertawa kecil. "Tentu saja syaratnya harus sampah masyarakat yang membuat keonaran dan bisa juga penjahat. Orang-orang seperti itu tidak akan menimbulkan efek yang besar jika dihilangkan atau mati. Dunia akan berputar seperti biasanya, tidak ada yang berubah, tidak akan ada yang menangisi orang-orang seperti itu."

Nijimura benar, sampah masyarakat tidak akan memberikan dampak yang sangat signifikan ketika mereka mati atau menghilang, tidak akan yang peduli dan menanyai, tidak akan ada yang mencari.

Tapi... aku bisa berubah, bukan? Haizaki juga mungkin akan berubah jika ia selamat. Aku tidak mau dipindahkan lagi ke dunia yang berbeda lagi, aku ingin kembali ke duniaku dan menebus dosa-dosaku. Kupikir itu baik.

"Jadi, apa aku dan Yuzuru bisa pulang?"

"Tergantung..." Mibuchi tersenyum. "Apa kalian sangat yakin dengan pada itu? Dan menerima apa yang akan kalian lihat dan lalui di dunia asli kalian? Ingatlah itu."

Aku mengingat cukup banyak yang terjadi di duniaku yang asli, potongan ingatan sebelum aku berakhir di didunia ini, terdampar seperti ikan busuk.

Haizaki mengangguk setelah ia mendengar pertanyaan Mibuchi, aku melakukan hal yang serupa, tidak terlalu memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya, setelah percakapan ini. Aku hanya ingin pulang ke duniaku. Bertemu dengan Chihiro. Aku ingin memeluknya. Menceritakan kembali masa lalu kami. Tidur dalam pelukan hangatnya yang memesona.

Aku merindukan My Chihiro...

Lantas aku bertanya, sebenarnya penasaran juga. "Tapi, apa yang akan terjadi jika kami pulang? Apa kami akan berakhir sama seperti terakhir kali kami meninggalkan dunia asli kami?"

"Beberapa ada yang begitu. Tapi... ingatlah, kalian akan melupakan seluruh kejadian di dunia ini. Begitupun pertemananmu dengan Haizaki, karena jika kalian mengingatnya akan terjadi ketidak seimbangan, mungkin kalian akan benar-benar sakit jiwa. Bukankah begitu, Reo?"

Mibuchi memberi isyarat tangan bahwa ia setuju dengan pendapat itu, ia tak berkomentar.

"Beberapa? Maksudmu pernah ada yang berhasil pulang sebelum aku dan Yuzuru?"

"Tentu saja ada, dan itu bukan rahasia umum lagi." Nijimura memalingkan wajah pada Mibuchi, mengisyaratkan sesuatu. "Kupikir itu bukan hal mustahil. Makanya aku menjanjikan ini pada kalian bukan? Kalian akan pulang dan itu akan terjadi!"

"Maukah kau memberitahu alasannya?"

"Aku tidak suka Kise Ryouta dan akan kubuat dia menyesal, dia mengejar kalian dan berniat membunuh kalian sebagai penghianat, ia berencana mempersembahkan kalian pada Master, Tuan kami, Raja kami. Aku tidak akan membiarkan itu terjadi, aku tidak akan membiarkan ia mengambil alih perhatian Master!?" Mibuchi agak marah, nada bicaranya meninggi.

"Dia pantas mendapatkan itu, si Kise itu. Jika ia gagal membawa kalian maka ia akan dihukum. Aku setuju dengan Nijimura untuk membawa kalian pulang. Tapi aku tidak yakin apa alasan dari Nijimura, aku tak peduli."

Haizaki tertawa sinis. "Apa yang terjadi pada kalian jika kami berhasil kabur? Bukankah boss kalian akan murka?"

Mibuchi menjelaskan. "Hal buruk tidak akan terjadi pada kami. Master tidak akan marah karena hal itu. Tapi itu lain bagi Kise, karena dia dulunya manusia sedangkan kami jelmaan Setan. Tentu saja derajat kami beda."

Pada detik ini tidak ada yang bicara sama sekali, melakukan gerakan tangan atau bahkan sebuah kedipan mata. Sejujurnya, aku agak lupa soal Ryouta yang mengejar kami ketika ia berubah menjadi sosok aneh dan menipu kami dengan begitu mudahnya. Aku masih mengingat bagaimana ia dikerjai oleh Mibuchi, bagaimana ia menyiksa Ryouta dan menyaksikan lelaki itu mati secara perlahan.

Aku masih ingat bagaimana aku secara nekad bunuh diri, kemudian terlempar di sini bersama Haizaki dan Ryouta yang berpura-pura ada dipihak kami. Sebenarnya, mungkin saja... Haizaki sudah merasakan hal yang aneh tentang Ryouta, tapi mungkin dia tak bicara. Apalagi setelah ia mengetahui kalau dunia yang ditempatkan pada kami sangat berbeda dari sebelumnya.

Ia benar-benar kebingungan.

"Kalau begitu..." Nijimura memulai, dengan cepat ia membalikan tubuh, membelakangi kami "Apa kalian sudah siap?"

Haizaki mengulurkan tangan menyuruh agar aku menggenggam telapak tangannya. Perasaanku agak sedikit aneh, aku belum pernah berpegangan tangan sampai seperti ini dengan Haizaki. Aku tidak begitu ingat bagaimana aku dan dia bisa saling mengenal yang jelas dia sudah membantuku menghindari hal-hal aneh dan mengisyaratkan banyak hal kalau ada sesuatu yang berbahaya.

Kulihat punggung Nijimura perlahan menjauh, dia tidak berjalan cepat lagi seperti terakhir kali bertemu di atas jembatan. Mibuchi menunggu kami untuk bergerak dan akhirnya aku menyambut telapak tangan Haizaki yang sedikit berkeringat.

Kami berjalan berbaris seperti antrian panjang di pengungsian, tapi Haizaki ada di sebelahku berjalan beriringan, compang camping dan lelah. Semakin lama, genggaman tangannya semakin erat dan aku membalas dengan genggaman lembut yang kemudian ia menyadari bahwa aku kesakitan oleh genggaman tangannya.

Kami melewati koridor RSJ yang mirip seperti saat pertama aku terlempar ke dunia ini. Semuanya sama, seluk beluknya, ruangan, pintu dan tempelan di dinding. Hanya saja, tidak ada seorangpun di sini.

Aku tidak bisa mendengar suara angin, kicau burung atau bahkan sebuah langkah kaki. Mungkin... ini adalah portal dunia manusia dan dunia gaib.

Tak ingat sudah berapa lama kami berjalan, kami berhenti di depan pintu tepat di ruangan Nijimura ketika pertama kali mengajakku bicara. Hawa tempat ini lebih tenang dan lebih hangat dari sebelumnya, aku merasa seperti dihidupkan kembali.

"Kalian lihat itu?" Tunjuk Nijimura pada pintu ruangannya sembari memutar tubuh. "Masuk ke sana dan kalian akan kembali ke dunia kalian!"

Aku tak ingin mengatakan apa-apa ketika Mibuchi membuka pintu, suara derik engsel adalah benda mati yang pertama aku dengar ketika memasuki tempat ini. Kulirik Haizaki sejenak, ia tak menampilkan ekspresi apapun, hingga aku tak tahu apa dia ketakutan atau bagaimana.

Ternyata yang aku lihat tak seperti di film-film horror. Tepat di depan sana, ada pintu cokelat yang tampak biasa, jaraknya tidak terlalu jauh. Ada lorong yang memisahkan kami, jadi kami harus berjalan untuk menuju pintu itu.

Entah bagaimana pintu cokelat itu terbuka dengan sendirinya, seperti dikendalikan oleh teknologi canggih. Anehnya, pintu terbuka dengan cara terbalik. Pintu itu terbuka dengan cara yang salah dan tak biasa. Lantas, cahaya putih menyoroti tanpa peringatan, terlalu terang dan menyakitkan.

Aku menyipitkan mata dan menutupi wajah saking silaunya. Mataku seperti terbakar dan helaiku terasa panas sampai ke akar. Aku tak tahu apa hanya aku saja atau Haizaki juga merasakannya? Entahlah.

Aku juga tak dapat mendengar apa yang orang-orang katakan. Aku tahu Nijimura mengatakan sesuatu, dari gerakan bibir. Ia menepuk pundakku beberapa kali. Merasakan sensasi seperti dipukul palu.

Yang jelas ketika itu terjadi, Haizaki menarik tanganku, membawaku berjalan cepat menuju cahaya itu.

Semakin lama... cahaya itu semakin terang dan aku merasakan hawa panas yang luar biasa hebat sampai-sampai tenggorokanku sakit dan gatal akibat dehidrasi. Lama-lama kepalaku terasa sakit, sakit yang luar biasa hingga aku tak mampu untuk berjalan.

Cahaya putih itu meredup, aku bisa melihat dengan jelas meski mataku belum mampu mengadaptasi ini. Sekilas, aku melihat kabut putih melayang rendah di sekitarku, berputar halus mengelilingi tubuhku seperti disengaja.

Aku mengikuti pergerakan kabut itu dan lama kelamaan kabut itu mulai menyerupai wajah Satsuki. Kemudian berganti menjadi wajah Aida Riko dan terus berganti-ganti dengan sangat cepat. Kabut itu berganti wajah setiap kali aku melangkahkan kaki. Sebagian wajah tidak aku ketahui, kabut itu seperti arwah.

Dan terakhir... aku melihat wajahku. Kabut itu menyerupai wajahku. Samar-samar... kabut itu mengatakan sesuatu, seperti sebuah bisikan...

Aku tak dapat mendengarnya.

Aku berusaha untuk mendengar. Tapi aku terlalu fokus dengan apa yang terjadi padaku, pandangaku mengabur dan genggaman Haizaki tak dapat aku rasakan lagi.

... hingga semuanya menjadi gelap.

Gelap.

Sangat gelap.

Apakah aku mati?

.

.

Aku merasakan sesuatu menyambut tubuh. Suara getir dan tangis Ibu pecah tak karuan.

Disana juga Chihiro yang memanggil, meneliti apa aku bisa menjawab pertanyaannya apa tidak. Dadaku terasa dingin dan sakit, rambutku rontok beberapa, tubuhku dipenuhi perban dan wajahku bengkak seperti habis dipukuli.

Satu hal yang kutangkap dari ucapan Chihiro...

"Kau sudah bangun, Li?"

END

- Omake -

Sudah 3 bulan sejak kejadian Yuzuru Li, Haizaki Shougo dan Kise Ryouta terlempar ke dimensi dunia lain. Seperti yang Nijimura katakan, mereka tak ingat apapun tentang kejadian itu, soal tumbal, cinta, perasaan dan pertemanan antara Haizaki Shougo dan Yuzuru Li.

Yuzuru Li koma ketika diserang seseorang di dalam restoran. Mendapatkan luka tusuk yang banyak di seluruh tubuhnya dengan pisau dan juga garpu, pergolakan batin yang terjadi pada dirinya waktu itu membuat mentalnya hancur. Ia terlalu trauma akibat serangan, terlebih serangan itu dilakukan oleh Momoi Satsuki yang menggila karena kehabisan heroin.

Setelah dinyatakan pulih dan mentalnya stabil ia diizinkan pulang. Perawatan yang ia dapatkan cukup panjang, tapi ia melanjutkan kegiatan seperti biasa dan menerima banyak sambutan oleh anggota keluarga lain.

Kadang kala Yuzuru Li merasa seperti sedang dibuntuti ketika melakukan rutinitas, merasa diperhatikan oleh seseorang yang hawanya terasa familiar, tapi ia tak dapat mengingat milik siapa hawa itu. Hawa itu hanya terasa begitu dekat, begitu dapat dikenali.

Setelah koma, Yuzuru Li berubah drastis. Ia bukan lagi sosok kejam dan dingin yang hobi menusuk para preman juga hobi malak. Ia menjadi gadis normal kebanyakan dan melanjutkan kuliah yang sempat drop sembari bekerja sambilan di toko swalayan. Hubungannya dengan Mayuzumi Chihiro semakin membaik, Chihiro menyatakan cinta setelah Yuzuru Li terbangun dari koma panjang.

Tetapi sebagai gantinya, ia kehilangan sosok Ryouta, Satsuki dan Kuroko. Mereka benar-benar menghilang, mati terbunuh. Tapi tidak ada yang tahu apa penyebabnya.

Kadangkala, ia berpapasan dengan Haizaki Shougo di kampus. Seperti yang sudah disampaikan, mereka tidak saling mengenal satu sama lain, nyaris seperti sumur dan langit. Tetapi di beberapa kesempatan mereka selalu melempar pandang kala berpapasan, berusaha mengingat kembali hal apa yang mengikat mereka. Tapi tidak ada yang dapat mereka temukan. Tidak ada.

Yang jelas mereka berdua selamat, ingatan dari dimensi lain terhapus secara kompleks. Bahkan ikatan mereka sekalipun. Sekte Sesat dan tumbal manusia ini memang ada, terkubur rapat seperti rahasia yang abadi. Para penganut Sekte ada dimanapun, mencari korban dari golongan manusia rusak dan terbelakang, berharap mereka disingkirkan dari tatanan dunia tanpa manusia busuk.

END

A/N : 12 Chapter... Terima kasih pada teman teman yang sudah menyempatkan diri membaca ini dari chapter 1 sampai tamat. Maaf atas updatenya yang lama karena aku sibuk di dunia nyata dan gak bisa menulis setiap hari TToTT

Oh iya jika kalian familiar sama cerita ini, sekali lagi aku jelaskan, aku pernah menulis FF ini di akun Facebook pribadi dan ini adalah versi remakenya. versi sebelumnya chapternya hanya sedikit dan endingnya agak diubah. Kalau tidak salah aku nulis itu sekitar tahun 2017/2016 .

Oh iya dengan tamatnya FF ini hutangku di FF berchapter akan berkurang. Aku harap aku bisa garap mereka lagi satu persatu dan bakalan update secepatnya.

Terima kasih sudah menunggu, love you.