SPY AND KILLER

.

.

Naruto © Masashi Kishimoto saya Cuma pinjam karakternya

SPY AND KILLER © ShiraNoHikari

Genre: Crime/friendship/Romance

Pairing: Sasuke Uchiha/Sakura Haruno

Warning : OOC, AU, typo bertebran dimana-mana, alur terlalu cepat, dll.

RnR

.

.

.

PROLOG

.

.

.


Sunagakure, 10 Agustus 2007

Dor...Dor

Bruukh!

Suasana disebuah bangunan tua yang semula tenang kini mulai diwarnai dengan suara letupan senjata api. Terlihat seorang pria berambut emo dan juga bermata gelap sedang memegang handgun, didepanya ada seseorang yang sudah terkapar tak berdaya dengan darah yang menggenang disekitar tubuhnya.

Sang pemuda yang mulanya diam berdiri mengacungkan revolvernya kini mulai menurunkan senjatanya dan kemudian menghampiri pemuda lain yang terkapar diambang maut.

"Kau kalah, Sasori Akasuna!" Ucap pemuda ber-obsidian gelap tepat didepan pemuda yang sedang diambang maut dengan berjongkok.

"Mungkin memang sekarang aku kalah. Tapi ingat, suatu saat kematianku akan dibalaskan oleh seseorang yang takkan pernah kau duga sebelumnya. Ingat itu Agen Uchiha!. Tak lama lagi!" balasnya dengan sisa-sisa tenaganya yang terakhir, setelah itu dia pun meninggal.

Tanpa disadari oleh kedua orang itu, ada seseorang yang telah melihat dan mendengarkan percakapan kedua orang itu. Dengan berlinang air mata dia berlari menjauh dari bangunan tua tadi.

Sunagakure, 29 Oktober 2007

Ditepi jembatan yang terbentang, berdirilah seorang gadis berambut merah dan bermata emerald yang tengah mengeluarkan cairan bening. Di tangannya tergenggam sebuket bunga lili putih, tak lupa dengan mantel tebal dan syal yang membalut lehernya. Mungkin memang sekarang sedang memasuki musim gugur, jadi pakaian hangat saja tak cukup untuk menghindari suhu dingin yang menusuk-menusuk sampai ketulang-tulang.

"Aku akan membalaskan dendammu kak!" ucapnya sedikit terisak dan melemparkan bunga itu ke sungai yang mengalir dibawahnya. Mungkin dengan itu, jiwa sang kakak yang telah tiada menjadi tenang dialam sana. Terlihat setelah melempar bunga itu dia segera berbalik badan dan menghapus air matanya.

"Tidak seharusnya aku menangis. Kematianmu tidak akan sia-sia. Aku akan membalasnya. Pasti! Itu pasti!. Tunggulah aku. Sasuke Uchiha. Aku akan datang!" Ucapnya pada diri sendiri sembari mengepalkan tangannya kuat sampai buku-buku jarinya memutih. Setelah mengucapkan itu dia pun pergi meninggalkan tempat itu .

Belum jauh dia melangkah untuk pergi meninggalkan tempat itu, ia teringat sesuatu dan mengambil ponsel disaku mantelnya. "Apakah sudah kau siapkan semuanya?" tanyanya ke seseorang yang dihubunginya. "Sudah Ketua!" jawab seseorang diseberang dengan tegas.

"Bagus. Beberapa bulan lagi kita akan mulai bertempur!" jawabnya, atau lebih tepatnya bermonolog.

Semilir angin malam menerpa seorang pemuda yang tengah duduk dibalkon apartemennya sambil ditemani oleh secangkir expresso panas —yang mungkin sekarang telah menjadi dingin karena terlalu lama dibiarkan—.

"Mungkin, memang sekarang aku kalah. Tapi ingat, suatu saat kematianku akan dibalaskan oleh seseorang yang takkan pernah kau duga sebelumnya. Ingat itu Agen Uchiha!. Tak lama lagi!"

Terngiang kembali kata-kata dari ketua Organisasi Pembunuh bayaran itu. Orang yang 2 bulan lalu dia bunuh di bangunan tua adalah ketua dari Organisasi Pembunuh bayaran. Seakan udara dingin tak mampu membuyarkan lamunannya akan kejadian yang 2 bulan lalu terjadi. Entah mengapa perasaanya tidak enak, seakan semua yang dia―Sasori Akasuna—ucapkan akan benar-benar terjadi suatu saat nanti. Entahlah dia juga tidak tahu, yang pasti jika semua yang dia ucapkan akan menjadi nyata, pasti itu benar-benar buruk baginya atau lebih parah lagi bagi orang yang berada disekelilingnya akan terjerat dalam bahaya.

Drrrrtt...drrrrttt

Dering ponsel tampak membuyarkan lamunanya. Dia memekik kaget dan mengutuk siapa saja yang berani menghubunginya di malam yang sudah selarut ini. Tetapi ia tarik kembali kata-katanya ketika melihat nama sang penelpon. Ternyata yang menelpon adalah sang pemimpin dikantornya, segera sajalah dia mengangkat telpon itu walau dengan berat hati.

"Selamat malam!" Sapa sang penelpon

"Ada apa menelponku ditengah malam begini?" tanyanya to the point. Jujur saja dia tidak suka bertele-tele, apalagi ini sudah malam.

"Ah, baiklah-baiklah. Sepertinya kau memang tidak bisa di ajak berbasa-basi. Jadi begini, tugasmu disana sudah selesai bukan?"

"Hn." Dan itulah jawaban sang bawahan, walaupun begitu bawahannya yang satu ini memang sedikit menyebalkan.

"Baiklah kalau begitu. 3 hari lagi kau bisa kembali pulang ke Konohagakure. tiket pesawatnya akan kukirim besok. Oh ya, dan kau diberi libur selama seminggu. Yah mungkin bisa dibilang sebagai hadiah, karena kau telah membunuh dan membereskan pembunuh bayaran internasional. Dan yang terakhir, selamat malam. Dan juga cepatlah tidur!. Udara malam tidak baik untuk pemuda seusiamu. Dan sekarang, juga sedang musim gugur. Ya sudah, Ja ne!" Jelasnya panjang lebar kali tinggi. Tapi kalau dipikir-pikir benar juga ucapannya. Secara ini memang sedang musim gugur dimana udara lumayan cukup dingin di Sunagakure.

Setelah menutup telponnya, pemuda Uchiha itu mulai beranjak dari duduknya, dan segera berjalan menuju kedalam apartemennya.

3 hari kemudian

Sunagakure Airport.

`Huh, akhirnya aku bisa segera pulang ke rumah. Rindu rasanya dengan suasana rumah, karena memang aku sudah beberapa bulan ini tidak pulang ke rumah`, Batin Sasuke senang. Setelah itu dia mulai memasukan tangannya kedalam saku mantelnya dan mengambil ponselnya. Dan kemudian dia asyik menekan-nekan benda elektronik itu.

Karena terlalu sibuk dengan ponselnya, dia tidak melihat ada seorang gadis yang berjalan berlawanan arah dengan terburu-buru. Karena tak menyadari adanya seseorang yang menuju kearahnya dengan terburu-buru akhirnya…

Buuggkh!

Terjadilah tabrakan antara kedua orang itu. "Maaf. Aku tidak melihatmu!" ucap Sasuke, dengan sedikit rasa bersalah. Tapi dia sedikit terpukau dengan penampilan gadis itu. Gadis itu sangat terlihat cantik, dengan rambut merah panjang yang digerai dan sepasang mata emerald. Tapi ada yang aneh dengan sorot matanya…, entahlah, dia juga tidak tahu apa itu. Batin Sasuke secara tidak sadar. Setelah mengenyahkan pemikirannya itu segeralah dia tersadar jika gadis yang ditabraknya tadi sedang membereskan barang-barangnya yang berserakkan akibat kecerobohannya, dia berkata, "Apa kau tidak apa-apa nona?".

"Iya aku tidak apa-apa." Jawab gadis itu pelan. Suaranya begitu lembut. Batin Sasuke. Lagi. 'aku ini apa-apaan sih!'. "Biar kubantu," tawar Sasuke. Tetapi tawarannya ditolak secara halus, karena memang dia telah selesai membereskan barang bawaannya.

"Terima kasih. Tapi aku telah selesai membereskanya…" jawabnya terhenti karena sedikit terkejut dengan siapa yang ditabraknya tetapi langsung dilanjutnya perkataanya tadi. "…dan aku juga minta maaf telah menabrakmu. Sampai jumpa." setelah mengucap kata itu, dia berbalik dan meninggalkan Sasuke yang masih terpaku menatap gadis itu. Beberapa langkah setelah meninggalkan Sasuke bibir mungil gadis itu menampakkan seringaian-nya.

'Pertemuan yang tak terduga Uchiha-san.'

Spy and Killer. Prolog. (291116)

-TBC-

Saya ucapkan terimakasih bagi yang sudah sempat mampir untuk baca ff gaje nan absurd buatan author.

Review?

Review kalian adalah semangat untuk author menulis cerita.