Title : Tears in the Thorn
Author : Elle Riyuu
Main Cast : Chanbaek
Genre : Romance, hurt/comfort
Rate : M
Summary : Dia selalu sendirian lalu mereka mengambilnya untuk memanfaatkan dan menyakitinya, ia tidak lebih dari sebuah boneka. Hingga cinta datang dan ia terlalu canggung untuk menghadapinya. Karena pria yang berada dalam lingkaran cintanya tidak jauh berbeda dari mereka.
.
.
.
Warning! YAOI!
Di sini Chanyeol, Baekhyun, Luhan, Taeyong, Kai, dan Suho seumuran ya. Jongdae lebih muda dari mereka. Ini untuk keperluan cerita. Hope you enjoy it! ^^
.
.
[CHAPTER 1]
.
.
.
Pria dengan wajah manis itu masih menghasilkan bunyi-bunyi kecil. Masih mengetik di laptop kesayangannya. Tubuhnya masih setia duduk di bangku perpustakaan. Masih harus menyusun berkas untuk kelulusannya. Menjadi seorang mahasiswa membuatnya jadi terlihat sangat sibuk. Tapi ia tidak sendiri, bersama seorang sahabatnya juga. Dia juga menyusun berkasnya, berkas yang sama sekali tidak ia mengerti. Ia tidak bodoh untuk menyusun berkas sendiri di perpustakaan kampus saat hari sudah gelap seperti ini. Ini memang masih belum larut, tapi tetap saja ia tidak mau sendirian di tempat yang kerap kali muncul di film-film horror yang sering ditonton kakak angkat perempuannya. Menurutnya ia bukan penakut, hanya was-was.
"Baekhyun! Ayo pulang! Sehun sudah menjemputku. "
Pria itu menoleh pada sumber suara, pada Luhan yang sekarang sedang membersihkan peralatannya.
"Baiklah. Kita pulang, biar kalian bisa kencan malam ini. " Baekhyun terkekeh kecil.
"Makanya, Baek. Cari pacar cepat! Biar kita double date. " Dan Luhan tersenyum main-main , melihat Baekhyun yang sedikit mencebik bibirnya.
Baekhyun adalah seorang yang pendiam dan Luhan cukup senang bisa melihat sisi lain dari dirinya. Baekhyun sangat tidak mudah untuk menerima dan mempercayai orang lain karena banyak kepahitan yang harus ia jalani dalam hidupnya.
.
.
"Kami duluan, Baek! " Luhan berteriak pada Baekhyun yang menatap kepergiannya dengan Sehun, ia merasa sedikit khawatir dengan Baekhyun yang harus pergi seorang diri ke kafe Joonmyeon untuk bekerja. Baekhyun sebenarnya bukan orang yang kekurangan, tapi keluarganya yang membuatnya tidak memegang banyak lembaran uang.
Dan Baekhyun melambaikan tangannya. Lalu perlahan Baekhyun mengayunkan dua kakinya. Menyusuri area pejalan kaki yang lengang, tapi tidak terlalu sepi. Sebenarnya tubuh Baekhyun memintanya untuk naik bus, tapi pikirannya merasa lebih baik kalau ia berjalan kaki.
Baekhyun merasa dengan berjalan kaki penatnya hanya terasa lebih berkurang. Baekhyun mengedarkan pandangannya, ingin menikmati keadaan di sekitarnya. Masih belum terlalu malam, jadi masih aman untuk sedikit menunda-nunda waktu untuk bekerja di tempat kerjanya, lagipula ini masih belum memasuki jam kerjanya.
Orang tuanya di Amerika dengan alasan mengelola sebuah cabang perusahaan di sana, sedangkan Baekhyun adalah anak rantau yang pergi dan tinggal di Seoul untuk melanjutkan pendidikannya setelah lulus SHS. Baekhyun tinggal sendiri dan sekarang ia telah menjadi mahasiswa semester akhir. Sebenarnya Baekhyun bisa tinggal bersama kakak angkat perempuannya, tapi kakaknya itu sudah menikah. Jadi Baekhyun tidak ingin kehadirannya malah sedikit menganggu waktu berdua kakaknya dan kakak iparnya.
Tapi tiba-tiba Baekhyun berhenti berjalan. Matanya sedikit memicing, memperhatikan bayangan di daerah samar-samar dekat gang dengan seksama. Di situ ada dua orang, seorang wanita dan seorang pria. Mereka sedang.. berciu.. man? BERCIUMAN?! Hell! Ini masih tempat umum!
"Dasar anak muda zaman sekarang! Pacaran tidak tahu tempat." Baekhyun menggerutu. Sedikit jengkel dengan perbuatan dua orang tadi. Tapi sepertinya ia lupa kalau dirinya juga seorang anak muda zaman sekarang.
Dan entah kenapa sekarang pikirannya kembali merayap ke perkataan Luhan tadi.
'Makanya, Baek. Cari pacar cepat! Biar kita double date...'
"Cari pacar, ya?" Baekhyun bergumam sendiri lalu tersenyum kecut.
Baekhyun itu belok, tapi bukan itu masalahnya. Mereka yang belok sudah cukup banyak sekarang, tapi ia merasa dirinya tidak cukup menarik untuk mendapatkan pasangan belok yang cocok. Ayolah.. Baekhyun memang ramah, tapi hanya punya sedikit sahabat. Baekhyun memang sudah jadi mahasiswa, tapi hanya sering di rumah. Siapa yang mau dengan orang monoton sepertinya? Lagipula ia sudah-
Drrt.. Drrt..
Dan getaran ponselnya berhasil menarik paksa Baekhyun dari lamunannya. Baekhyun dengan sedikit tergesa-gesa meraih ponsel di saku mantelnya. Takut-takut kalau terlambat getaran itu malah berhenti. Tapi kemudian kening Baekhyun berkerut. Masalahnya yang menelepon ini adalah ibunya. Bukannya kenapa, hanya saja ibu angkat Baekhyun itu tidak pernah sama sekali menelepon, apalagi kalau hanya membicarakan sesuatu yang tidak terlalu penting. Tapi kemudian Baekhyun memilih untuk mengangkat telepon itu, meski sedikit ragu.
"Iya, eomma?" Baekhyun mengedarkan pandangannya sebentar lalu kembali melangkah.
"Dimana, Baek?" Suara ibunya terdengar sedikit kebingungan dan dingin.
"Di jalan. Sedang jalan kaki setelah dari kampus. " Baekhyun memasukkan satu tangannya ke dalam saku mantelnya setelah angin malam yang dingin bertiup melewati surai kecoklatannya, juga karena rasa gugup yang melingkupi perasaannya.
"Cepat pulang! Aku menunggumu di apartement. Jangan mampir kemana-mana! Kau harus cepat sampai!" Kali ini suara ibu Baekhyun terdengar tegas.
"Hm... A-ada apa, eomma? "Baekhyun mengernyit bingung. Bukannya Baekhyun tidak mau pulang. Baekhyun malah sangat ingin pulang dan merebahkan tubuh lelahnya di kasurnya yang sangat nyaman.
"Pulang saja! Jangan banyak bertanya!" Lalu telepon mereka diputuskan sepihak.
Baekhyun berhenti melangkah lalu memandang ponselnya dengan kening berkerut. Baekhyun tidak khawatir dengan ibunya bisa masuk apartement-nya atau tidak. Ia yakin, pasti kakaknya yang menjemput ibunya lalu mengantar ibunya ke apartement-nya. Well, ibu dan kakaknya sudah tahu sandi apartement-nya. Karena sandi apartement-nya adalah bulan, dan tahun lahirnya.
Tapi yang buat kening Baekhyun berkerut sebenarnya karena ibunya menyuruhnya cepat pulang. Baekhyun rasa ia tidak ada membuat masalah. Jujur, ini jadi membuat Baekhyun sangat bingung. Dan akhirnya Baekhyun memilih untuk mengirim sebuah pesan pada Joonmyeon perihal izinnya lalu melanjutkan langkahnya lagi. Baekhyun pikir dengan cepat sampai di apartement ia juga akan segera mengetahui alasannya. Lagipula apartement Baekhyun tidak terlalu jauh, tinggal belok kanan di pertigaan di depan lalu berjalan sebentar. Kafe Joonmyeon memang terletak tidak begitu jauh dari tempat tinggalnya, karena itulah ia sering pulang dengan berjalan kaki.
.
.
Baekhyun meletakkan sepatunya di rak sepatu setelah ia memasukki apartement-nya yang selalu bersih dan nyaman.
Dan untung Baekhyun rajin sekali bersih-bersih dan suka memasak. Jadi ia bisa lihat ibunya makan makanan yang dipanaskan kakaknya yang memang ia letakkan di lemari pendinginnya
"Oh? Sudah pulang, Baekhyun? " Ibunya sedikit menoleh dari dapur, melihat Baekhyun yang hanya lewat, pergi ke kamarnya sambil menunduk.
"Cepat mandi, Baek. Lalu gunakan pakaian yang bagus. Kita akan ada tamu. " Kakak Baekhyun berujuar cuek sambil membaca sekilas satu persatu halaman novel yang Baekhyun pinjam dari Joonmyeon.
"Tamu?" Baekhyun mengernyit sedikit, langkahnya juga jadi terhenti. Pasalnya ini pertama kalinya ibunya menerima tamu di apartement-nya. Aneh dan terlalu tiba-tiba, itu yang Baekhyun rasa. Apalagi sekarang Baekhyun merasa sangat kelelahan. Tapi lagi-lagi Baekhyun memilih menurut saja, daripada berakhir babak belur. Lagipula kalau tamunya sudah datang nanti Baekhyun akan tahu dengan sendirinya. Dan akhirnya Baekhyun segera memasuki kamarnya lalu meraih handuknya dan melangkah masuk ke kamar mandi. Harus cepat-cepat bersiap untuk menyambut tamu yang ia tidak tahu siapa.
.
.
Baekhyun sudah menggunakan bajunya. Sedikit malas untuk mengkuti apa yang kakaknya tadi katakan. Baekhyun tidak memakai baju yang bagus, tapi cukup pantas untuk menerima tamu. Baekhyun hanya pakai baju santainya, baju biru lengan panjang dan celana pendek selutut berbahan denim. Dan setelah itu Baekhyun merebahkan tubuhnya di kasur.
"Ahh.." Baekhyun bisa merasa tubuhnya terasa sedikit nyaman dan lelahnya jadi benar-benar menusuk tulang dan kulitnya.
Matanya sedikit bergerak menatap langit-langit kamarnya yang berwarna biru dipadukan perak pada bagian-bagian tepi. Lalu perlahan-lahan tertutup seiring dengan rasa kantuk yang tiba-tiba datang dan membuat kelopak matanya terasa berat.
Tok tok tok.
"Baek! Cepat keluar! Tamunya sudah datang!" Suara kakaknya disertai dengan ketukan pintu yang terdengar sedikit brutal membuat mata Baekhyun kembali terbuka lebar.
"I-iya!" Baekhyun menyahut dengan sedikit berteriak dan sedetik setelahnya Baekhyun bangun dengan helaan napas keras. Baekhyun sangat mengantuk sekarang.
Baekhyun kembali berdiri di depan cermin dan sedikit merapikan rambutnya. Setelah dirasa cukup rapi dan pantas untuk dipandang, Baekhyun segera keluar dan berjalan mendekati tamu-tamunya.
"Selamat datang. "Baekhyun membungkuk hormat sembilan puluh derajat.
Dan tamu-tamunya tersenyum lalu membungkuk sedikit, membalas salam Baekhyun. Perlahan-lahan Baekhyun mengangkat tubuhnya lalu memandang tamu-tamunya. Ada seorang pria dewasa, seorang wanita dewasa, dan seorang pria muda yang..
Tubuh Baekhyun sedikit membatu setelah melihat seorang pria itu di sana.
"Park Chanyeol. " Orang itu menjulurkan tangannya.
Baekhyun memandang orang itu dan tangan orang itu bergantian, masih cukup terkejut dengan apa yang dilihatnya. Park Chanyeol. Siapa yang tidak kenal pria itu? Terkhusus di kampusnya. Seorang pria yang memiliki banyak penggemar dan terkenal sebagai pemain hati banyak penggemarnya. Seorang yang selalu mendapat ajakan kencan setiap harinya, anak orang kaya yang juga selalu menghabiskan waktu santainya untuk berkencan dengan orang berbeda setiap harinya. Seorang flower boy. Tapi jangan salah, Baekhyun bukan termasuk penggemarnya, ia hanya sedikit mengaguminya.
"Byun Baekhyun. " Baekhyun menjawab lembut sambil tersenyum setelah bisa mengendalikan rasa terkejutnya.
"Ayo duduk. " Ibu Baekhyun mengintrupsi, membuat orang-orang disana duduk perlahan.
"Ekhem.. " Ayah Chanyeol berdehem.
"Kami akan cepat, jadi dengarlah dengan baik." Ayah Chanyeol memberikan peringatan sebelum ia mulai berbicara dengan lebih serius, tertuju pada dua orang pria muda di sana.
"Jadi maksud kami.." Ayah Chanyeol menggantung kalimatnya, membuat Baekhyun merasa gugup. Dan entah kenapa hati kecilnya berkata ada sesuatu yang buruk akan segera terjadi.
"Kami akan menjodohkan kalian berdua. Chanyeol dan Baekhyun. "
"APA?!" Baekhyun memekik kaget dan Chanyeol melebarkan matanya. Oh tidak, Baekhyun tahu penderitaan yang lebih menyakitkan sepertinya akan segera dimulai, tapi Baekhyun hanya bisa pasrah.
Dan hal satu yang mereka tidak tahu, kalau Chanyeol itu sebenarnya...
.
.
.
TBC/END?
.
.
Bagi yang merasa kalo ini mirip satu ff dengan judul dan cast yang berbeda. Ya, ini adalah versi Chanbaek. Kenapa aku buat versi Chanbaek? Aku mau coba rasa baru dengan cast baru, ditambah buat seseorang yang katanya gak nge-feel kalo bukan Chanbaek, kamu bisa baca sekarang. Meski kamu ngasih review-nya secara face to face sih XD.
Ini ff Chanbaek pertama aku, tolong support-nya ya. Biar makin semangat buat nyeleseinnya. Kenapa chapter 1 pendek? Aku mau liat respon dulu ^^ mau tau kalian terhibur dan pengen ini lanjut lagi atau malah sebaliknya XD
Last, you reviewing and I writing~ ^^