Sakura melirik kesekitar mall yang sedang didatanginya ini. Gaara sedang berada ditoilet dan meninggalkannya sendirian. Entah mengapa, Sakura merasa semua tatapan pengunjung mall itu sekarang sedang berada di dirinya. Menatapnya seolah penasaran dan aneh karna dapat menggandeng seorang Sabaku –terlihat jelas dari rambut merah dan bermata hijau yang menjadi cirri khas klan Sabaku- kedalam mall.
Mendadak, Sakura menundukkan dirinya melihat dirinya sendiri, dia hanyalah gadis yang biasa-biasa saja dengan penampilan buruk rupa bagaikan ayam. Gaun berwarna hitam inilah yang tadinya akan dipakai olehnya kedalam acara pesta perpisahan sekolah.
"Kau sudah selesai?"
Sakura tersentak dari lamunannya dan melihat Gaara yang berjalan kearahnya dengan sangat bersinar. Iya, bersinar. Sakura langsung merasakan pipinya merona lalu dengan gugup berdeham untuk menyembunyikannya, "Ah iya.."
"Maaf lama ya" Kata Gaara yang sudah berada disamping gadis itu.
Sakura mengangguk gugup lalu tersenyum kecil, "Tidak kok, Gaara. Santai saja."
Gaara tertawa kecil, "Tak usah gugup." Kata pemuda itu sambil mengambil tangan Sakura dan sedikit menariknya.
.
.
.
Am I Crazy?
Desclaimer : Masashi Kishimoto
Warn : AU, OOC, Typo, Lemon (in very very next chapter), Update 'gak tentu.
Multi Chapter.
If u don't like this story, just leave this page alone.
.
.
.
"Sepertinya warna merah cocok sekali untukmu"
Gaara menarik keluar gaun berwarna merah semata kaki yang mempunyai sisi berkilauan disekitar pinggangnya. Gaun itu berbahan satin lembut yang sudah pasti mahal dan berkerah rendah sebatas dada.
Gaara melirik Sakura didepannya yang diam mematung, "Ayo tunggu apalagi. Coba dong" Katanya lalu sedikit mendorong Sakura kedalam ruang ganti.
Sakura yang tak ingin membantah pemuda yang sedang mentraktirnya itupun menuruti saja apa kemauan dari Gaara. Gadis itu mengambil gaun merah mahal dari tangan Gaara dan masuk kedalam ruang ganti sementara tak lama Gaara menyahut dari luar.
"Aku tunggu disini ya!"
"Oke" Jawab Sakura.
Sakura menatap gaun ditangannya penasaran lalu melirik tag harga yang ada dibalik punggung gaun itu lalu membelalak terkejut.
20 juta ryo?!
Gaun polos segini aja harganya sudah sama dengan satu sepeda motor?!
Apa tidak apa-apa Gaara menraktirnya segini banyak? Bagaimana cara Sakura membalasnya?
Sakura sibuk dengan pikiran-pikirannya sendiri sampai suara ketukan pelan dari luar menyadarkan gadis itu.
"Sakura, apa kau baik-baik saja didalam? Apa kau perlu bantuan?" Kata Gaara sarat dengan nada khawatir.
Sakura berdeham lagi, "Eng-enggak kok. Sebentar lagi aku selesai"
"Oke, aku tunggu ya"
Sakura menggelangkan kepalanya pelan berusaha menyingkirkan pikiran-pikiran yang mengganggunya dan mulai membuka pakaiannya. Gadis itu memasukkan gaun merah mahal –ralat- super duper mahal itu dengan sangat hati-hati, tak ingin meusak seinchi pun gaun mahal itu.
Setelah selesai, gadis berambut pink itu mematut dirinya didepan cermin dan tersenyum kecil, "Sempurna."
Tangan Sakura membuka pintu ruang ganti didepannya lalu keluar dengan hati-hati. Langkah gadis itu pelan dan berjinjit kecil hingga sampai kedepan Gaara yang sedang duduk diatas sofa putih sambil serius memainkan ponsel.
"Gaara," panggilnya pelan.
Gaara yang merasa terpanggil memusatkan matanya kearah Sakura dan terbelalak sesaat. Sedangkan Sakura yang melihat reaksi Gaara menunduk malu lalu berdeham untuk menyadarkan pemuda itu. Gaara terlihat mengumpat kecil lalu berdeham keras.
"Kau… cantik sekali" pujinya tulus.
Sakura menatap netra hijau Gaara dan merasakan pipinya semakin memanas, "Benarkah? Terima kasih" Kata Gadis bersurai pink itu malu-malu sambil meletakkan anak rambutnya dibelakang telinga.
Mereka berdua terdiam dalam pikirannya masing-masing dan disadarkan oleh Gaara yang melangkah pelan kearah Sakura. Pemuda itu berhenti saat jarak mereka hanya dua jengkal dan tiba-tiba Gaara memegang bahu Sakura dengan tangan kekarnya.
"Saat dipesta nanti.." Katanya sambil menegakkan tubuh Sakura yang semula menunduk, "Kau tidak bleh menunduk ataupun minder atau apalah-apalah yang menyebabkan wajahmu tak terlihat. Kau harus bias membuktikan kalau kau paling mempesona".
Pipi Sakura semakin memerah mendengar perkataan Gaara, "A-aah.. apa-apaan kau ini." Katanya malu.
Gaara hanya tersenyum miris. Dia tak tahu apa yang sedang direncanakan Tayuya mengingat gadis itu baru kali ini tidak ingin memberitahukan rencananya pada Kingdom.
Ya, selama ini rencana untuk membully Sakura memang terbuka lebar dan tidak berahasia-rahasiaan seperti ini. Sama ketika Hana ataupun Karin yang ingin mengerjai Sakura, semua anggota Kingdom wajib tahu dan memikirkan resikonya bersama-sama.
Tak pernah ada stau rencanapun yang tidak mereka rundingkan sebelumnya. Gaara hanya berharap, apapun rencana Tayuya, gadis itu tak sampai keteraluan dan dapat embuat Sakura semakin terpuruk.
"Se-setelah ini kita akan kemana?" Tanya Sakura.
"Aku ingin mengajakmu makan dulu sebelum pulang, kau mau kan?" Kata Gaara sembari mengeluarkan kartu berwarna hitam dan membayar gaun yang sudah dibungkus rapi oleh kasir.
Sakura mengambil bungkusan yang diberikan oleh sang kasir dan mengangguk kearah Gara, "Aku tahu tempat makan enak, dan kali ini aku yang akan menraktirmu" Kata Sakura sambil tersenyum senang.
Gaara hanya menaikkan alisnya lalu tertawa kecil. Gadis ini unik sekali.
"Terserah" Jawabnya.
oOo AIC oOo
Mata Gaara terbelalak melihat tempat makan didepannya. Sakura mengajaknya kesebuah kedai ramen yang kecil dan sempit, bahkan Gaara harus sedikit menunduk saat tingginya yang hampir 180 cm mengenai daun pintu.
"Pamaan" Kata Sakura riang. Gadis itu tetap menarik Gaara lalu duduk dimeja depan koki yang sedang menuangkan sesuatu kedalam wajan.
Gaara masih terpaku disamping Sakura sampai gadis itu menarik tangannya agar duduk disampingnya. "Maaf ya Gaara. Kau pasti tak pernah makan ditempat seperti ini, tapi kau harus tahu ini adalah kedai ramen tereeenak sepanjang masa, panjangnya sampai melebihi kasih ibu sekalipun" Kata Sakura riang sambil tertawa.
Gaara hanya tersenyum kecil lalu berbisik ditelinga Sakura, "Apa tidak apa-apa jika kita duduk terlalu dekat dengan kompornya?" Tanya Gaara sambil melihat ngeri kearah koki yang hanya berjarak semester didepannya.
Bayangkan saja, koki itu memutar-mutar kompornya didepan muka Gaara. Seperti sedang sirkus saja!
"Ah, santai saja. Sesekali memang aku sedikit terkena minyak panasnya, tapi itu jarang sekali terjadi kok" Kata Sakura sambil mengibas-ngibaskan tangannya kewajah Gaara yang semakin pucat pasi setelah mendengar bahwa akan ada minyak terbang yang mungkin saja mengenainya.
Tapi, karna melihat wajah gadis disebelahnya yang tampak riang, Gaara hanya diam tak membantah lalu mengangguk dan berharap-harap cemas bahwa sang koki kali ini tak menerbangkan minyak panasnya.
Gaara bisa mati diketawai Kingdom jika wajahnya terkena minyak panas dan alasannya hanyalah karna dia duduk didepan koki yang sedang memasak sambil bersirkus.
Lima menit kemudian, koki yang tampak sudah berumur kira-kira menjelang lima puluh mendekati mereka dengan dua mangkuk berisi ramen super besar. Lengkap dengan telur, daging, dan segala macamnya.
Gaara meneguk ludahnya tanpa sadar, biasanya ramen-ramen yang dimakannya hanyalah ramen yang berada direstoran dan itu tak mempunyai harum yang khas seperti di kedai ini. Mungkin Sakura benar. Bisa saja rasanya lebih enak.
"Itadaikimas" Kata Sakura sambil menungkupkan tangannya lalu memisahkan sumpit ditangannya menjadi dua.
Gaara yang melihat itu hanya bias mengikuti gadis itu. Netra nya menatap ramen didepannya dan mengambil sejumput mi yang ada dimangkuk besarnya, lalu memasukkan mie itu kedalam mulutnya.
Gaara terdiam sejenak lalu mengunyah nya. Enak! Ini sangat enak.
Pemuda itu memasukkan lagi mie kedalam mulutnya, kali ini lebih banyak dari yang tadi sampai-sampai pemuda itu merasa mulutnya hamper meledak sangkin penuhnya.
"Enak kan?" Tanya Sakura.
Gaara hanya mengangguk dan berusaha menjawab tapi mie yang ada dimulutnya menyebabkan dia terbatuk-batuk dengan keras. Sakura membelalakkan matanya dan menepuk-nepuk punggung Gaara cemas, "Astaga Gaara, apa kau baik-baik saja. Ini, minum ini" Kata Sakura sambil menyodorkan air putih kearah Gaara.
Gaara langsung menyambar air putih itu dan menarik nafas dalam-dalam, "Maaf" Katanya pelan.
"Tidak. Aku yang harusnya minta maaf, karna aku yang mengajak bicara, jadinya kau tersedak.."
"Tidak apa-apa. Aku baik-baik saja kok"
Setelah mengatakan itu Gaara mengambil lagi mie nya dan memasukkan nya kedalam mulutnya. tak sampai lima menit, mie Gaara sudah habis disusul oleh Sakura dua menit selanjutnya. "Kenyang sekali" Kata Sakura.
Gaara hanya mengangguk setuju lalu mengangkat tangannya, "Pak tolong bungkus enam buah lagi ya!"
Sakura terkejut dan melihat Gaara, "Kau akan memakan semuanya?"
"Mungkin" Kata Gaara lalu tertawa melihat wajah Sakura yang syok menatapnya. "Mungkin saja tidak karna kau tahu, aku juga akan membagikannya keanak-anak Kingdom. Merka pasti suka".
Sakura berbinar sejenak lalu meredup dan mengangguk kecil, "Yah semoga mereka tak sakit perut."
"Kau bilang apa? Yaampun, mereka pasti akan nambah."
Sakura tertawa kecil lalu mengangkat tangannya meminta bill sebelum Gaara memberikan dua lembar uang 100 ribuan kearah koki yang tadi.
"Loh? Kan aku sudah bilang akan menraktirmu?" Tanya Sakura.
"Tenang saja. Aku sudah membungkus 6 buah untuk temanku jadi harusnya aku yang membayar karna aku yang memesan paling banyak" Kata Gaara sambil mengedipkan matanya.
Sakura merona lalu tergagap, "A-apa? H-hei, itu tidak benar. Kan aku yang mengajakmu kesini" Katanya sambil mengeluarkan dua lembar uang 100 ribuan didompetnya.
"Sudahlah, Sakura. Hari ini aku memang berniat menraktirmu sepenuhnya. Ayo kuantar pulang"
Setelah mengatakan hal itu Gaara kembali menarik tangan Sakura dan mengucapkan terima kasih kepada koki yang berada disitu.
oOo AIC oOo
Mobil Gaara terhenti disebuah rumah mewah bernuansa klasik-modern yang dihiasi lampu remang-remang. Setelah mengantar Sakura kerumahnya, Gaara memang akan bertemu teman-temannya yang sekarang sedang berada dirumah Itachi –atas permintaan Karin-.
Gadis itu mengucapkan terima kasih saat Gaara mengantarnya sampai kedalam rumahnya. Pipi Sakura yang merona malu masih terngiang dipikiran Gaara apalagi saat Gaara kembali mengulang –mengingatkan- Sakura agar gadis itu tidak mandi saat malam hari.
Gaara tersenyum kecil. Tentu saja dia tahu, teman-teman Sakura sendiri yang membocorkan kehidupan pribadi Sakura karna diiming-imingi agar bias masuk kedalam geng Kingdom. Sebenarnya, Gaara tidak habis piker. Apa sebegitu bodohnya semua teman-teman Sakura yang berbalik mengkhianati gadis itu agar bisa masuk kedalam Kingdom?
Sudah jelas bahwa mereka tidak akan masuk karna.. Kingdom hanyalah geng-geng biasa yang berteman karna memiliki kepribadian unik, bukan sebuah organisasi yang bisa dimasuki dan terdaftar sebagai anggota hanya karna sukses melakukan sebuah tugas.
Tapi, Gaara juga tak mau peduli.
"Hai Gaara"
Gaara melihat Itachi yang baru habis keramas –terlihat dari rambutnya yang masih basah- melambai kearahnya. Gaara melangkah kearah ruang tamu yang sudah dipenuhi oleh anak-anak Kingdom yang sedang mengerjakan kesibukan mereka sendiri. Seperti, Hana yang sedang mengeringkan rambut Itachi, Hidan dan Kakuzu yang sedang bermain game, Karin yang mengikuti Sasuke ke dapur ataupun Tayuya yang termenung di ujung sofa.
Alis Gaara memandang Tayuya penasaran, sebenarnya ada apa dengan gadis ini? Akhir-akhir ini dia selalu duduk termenung dan seperti tak ingin masuk kedalam keasikan Kingdom, dia hanya akan menjawab jika topik yang sedang dibicarakan adalah Sakura.
Gaara mengangkat plastik bungkusan ditangannya, "Aku membawa makanan"
"Wah tumben sekali." Kata Hidan yang matanya tak pernah lepas dari game yang dimainkannya.
"Kau tak ingin makan?" Tanya Gaara kearah Hidan.
"Tak usah, aku sudah mau masuk final" Jawab Hidan cepat.
Gaara mendengus lalu melirik bungkusan yang dibawanya, "Baguslah aku hanya membeli 6 bungkus saja".
Itachi merangkak kearah bungkusan Gaara lalu membukanya, "Wah ada ramen…" Katanya lalu melirik kelantai atas.
"Narutoo.. Gaara membawa ramen, ayo turun!" Kata Itachi lalu melirik kearah dapur, "Sasuke Karin berhenti bercumbu dan kesini sekarang".
Semua yang mendengar teriakan Itachi terkekeh geli tak lama kemudian Naruto menuruni tangga dengan tergesa-gesa disusul oleh Sasuke dan Karin yang dating dengan wajah kusut dan baju berantakan.
"Ramen darimana nih?" Tanya Naruto.
"Makan saja" Jawab Gaara sambil menghempaskan tubuhnya lalu berbaring dan meletakkan kepalanya kepaha Tayuya. "Ku tak makan?" Tanya Gaara sambil melihat Tayuya.
"Tidak selera. Aku sedang memikirkan rencanaku" Jawab Tayuya sambil merenung.
Gaara menghela napas pelan, "Aku harap rencanamu tak membawa kita kedalam masalah besar. Kau tahu? Aku menganggapmu seperti adikku Tayuya, jika kau seperti ini dan tiba-tiba terkena masalah. Kami semua akan susah memikirkanmu".
Tayuya hanya tersenyum kecil tanpa membalas ucapan Gaara.
"Heem inih henak hehalih(Ini enak sekali)" Kata Naruto yang dibalas dengan sahutan jijik oleh Shion.
"Naruto-kun, telan dulu makanannya baru bicara" Kata gadis cantik berambut pucat yang duduk disamping Naruto.
Itachi melirik Gaara. Sahabatnya itu mendengus kesal lalu membuang wajahnya ke kanan setelah mendengar suara Shion yang mendadak peduli pada Naruto.
Ini sudahrahasia lama, tapi dari dulu Gaara memang menyukai Shion, gadis itu sendiri pun mengetahui hal itu, tapi Shion lebih menyukai pemuda kuning sahabat Sasuke yang tak pernah peka bahwa sebenarnya dia menawan.
Itachi menggelengkan kepalanya melihat teman-temannya. Walaupun mereka terkadang aneh dan jahat, Itachi yakin, itu hanya karna mereka bosan dengan hidup mereka yang memang impian semua orang.
Yang tak mereka-mereka tahu. Walaupun Kingdom idaman, semua orang didalamnya hampir sama. Kesepian.
oOo AIC oOo
Dihari Jumat yang cerah ini, Sakura mendapat kerusuhan lagi. Iya, karna Kingdom. Entah kenapa semenit yang lalu ada teman satu kelasnya yang terburu-buru bilang padanya bahwa sekarang dia dipanggil keruang kelas Inuzuka Hana.
Sakura mengutuk apapun yang bisa menyebabkan Kingdom memanggilnya. Sakura salah apa lagi? Dia bahkan tak pernah bertmeu dengan Kingdon dari seminggu yang lalu kecuali dengan Gaara.
Tapi apa? Bukannya Gaara kemarin baik padanya. Mereka juga tak melakukan apa-apa hingga dirinya harus dilabrak oleh Kingdom seperti ini?
Sakura melirik ruangan khusus Kingdom didepannya gugup lalu mengetuk pelan pintu itu.
"Masuk" Sahut suara perempuan didalam ruangan. Kemungkinan besar itu Hana.
Sakura membuka pintu didepannya dan melihat Hana duduk sendirian diruangan terang itu. Hana hanya meliriknya sekilas lalu menggerakkan kepalanya kearah kursi didepannya. Sakura tergugup lalu menuruti apa yang dikatakan oleh kekasih Itachi Uchiha itu.
"Ada apa?" Tanya Sakura setelah dia duduk didepan Hana.
"Semalam kau dan Gaara pergi berdua kan?" Tanya Hana.
Sakura hanya mengangguk mengiyakan.
"Kemana kau ajak makan dia?" Tanya Hana lagi.
Kali ini Sakura tak langsung menjawab. Gadis itu mengerutkan alisnya tak mengerti lalu menatap Hana bertanya, "Memangnya ada apa?"
"Gaara tidak mungkin makan ditempat murahan karna kemauannya sendiri dan jadi seperti ini."
Mata Sakura terbelalak lalu menatap Hana penasaran, "Apa yang terjadi dengan Gaara?"
"Dia sakit perut tahu! Sekarang dia sudah ada di UKS. Aku mau kau mengunjunginya dan meminta maaf padanya sekarang. Tapi ada satu syarat".
Hana menyeringai lalu bertepuk tangan sekali keudara. Karin, Shion dan yang lain kecuali Tayuya dating membawa gaun menor berwarna tabrakan dan menyodorkannya kepada Sakura.
"Kami harus mendandanimu dulu. Bayangkan saja kau harus menghibur Gaara dengan jadi badut agar pemuda itu sembuh. Oke?" Tanya Hana sambil tertawa kecil.
Sakura hanya menghela napas kesal. Karna ini kesalahannya yang membuat Gaara seperti itu, mau tak mau dia harus menuruti Hana.
oOo AIC oOo
Sakura menatap pintu UKS didepannya lalu menghela napas kesal. Tak menyangka dia akan berhadapan dengan Gaara dalam keadaan yang seperti monyet ini. Bayangkan saja, Dia memakai Gaun mengembang dan berwarna pink tua bercambr hijau muda, rambutnya yang dikucir sepuluh dan wajahnya yang terkena coming akibat 'makeup' dari Karin.
Mereka itu benar-benar… ah sudahlah.
Yang ada dipikiran Sakura saat ini hanyalah Gaara yang terbaring sakit didalam UKS. Gadis pink itu dengan cepat membuka pintu didepannya lalu mencari disetiap ranjang UKS dan menemukan pemuda merah yang sangat dikenalnya sedang berbaring sambil menutup matanya.
Sakura berkeringat dingin lalu berlari kearah Gaara. Matanya menatap pemuda itu dengan khawatir.
"Gaara? Apa kau tidak apa-apa? Maafkan aku, harusnya aku tak mengajakmu ke kedai murahan itu, harusnya aku tau kau gatahan dengan makanan pinggiran. Yaampun, jangan mati. Maafkan aku" Ocehnya tak jelas sambil tetap memukul kepalanya kesal.
Sakura merasa tangannya dipegang lalu mengangkat kepalanya dan berhadapa dengan Gaara yang melihatnya aneh.
"Apa-apaan kau ini. Untuk apa kau menyakiti dirimu sendiri seperti orang gila? Dan apa-apaan pakaianmu itu?" Tanya Gaara ke Sakura yang sedang terbengong.
"Loh, bukannya kau sakit perut?" Tanya Sakura.
Gaara memandang Sakura aneh, "Tidak. Aku sedang bolos. Siapa yang mengatakan seperti itu padamu?" Tanya Gaara.
"Han- ah! Sial" bisik Sakura yang diikuti oleh kekehan Gaara.
"Sabar ya. Ini yang terakhir kok. Nanti setelah lulus kan mereka tak akan menganggumu lagi" Kata Gaara.
Sakura hanya mengangguk lalu berdiri, "Kalau gitu aku pergi saja. Aku mau membersihkan mukakku."
"Oke" kata Gaara sambil melihat Sakura yang sedang melangkah kearah pintu.
Sebelum Sakura sampai didepan pintu, Gaara memanggilnya lagi. "Tunggu, besok.. aku akan menjemputmu".
"Loh? Kenapa? Aku bisa pergi ke pestanya sendiri kok."
Gaara menggelengkan kepalanya, "Tidak apa-apa. Tidak etis jika kau tak datang bersamaku padahal aku sudah mengajakmu pergi kepesta."
Sakura tampak berpikir sejenak lalu menganggukkan kepalanya, "Terserahmu sajalah." Katanya lalu menghilang dari balik pintu meninggalkan Gaara yang menghela napas sedih.
Entah kenapa Gaara takut.
Dia sangat ketakutan akan apa yang akan dilakukan Tayuya besok saat pesta kelulusan.
.
.
.
Tbc…
A/n:
Kalian gak mau numbuk blue? Udah berapa bulan nih blue gantungin kalian? Atau udh berapa tahun ya? Wkwk sabar ya sayangku cintaku. Entar blue bakal sering kok nyelesain ini. Karna cerita wattpad blue udh mau tamat BANZAAI
Jadi resolusi tahun baru blue adalah, manamatkan semua cerita yang menggantung. Bentar lagi blue bakalan mau ngumpulin niat nulis BDSM. Ditunggu ya.
Last words : REVIEW DONG :*
With all Love,
Blueyes Pinkerest, xoxo.