Halo, minna !

Kagoya kembali dengan chapter ketiga !

Enjoy !

Disclaimer : Naruto milik Masashi Kishimoto.


Bunyi decit sepatu dan derap kaki terdengar memenuhi seluruh sudut gym Konoha Junior High.

"Kiba!"

"Terlalu lambat!"

Uchiha Itachi merebut bola operan dari Sasuke untuk Kiba.

"Sial!" Kiba mengumpat.

"Pull back!" Sasuke mengarahkan. "Defense!"

"Terlalu lambat, adik kecil." Itachi terus mendribble bola.

"Kau tidak akan melewatiku!" Naruto menghadang Itachi.

Itachi segera melangkah mundur dan bersiap menembak. Naruto tidak membuang waktu dan segera melompat untuk menangkis.

"Naruto, itu fake!" Neji berseru dari ujung lapangan.

"Apa?!" Naruto melihat ke bawah dan menyadari bahwa Itachi tidak melompat untuk melakukan tembakan. Ia justru mengoper bola ke Uchiha Obito dan sepupu dari Itachi dan Sasuke itu segera melakukan dunk.

Shikamaru menghela napas dan meniup peluit tanda latihan pertandingan usai. 60-120. Kekalahan mutlak bagi Konoha Junior High.

"Untuk pertama kalinya kita bermain dalam sesi waktu resmi, kalian lumayan juga." Itachi menyodorkan air minum untuk adiknya. Sasuke tidak berkomentar dan memilih untuk minum.

"Tapi kecepatan dan kekuatan kalian kurang." Obito berkomentar. "Untuk mengalahkan Deidara, kalian harus bisa menghentikan Kakashi. Posisinya sama seperti Deidara yaitu point guard."

"Tapi dengan Han dan Rōshi, kalian butuh usaha ekstra untuk mengalahkan mereka." Itachi menyahut. "Ditambah, kalian tidak punya pemain cadangan."

"Posisi apa yang dipegang Han dan Rōshi?" tanya Sasuke.

"Han memegang center dan Rōshi memegang power forward." jawab Shikamaru. "Dan itu berarti Naruto harus bisa mengatasi Lee-senpai dan Kiba harus bisa mengatasi Itachi-senpai."

"Shikamaru, katakan apa saja yang harus kami perbaiki setelah kau melihat latihan tanding hari ini." ujar Sasuke.

Shikamaru mengangguk. "Secara garis besar, menurutku stamina kalian sudah sangat baik. Kalian berhasil bertahan melawan tim basket Konoha Senior High, tim basket SMA terkuat. Akan tetapi, kemampuan personal kalian harus ditingkatkan. Sasuke, kau harus meningkatkan akurasi operanmu ketika kau dihadang secara mendadak. Naruto, kau harus bisa bertahan melawan Lee-senpai yang jauh lebih kuat darimu. Dan kau harus lebih pintar melihat gerakan lawan. Kau tahu berapa banyak fake yang berhasil menipumu? 80. Kiba, kau harus bisa mengimbangi kecepatan Itachi-senpai. Neji dan Gaara, menurutku kalian sudah baik namun kalian masih terlihat kewalahan ketika dihadang oleh lawan bertubuh besar."

Gaara meneguk air minumnya dan mengangguk. Kankuro tersenyum dan merangkul adiknya. "Kau akan berlatih lebih keras denganku di rumah, adik kecil."

Gaara membalas senyum kakaknya.

"Gaara! Kankuro! Kalian sudah selesai latihan?"

Gaara dan Kankuro menoleh ke arah sumber suara dan melihat kakak mereka Temari berdiri di pinggir lapangan. Di belakangnya, Sakura berjalan memasuki lapangan.

"Sakura!" Gaara dan Kankuro berlari menuju adik bungsu mereka. "Apakah kau tidak apa-apa? Kenapa ke sini?"

"Aku ingin melihat latihan kalian!" sahut Sakura dengan semangat. "Oh... Apakah aku terlambat?"

"Tentu tidak, Sakura-chan." sahut Itachi yang tiba-tiba sudah berdiri di belakang Gaara dan Kankuro. "Kami hanya sedang istirahat. Sebentar lagi akan mulai babak kedua."

"Babak kedua? Oh! Wah, Gaara-nii, kau kalah telak." gumam Sakura.

"Gaara, siapa ini?" tanya Naruto sambil menghampiri. "Dan kenapa Itachi -senpai mengenali gadis ini?"

"Oh ya benar, kalian belum pernah bertemu dengan adikku!" ujar Gaara. "Perkenalkan, ini adikku, Sabaku no Sakura. Itachi-senpai mengenalnya karena pernah mengerjakan tugas kelompok di rumahku."

"Hee, aku tidak tahu kau punya adik perempuan." sahut Kiba. Kini semua orang mengerumuni Gaara.

"Halo, perkenalkan, namaku Sakura." ujar Sakura sambil tersenyum. "Kuharap kakakku tidak merepotkan kalian."

"Astaga, kau adalah perempuan paling manis yang pernah kutemui!" sahut Naruto. "Berapa umurmu?"

"10 tahun." jawab Sakura.

Naruto dan Kiba sontak memandang Gaara. "Orangtuamu sangat menyukai angka 3 ya? Kenapa perbedaan umur kalian 3 tahun semua?"

Kankuro sontak tertawa terbahak-bahak. "Sepertinya memang begitu. Nah, apakah kita mau berlatih lagi?"

Pertanyaan Kankuro segera dijawab oleh anggukan dari teman-temannya. Gaara menoleh pada Sakura. Rasa khawatir dan cemas terlihat jelas di kedua matanya.

"Sakura, apa kau benar-benar ingin di sini? Apa kau tidak mau pulang saja?"

"Ya!" jawab Sakura antusias. "Aku ingin melihat pertandingan kalian!"

"Tapi..."

"Tenang saja Gaara," sahut Temari menenangkan. "dokter bilang Sakura 'sangat sehat' hari ini." lanjutnya sembari tertawa.

Sakura memberikan tatapan memelas terbaiknya pada Gaara dan tiga detik kemudian, shooting guard dari Konoha Junior High itupun luluh.

"Baiklah, baiklah," sahutnya sambil mengelus kepala Sakura dengan sayang. "duduk yang manis dan jangan terlalu banyak bergerak."

Sakura mengangguk dan duduk bersama Temari di pinggir lapangan. Gaara melemparkan satu pandangan kembali ke arah adiknya lalu berlari memasuki lapangan.

"Tampaknya kau sangat mengkhawatirkan kesehatan adikmu." ujar Neji. "Apakah dia sakit?"

Gaara menatap Neji lalu tersenyum sendu. "Bisa... Dibilang begitu."


Sakura lahir di tengah-tengah keluarga yang hangat. Meskipun kedua orangtuanya jarang berada di rumah karena sibuk dengan pekerjaan mereka—mereka berdua adalah pengusaha sukses yang selalu pergi ke luar negeri untuk memperluas bisnis mereka—tapi Sakura memiliki saudara-saudara yang sangat menyayanginya. Meskipun terpisah lautan, kedua orangtua Sabaku bersaudara selalu rutin menelepon setiap harinya untuk mendengarkan cerita dan kabar anak-anak mereka.

Temari—yang kini berusia 19 tahun dan merupakan mahasiswi tahun pertama di Konoha University jurusan bisnis—dengan sigap menjadi pengganti kedua orangtua mereka di rumah. Ia yang mengurus segala kebutuhan ketiga adiknya. Ia selalu memastikan bahwa ketiga adiknya tidak kekurangan apapun. Ia memang tidak menyukai basket, namun ia mendukung passion kedua adiknya pada bidang olahraga tersebut.

Kankuro—putra pertama yang kini berusia 16 tahun—dengan sigap membantu Temari. Ia selalu melindungi saudara-saudaranya. Kemampuannya bermain basket membuatnya mendapatkan beasiswa penuh untuk bersekolah di Konoha Senior High.

Gaara—yang kini berusia 13 tahun—berusaha untuk mengikuti jejak kakaknya. Ia sudah bermain basket sejak kecil. Meskipun Konoha Junior High tidak menyediakan beasiswa, namun Gaara bertekad untuk masuk ke Konoha Senior High dengan beasiswa basket.

Terakhir adalah Sakura. Sebenarnya, ia adalah hasil "kecelakaan" kedua orangtuanya. Minatnya terhadap basket sudah muncul semenjak ia berusia empat tahun. Ia selalu menonton ketika kedua kakak laki-lakinya berlatih tanding di lapangan basket di taman dekat rumah mereka. Ia bahkan mengetahui berbagai istilah dan peraturan dalam dunia tersebut dari kedua kakaknya. Ia selalu ingin bermain basket. Akan tetapi, kondisi jantung Sakura yang lemah sejak kecil menghalangi keinginannya.

Sejak kecil, Sakura selalu pergi ke rumah sakit secara rutin untuk memeriksakan kondisi jantungnya. Dokter berkata bahwa meskipun lemah, namun selama Sakura tidak melakukan kegiatan apapun yang terlalu melelahkan, ia akan baik-baik saja. Itulah sebabnya ia selalu berada di dalam rumah agar tidak kelelahan. Bahkan, apabila bukan karena tatapan memelasnya yang jitu, ia tidak akan mungkin diperbolehkan keluarganya untuk berhenti home schooling dan bersekolah seperti anak-anak seumurannya. Kegiatan melelahkan salah satunya adalah tentu saja bermain basket.

Sakura harus menunggu hingga kondisi tubuhnya cukup kuat untuk menerima transplantasi jantung.

Ah! Uchiha Sasuke baru saja memasukkan bola dengan dunk! Caranya bermain basket entah mengapa membuat Sakura begitu terpesona. Cara ia menggiring bola, cara ia mengoper, cara ia memimpin teman-temannya, cara ia menembak bola, semua itu terlihat sangat indah di mata Sakura.

Keinginannya untuk bermain basket semakin menggebu-gebu.

Hmm... Mungkin malam ini ia bisa menyelinap untuk mencuri berlatih di taman dekat rumahnya. Kankuro-nii dan Gaara-nii pasti sudah terlalu lelah untuk mengawasinya. Temari-nee juga harus bersiap untuk kuis kecil yang akan ia hadapi esok. Sakura dapat menyelinap keluar dari kamar jendelanya tanpa diketahui siapapun.

Ia ingin sekali bisa bermain seperti Uchiha Sasuke. Benar-benar terlihat mempesona.


Selesai !

Bagaimana pendapat para readers ?

Review dan/atau flamesnya Kagoya tunggu :D