Disclaimer : Naruto © Masashi Kisimoto

Date a Live © Koshie Tachibana

Summary : Jika para spirit wanita tidak muncul di Kota Tenguu, melainkan di dunia shinobi, khususnya Konoha. Apa yang akan dilakukan Naruto untuk mempertahankan kedamaian yang sudah susah payah ia raih dari ancaman makhluk yang disebut spirit? Apa yang akan terjadi pada kehidupan Naruto selanjutnya? Simak saja ceritanya. . . . . [Naruto Hareem][No Lemonade Juice].

Genre : Adventure, Humor, & Little bit Romance

Rate : M

Setting : Canon dunia shinobi, Konoha, Timeline Boruto The Movie.

Warning : Maybe Humor, Typo, OOC, Gaje, Lime bertebaran dimana-mana, Menistakan banyak Chara, dll.

Pair : Naruto Mass Hareem

Rabu, 17 Agustus 2016

Happy reading for the epiloge chapter . . . . .

Spirit, Uzumaki, dan Kekacauan

By Si Hitam

Chapter 9-Epiloge. Hareem is Justice.

...

Siang hari yang cerah ini, pusat kota Konoha sedang ramai-ramainya. Tujuh tahun sudah berlalu semenjak amukan spirit terkuat yang meluluh-lantakkan seisi Konoha. Kota ini kembali menjadi pusat peradaban desa-desa ninja dari seluruh dunia dengan fasilitas dan infrastruktur yang lengkap. Semuanya kembali seperti sedia kala, bahkan pembangunan semakin gencar dan polulasi penduduk semakin banyak.

Tepat di pusat kota, pada sebuah stadion atau gelanggang yang menjadi pusat berkumpulnya puluhan ribu manusia.

"Ini saatnya ya?"

"Iya."

Orang nomor satu di Konoha, Nanadaime Hokage, menyahut basa-basi dari sahabat sekaligus penasehatnya yang berjanggut dan memiliki model rambut dikuncir nanas.

Maksudnya, saat ini sedang berlangsung babak terakhir ujian chunin yang mengikutsertakan seluruh shinobi dan kunouichi muda dari seluruh penjuru dunia. Tentu saja menjadi sangat ramai karena ini adalah event internasional. Lima Kage dari lima desa ninja terkuat berkumpul dan duduk di tribun VIP yang disediakan khusus.

Ke tengah lapangan, ada seseorang beralis tebal dengan potongan rambut model mangkok yang sedang memberi pengarahan pada 12 peserta ujian chunin yang sampai pada babak terakhir.

Dia, Rock Lee, salah satu shinobi elit Konoha yang sepak terjangnya dalam dunia perninjaan tak usah diragukan lagi. Dan sekarang dia akan bertindak sebagai wasit pertandingan.

Lee menatap tegas pada semua peserta, "Aku yakin kalian semua sudah tahu. Babak ketiga yang menjadi babak terakhir dalam Chunin Exam tahun ini adalah pertandingan perorangan. Mungkin kalian akan melawan orang dari tim yang sudah mengenal dan tahu detail kemampuan kalian. Masing-masing dari kalian akan bertanding tiga kali, dan jika berhasil memenangkan ketiganya tanpa ada kalah satu kali pun, maka dialah pemenangnya. Aku tanya sekali lagi, apakah kalian sudah siap?"

"Ya!"

Duabelas peserta Chunin Exam yang kesemuanya adalah ninja-ninja muda berbakat berusia 13 tahunan menjawab dengan lantang.

"Kalau begitu, babak ketiga dari Chunin Exam, dimulai sekarang!"

Teeeeeeeeeeeeeetttttt...

Suara nyaring sirine tersebut menandakan bahwa pemilihan acak lawan bertarung sudah selesai dilakukan.

Lee sang wasit memanggil peserta terpilih. "Pertandingan pertama, Uzumaki Boruto dari Konohagakure melawan Yurui dari Kumogakure."

Dua peserta yang dipanggil turun ke arena.

"Petarung, maju!"

Sesuai instruksi Lee, Boruto dan Yurui si anak gembul berambut kuning kecoklatan mengambil posisi bersiap.

Ini pertarungan bagus, Boruto adalah anak dari Jinchuriki Kyubi dan Yurui adalah putra dari Killer Bee sang Jincuriki Hachibi.

"Pertandingan..., Dimulai!"

Chaaaaaaa...

Shing

Shing

Dashhh...

Trannkkk...

Pertarungan menggunakan senjata, tampak Yurui lebih unggul dengan teknik pedang pendek penusuk seperti ayahnya.

Bolt sedikit terdesak karena hanya berbekal satu kunai di tangan kanan.

Belum sampai disana, Yurui menggunakan teknik gelembung peledak. Yurui membuat gelembung-gelembung tersebut dari mulutnya seperti membuat balon permen karet.

Kaboommm...

Bolt terpental, bangun lagi. Sekarang ada banyak gelembung peledak yang memenuhi arena pertarungan. Jika meledak semuanya, sudah pasti Bolt akan kalah.

Namun kini, cara licik sudah mengisi otak Bolt, "Ini yang pertama dan terakhir, kau kalah!"

Bolt melempar sebuah shuriken, lalu dengan trik aneh yang misterius, shuriken itu berbelok jalur lemparannya hingga mengenai gelembung yang hendak dikeluarkan Yurui dari mulut. Gelembung itu meledak tepat di wajah pemiliknya, Yurui K.O. seketika.

Teeeeeeeeeeetttttt.

Lee berseru, "Pertandingan selesai. Pemenangnya, dari Desa Konohagakure, Uzumaki Boruto!"

Orryaaaaaaaaaa. . . . . . . .

Teriakan penonton bergemuruh memenuhi penjuru stadion. Pertandingan seru namun sangat cepat dimenangkan oleh Boruto. Tentu saja, sebagai putra Hokage Ketujuh yang terkuat, terhormat, dan paling disegani, Bolt adalah peserta yang paling diunggulkan sebagai jawara.

"Yatta yataaaaa... Onii-chan sugoooiiii..."

Himawari berteriak senang, adik kandung perempuan Boruto ini melompat-lompat ditempat. Namun dia tidak sendiri,

"Whoaaaa,,,,,"

"Onii-chan, onii-chan, onii-channnnnn..."

"Onii-chan, ganbarouuuu...!"

Yah, Himawari berteriak bersama sembilan gadis cilik lainnya. Mereka semua adalah saudari-saudari yang berada dalam satu keluarga besar Uzumaki. Walaupun berbeda ibu, tapi itu tak sedikitpun melemahkan hubungan mereka.

Sembilan gadis-gadis kecil yang bersama Himawari penampilannya persis seperti ibu mereka masing-masing namun dalam versi cilik, wajah mereka bahkan warna rambut dan iris mata tak ada beda antara anak dengan ibunya. Mulai dari Tohka, Miku, hingga yang terakhir masuk dalam keluarga Uzumaki yaitu Origami, masing-masing memiliki satu anak perempuan hasil pernikahannya dengan Naruto. Rata-rata gadis-gadis cilik itu berusia sekitar 6 tahunan. Meski sangat mirip ibu masing-masing, namun Naruto juga memberi tanda sebagai keturunannya, yakni kesembilan gadis cilik itu memiliki dua pasang tanda lahir di pipi, persis seperti Bolt dan Himawari.

Satu hal yang pasti, sebagai adik-adik Bolt, mereka bersepuluh memiliki kesamaan. Semuanya mengidap penyakit jiwa Brother-Complex akut, yang membuat sang kakak tak pernah bisa berteman dekat dengan anak perempuan manapun diluar keluarga mereka. Hmmmm,,,, entah apa jadinya?, bisa-bisa di masa depan nanti, Bolt akan mengikuti jejak ayahnya mendirikan harem dan berpoligami dengan banyak perempuan, walau dalam bagian ini semua anggota haremnya mungkin dari garis keturunan yang sama, sedarah, incest. Tapi entahlah, tak ada yang tahu apa yang terjadi di masa depan nanti.

Ahhh,~~~ tentang Naruto, hampir saja lupa. Naruto sungguh gagah. Dia sudah punya sebelas anak di usianya yang baru menginjak 35 tahun. Wajar karena dia punya sepuluh istri, semuanya centik, molek, dan menawan dengan pesona khas masing-masing.

Naruto, The True Harem King. Laki-laki sejati yang mengumpulkan banyak wanita dalam kehidupannya bukan hanya karena nafsu, ada hal yang jauh lebih kompleks dan berkesan dalam nilai-nilai kehidupan daripada hanya sekedar hal itu. Yang pasti, ada tanggung jawab besar yang dia pikul dalam hidupnya saat ini.

Oh iya, satu lagi. Semua anggota harem Naruto hadir dan duduk di tribun VIP bersama para pejabat. Ada Uzumaki Hinata disana, duduk persis disamping Himawari. Lalu didekatnya ada Uzumaki Tohka, Uzumaki Miku, Uzumaki Yoshino, Uzumaki Kotori, Uzumaki Kurumi, Uzumaki Kaguya, Uzumaki Yuzuru, Uzumaki Mayuri, dan Uzumaki Origami yang sedang duduk memangku anak perempuannya masing-masing.

Nampak sekali, ibu-ibu satu anak itu terlihat dewasa, elegan dan tampil anggun bak seorang istri raja. Apalagi Hinata, dia sudah seperti seorang permaisuri. Eh tapiiiii, memang sepertinya sangat tepat kalau Hinata itu disebut seorang permaisuri mengingat bagaimana posisinya dalam keluarganya.

Ohhh, beralih ke bangku penonton lain. Teriakan tak kunjung berhenti semenjak kememangan pertama Boruto, jagoan mereka dari Konoha, memenangkan pertandingan pertama dengan sebuah pertarungan cepat.

Tapi kalau dilihat lebih jeli, ada hal yang agak berbeda dengan bangku penonton kebanyakan. Kursi kelas eksekutif tidak terlalu penuh, namun setiap sudut ada terkumpul beberapa orang, tampak seperti berkelompok. Dan jika diamati lebih teliti, tampak bahwa setiap kelompok adalah satu keluarga dengan lebih banyak wanita dalamnya.

Itu ada penjelasannya, begini.

Perang terakhir, walaupun dimenangkan pihak aliansi, tapi Perang Dunia Shinobi Keempat telah merenggut banyak sekali laki-laki sebagai korban tewas. Proses pemulihan pasca perang berlangsung cepat, pembangunan dan peradaban semakin maju, populasi penduduk meningkat tajam dengan angka kelahiran yang tinggi. Tapi ada satu hal yang mengakibatkan krisis. Pertumbuhan penduduk masa kini paling banyak berjenis kelamin perempuan, sehingga menciptakan ketidakseimbangan penduduk.

Di Konohagakure, perbandingan populasi laki-laki dan perempuan adalah 2 berbanding 7. Misalnya dalam 1000 penduduk, hanya ada sekitar 225 yang berjenis kelamin laki-laki sedangkan 775 sisanya adalah perempuan. Ini benar-benar krisis, iya krisis yang sangat pelik, krisis pasangan hidup, KRISIS PASANGAN HIDUP!. Menurut catatan statistik, sekitar 75% wanita produktif pada usia nikah bahkan ada yang melewati usia itu sampai saat ini belum memiliki pasangan.

Ini benar-benar krisis besar, krisis yang mana laki-laki menjadi barang langka.

Oleh karena itulah, Konoha sebagai pioner dengan Uzumaki Naruto sang Hokage Ketujuh yang telah sukses menjalankan program keluarga poligami, menerapkan kebijakan baru. Kebijakan yang pokok utamanya berisi 'anjuran keras' bagi laki-laki yang 'mampu' untuk memiliki istri lebih dari satu. Setiap laki-laki yang ingin, mau, serta memiliki kemampuan fisik untuk berpoligami akan didukung oleh pemerintah secara finansial sebagai stimulus persiapan ekonomi program keluarga poligami. Bahkan khusus untuk pegawai dan aparatur negara, tunjangan keluarga akan dikali tiga jika punya dua istri, dikali sembilan jika punya tiga istri, dan dikali lima belas jika punya empat istri.

Tentu saja gebrakan dalam kehidupan berkeluarga yang termaktub dalam kebijakan baru pemerintah Konoha menuai kontroversi besar. Ada kubu yang kontra dan pro dengan kebijakan ini.

Pertama adalah kubu yang kontra, yang hampir semuanya diisi perempuan, ibu-ibu dari yang muda sampai yang tua. Tentu saja, mereka bangkit untuk menolak keras kebijakan ini, tidak ada perempuan yang rela, sudi, mau dimadu. Tidak ada! Wanita adalah makhluk dengan segala keegoisannya dalam cinta. Prinsipnya adalah 'Lebih baik mati berkalang tanah, daripada hidup bersama madu'.

Kedua, kubu yang pro. Dalam kelompok ini juga hampir semuanya diisi perempuan, perempuan produktif usia nikah bahkan ada yang hampir melewati batas usia produktif namun masih belum memiliki pasangan. Mereka sadar, betapa susahnya mencari laki-laki untuk dijadikan suami di jaman ini, dan kebijakan baru Pemerintah Konoha bagai angin segar untuk mereka. Prinsip yang mereka pegang adalah 'Lebih baik malu menjadi madu daripada perawan tua seumur hidup'.

Faktanya, kedua kubu ini sama egoisnya. Ada yang egois tidak ingin berbagi suami, ada yang egois ingin memaksa berbagi suami orang. Para laki-laki memang lebih cenderung pro dengan kebijakan ini namun mereka kebanyakan adalah laki-laki yang takut istri, yang mana istri mereka ada di kubu pertama. Jadinya, kaum laki-laki terutama yang bapak-bapak lebih memilih diam.

Perseteruan kedua kubu berlangsung sengit dan lama, bahkan hampir dua tahun. Hingga akhirnya kubu kedua yang pro memenangkan perdebatan. Kebijakan baru inipun telah ditetapkan secara sah semenjak lima tahun lalu.

Ada banyak alasan kenapa kebijakan ini disahkan. Pertama dari jumlah pendukung, kubu yang pro memiliki jumlah pendukung hampir dua kali lipat lebih banyak dari yang kontra, membuat mereka akhirnya memenangkan proses pemungutan suara di Parlemen Konoha. Lalu hal lainnya, kebijakan ini memang lebih baik diterapkan untuk mencegah maraknya penyakit sosial yang semakin merajalela.

Ya, sebuah penyakit kejiwaan bernama Netorare atau disingkat NTR. Hal ini seringkali terjadi mengingat kebanyakan laki-laki memiliki jiwa kuat sebagai seorang 'petualang'. Kemudian banyaknya angka populasi perempuan yang belum memiliki pasangan membuat peluang terjadinya kasus ini semakin tinggi. Lalu ada hal-hal buruk lainnya juga yang semakin memperparah keadaan, salah satunya trend gaya hidup wanita tak bersuami dengan motto, 'Biarlah tak bersuami, asal bukan perawan tua dan pernah menyesap indahnya bercinta', dan motto inilah yang membuat mereka dengan senang hati merelakan tubuhnya dijamah oleh tangan laki-laki yang tak terikat dalam hubungan apapun dengan mereka.

Itu adalah penyakit sosial, harus diberantas, dan cara paling efektifnya adalah anjuran berpoligami.

Sebenarnya masih ada banyak kasus dan skandal lagi, bahkan cerita-cerita kompleks sebelum kebijakan itu benar-benar disahkan. Tapi itu sudah lewat lima tahun lalu dan saat ini keadaan sudah kembali damai.

Damai, dengan banyaknya kepala keluarga yang memiliki istri lebih dari satu. Maka dari itulah penonton chunin exam kelihatan berkelompok. Setiap kelompok adalah satu keluarga poligami.

Sebagai permulaan, anjuran itu menetapkan batas maksimal yaitu dua isrti. Namun dalam waktu singkat, mengingat keberhasilan kebijakan ini dalam menekan angka penyakit sosial Netorare dan masalah sosial lainnya, akhirnya hingga saat ini seorang laki-laki boleh memiliki istri maksimal empat. Meski begitu, kebijakan ini tidak sembarangan. Laki-laki yang diperbolehkan menjalankan anjuran ini harus memenuhi kriteria tertentu, harus melewati tes kualifikasi yang ditetapkan pemerintah, salah satunya adalah sehat fisik demi menenuhi kebutuhan semua istri, sehat mental, serta punya visi yang jelas akan membuat rumah tangga poligami yang seperti apa.

Kembali ke pertandingan babak ketiga Chuunin Exam.

"Shannarouuuuuuu...!"

Duaggg

Dhuuaaarrr...

Ninja dari Kumogakure bernama Tarui terpental dan terperosok dalam dinding stadion setelah menerima pukulan keras dari Sarada, putri satu-satunya Uchiha Sasuke.

"Yes!" Sarada mengepalkan tangannya, merasa senang dengan kemenangan yang ia peroleh.

"Yosshaaaaaaaaa, Sarada-channnn... Kau hebaaat." beberapa orang wanita yang berkumpul dibangku penonton berteriak kencang.

"Sarada-neesama... Kami sayang nee-sama, kami akan terus mendukungmu, kami mencintaimuuuuuuuuuu..." disambung oleh teriakan beberapa anak kecil berumur 4 tahunan berjenis kelamin laki-laki.

Sedangkan ibu kandung Sarada, Uchiha Sakura hanya memijit pelipisnya tanda ringisan dalam hati akan kelakukan overalay keluarganya.

Benar, Keluarga Uchiha.

Jadi begini, Uchiha Sasuke adalah orang pertama yang menjalankan anjuran berpoligami. Dengan cepat, berkat pesona ketampanan seorang Uchiha Sasuke, dia berhasil merangkul 3 wanita cantik dan seksi sekaligus.

Sebenarnya Sakura adalah pemimpin kubu kontra. Dia adalah orang yang paling keras menolak kebijakan itu karena menurutnya telah menginjak-injak harkat dan martabat serta hak wanita. Namun mau bagaimana lagi, kebijakan sudah disahkan dan Sasuke memenuhi semua kualifikasi sehingga sangat dianjurkan untuk berpoligami.

Sakura tak kuasa menolak. Lagipula ia masih memikirkan impian Sasuke yaitu CRA atau restorasi Klan Uchiha. Klan Uchiha tidak akan pernah bisa kembali bangkit kalau hanya berharap pada Sarada. Sarada itu perempuan dan kalau menikah nanti, pasti ikut marga suaminya. Sedangkan Sakura hanya bisa memberikan Sarada sebagai keturunan.

Hingga saat ini, Sasuke sudah memiliki tujuh anak laki-laki yang semuanya terlahir dari rahim istri-istri barunya.

Mengenai istri baru Sasuke, ada kriteria khusus yakni dadanya harus besar, CATAT! harus besar. Minimal ukuran F-cup mengingat bagaimana fetish atau ketertarikan seksual Uchiha yang satu ini. Sebelumnya, Sasuke bahkan pernah kedapatan awak media berusaha menggaet Tsunade Senju sang mantan Hokage kelima. Namun tak berhasil karena Tsunade merasa dirinya sudah tua dan tak mau memikirkan pasangan hidup lagi, tak peduli bagaimanapun kebijakan pemerintah Konoha saat ini. Naas saat itu, hampir saja Sakura dimadu oleh gurunya sendiri.

Sakura, selain pusing dengan tingkah keluarganya, dia juga pusing memikirkan nasib miris tentang rasa irinya terhadap ukuran dada para madunya itu. Yah, dia tidak bisa memberikan kesenangan bagi Sasuke berkaitan dengan dada. Dia juga menyesali, kenapa baru sekarang tahu kalau suaminya itu punya fetish akut pada dada perempuan. Kalau tahu begini, lebih baik mencari laki-laki lain saja yang fetishnya pada dada rata.

Mengenai teriakan tujuh anak laki-laki tadi, tampaknya mereka sangat menyayangi kakak mereka. Aahhh, mungkinkah Sarada juga akan seperti Bolt? Mendirikan harem, lebih tepatnya reverse-harem dengan jalan incest bersama adik-adiknya? Entahlah, sekali lagi tak ada yang tahu bagaimana cerita masa depan.

Kembali ke lapangan,

"Aku menyerah."

"Keputusan yang bagus!"

Shikadai Nara, dengan teknik andalan keluarga yakni kegenui dan kageshibari, berhasil membuat lawannya yang berasal dari Sunagakure menyerah tanpa syarat bahkan tanpa pertarungan berarti.

"Whoaaaa,,, Shikadai-kun terbaik."

"Shikadai-nii, kau harus terus menang sampai final."

Nah, kalau itu teriakan dari keluarga besar Nara.

Sama seperti Sasuke, Shikamaru juga menjalankan program keluarga poligami. Termasuk Temari, dia punya empat istri. Dari istri-istri barunya, Shikamaru sudah menambah 6 anak lagi. Walau banyak anak, tapi dia tak pernah lagi mengatakan 'merepotkan' karena keluarganya bagai surga sekarang. Kalau Temari marah-marah apalagi mengamuk, tinggal lari ke istri lain.

Dibangku penonton, Temari hanya diam, tak mau memusingkan kelakuan keluarganya. Sebenarnya nasib wanita yang satu ini sama mirisnya, persis seperti Sakura. Istri-istri baru Shikamaru semuanya berjenis loli dan semuanya punya pesona keimutan yang sangat kuat khas gadis-gadis remaja yang tak dimiliki Temari sebagai wanita gagah perkasa. Ini berkaitan dengan fetish Shikamaru sebagai lolicon.

Sebenarnya, perbuatan Shikamaru ini bertentangan dengan hukum, dia bisa saja dijerat pasal tindak pidana kriminal perbuatan asusila pada anak dibawah umur. Gadis imut berumur dibawah 15 tahun yang dikategorikan non-legal loli, dilarang oleh pemerintah untuk dinikahi. Mereka masih anak-anak dengan segala sifat manja, keegoisan, kepolosan, serta sikap tsunderenya. Mereka tak boleh dijejali masalah orang dewasa.

Namun entah bagaimana caranya, Shikamaru berhasil mendapatkan perempuan legal loli, yaitu perempuan usia produktif nikah namun penampilan tubuhnya masih seperti anak remaja belasan tahun. Shikamaru mampu membuktikan keabsahan umur calon istri-istri barunya yang sudah boleh dinikahi sesuai aturan hukum. Sehingga jadilah sekarang, Shikamaru bahagia dengan terwujudnya impian dan ketertarikannya pada loli.

Suara speaker kembali menggema sepanjang sisi stadion.

"Araya dari Sunagakure tak bisa berdiri lagi. Pemenang pertadingan ketiga, Yamanaka Inojin dari Konohagakure."

"Kyaaaaa... Inojin-channnn..."

"Inojin-nii, kawaiiii..."

Kalau teriakan melengking dan memekakkan telinga ini berasal dari keluarga Yamanaka. Sai juga sama, saat ini dia memiliki tiga istri baru, bahkan sudah memiliki tambahan empat orang anak.

Sai orang berkelas, seleranya juga punya kelas sendiri. Wanita yang ia pilih sebagai istri hanyalah wanita-wanita berambut pirang dengan lekukan tubuh yang menawan nan aduhai. Sebagai laki-laki tampan plus senyum khas, tidak susah bagi Sai untuk mengikat tiga model majalah dewasa papan atas dalam ikatan pernikahan. Impiannya menjadi pelukis wanita telanjang pribadi kini terwujud.

Ino? Sudah lah, walau dia termasuk paling keras menentang poligami, bahkan bersama Sakura mengerahkan semua ibu-ibu yang tak sudi dimadu untuk melakukan demonstrasi besar-besaran lima tahun lalu, tapi saat ini dia bukan apa-apa lagi. Dia harus bisa dan rela membagikan Sai pada para madunya, ini lebih baik daripada harus mendengar berita kalau-kalau misalnya Sai melukis wanita lain selain dirinya dalam keadaan tanpa busana. Ino jauh lebih tidak ingin hal itu.

Lalu suara Lee sang wasit kembali menggema.

"Mitsuki dari Konohagakure memenangkan pertandingan atas Toroi dari Kumogakure."

Kalau yang ini tak ada teriakan melengking keluarganya. Apakah keluarganya juga menerapkan poligami? Tidak ada yang tahu. Seseorang yang menjadi ayah dari Mitsuki adalah Orochimaru, manusia ular ini tidak jelas gendernya apa, sehingga kata poligami terasa sangat aneh bagi dia.

Pertarungan selanjutnya pun terus berlanjut.

Selain tiga orang penting tadi, masih banyak lagi laki-laki yang menerapkan poligami.

Ada Kakashi Hatake yang sudah memiliki istri dengan jumlah maksimal yang dibolehkan yaitu empat. Mantan Hokage keenam ini punya selera khusus, dia hanya mau menerima janda hot berpengalaman untuk menjadi istrinya. Orang-orang menyebutnya dengan istilah Milf.

Lalu Hiashi Hyuga. Ah, Si Tua ini karena kelihatan masih gagah, tidak sulit baginya mencari pendamping untuk menemaninya hingga tutup usia, apalagi dia pemimpin klan terbesar dan kaya raya di Konoha. Hinata dan Hanabi sudah sejak awal memberikan ijin karena menurut keduanya, ayah mereka memang butuh pendamping di hari tua, sungguh pemikiran seorang anak yang sangat mulia. Kalau untuk Hiashi, tak ada kriteria khusus wanita yang ia pilih, yang penting setia dan mau menemaninya hingga ajal menjemput. Hiashi sungguh bahagia sekarang bersama dua istrinya. Dia juga punya banyak cucu, ada sebelas cucu yang ia miliki walaupun hanya dua diantaranya yang cucu kandung, sedangkan sembilan lainnya adalah cucu tiri. Tapi itu tak mengurangi kebahagiannya, malah ia sangat senang. Walau ada satu hal yang masih ia khawatirkan. Putri bungsunya, Hanabi sudah menjelang usia 30 tahun, dan sampai sekarang tak tampak membawa seorang laki-laki ke rumah. Sebagai Ayah, ia tentu sangat memikirkan hal ini.

Iruka, guru yang paling Naruto sayangi, baru saja menikah bulan lalu, dan sekarang sedang berbulan madu di Negara Bunga. Dia sangat bahagia, entah apakah nanti Iruka akan menambah istri atau tidak, yang penting nikmati dulu kebahagiaan yang ada.

Tenzou Yamato, juga sudah berkeluarga sekarang. Dia punya tiga istri. Yamato orangnya kalem, dalam hal penampilan dia tidak membuat kriteria khusus pada istrinya, yang penting sehat dan bisa memberikan dia keturunan.

Shino, saat ini profesinya sebagai pengajar di akademi ninja. Tak muluk-muluk, pria ini sudah punya dua istri yang kecantikannya sekelas lulusan ajang kecantikan miss world. Mungkin nanti akan bertambah. Yang jelas istri-istrinya adalah tipe wanita penurut dan kalem serta tak banyak bicara, lalu yang paling penting tak pernah mengacuhkannya dimanapun dan kapanpun berada.

Lee, sang wasit pertandingan, saat ini dia memang belum beristri tapi katanya dia sedang dekat dengan seorang wanita dari desa tetangga.

Konohamaru, sudah punya satu istri yang dinikahi sejak lima tahun lalu. Namun dia yang sekarang sudah hampir 30 tahun masih mengincar Hanabi, walau harus susah payah dan belum menunjukkan tanda-tanda berhasil. Mungkin Hanabi kecewa, sebenarnya dia tidak termasuk perempuan yang kontra kebijakan poligami, hanya saja sakit hati karena Konohamaru tidak menjadikannya sebagai yang pertama. Padahal dulu mereka berdua terbilang dekat bahkan dikhabarkan pacaran.

Sisanya, jones-jones yang dulu ikut pertemuan dan bimbingan dari Naruto tentang bagaimana mendekati gadis, sampai saat ini masih menjomblo. Ya, masih jomblo, alias JONES!

Kiba memang playboy, punya banyak wanita namun tak satupun yang berhasil dia bawa sampai ke jenjang pernikahan. Saat ini dia fokus mengusahakan Tamaki, si perempuan penyuka kucing.

Morino, Ebisu, Genma, Izumo, Kotetsu dan beberapa jones-jones lain tidak pernah berhasil sekalipun mendekati perempuan.

Yah begitulah, perempuan juga pilih-pilih dalam mencari pasangan. Memang saat ini laki-laki adalah barang langka, tapi dengan kebijakan baru, para perempuan lebih berpikir realistis. Prinsipnya adalah, 'Laki-laki beristri yang keren dan tajir jauh lebih baik dibandingkan laki-laki sendiri tapi tak berkualitas'. Pemikiran yang sungguh sangat logis untuk perempuan jaman sekarang.

Inilah efek negatif dari kebijakan baru tentang poligami, khususnya bagi laki-laki dengan penampilan dan ekonomi kelas bawah. Mereka ingin protes, tapi mereka bisa apa? Sungguh malang nasib mereka.

Oh iya, satu lagi. Sekarang ini, kebijakan tentang poligami tidak hanya diterapkan di Konoha saja, tapi juga sudah sampai ke negara lain. Sunagakure adalah negara kedua yang pemerintahnya menetapkan anjuran berpoligami. Dimulai dari Gaara sang Kazekage bersama lima istrinya.

Kalau di Suna, poligami diijinkan sampai maksimal lima istri, sedikit lebih banyak daripada di Konoha, karena memang perbandingan angka populasi laki-laki dan perempuan di Suna jauh lebih tidak seimbang, yaitu satu berbanding lima.

Gaara, Kazegake yang hadir dalam even Chunin Exam ini memboyong serta kelima istrinya ke Konoha. Salah satunya adalah Mei Terumi, mantan Mizukage kelima dari Kirigakure. Gaara tidak terlalu mempermasalahkan bagaimana kriteria istri-istrinya, yang penting menurutnya cantik, itu sudah cukup. Tapi kalau diperhatikan seksama, hawa disekitar Gaara sangat mencekam, yang berasal dari istri-istrinya. Bisa dipastikan kalau istri-istri Gaara adalah wanita yang berjiwa Masokis ataupun Sadistik. Yah, sepertinya rumor kalau Gaara dan istri-istrinya menganut aliran hardcore BDSM itu benar adanya.

Okeh, sudah cukup bercerita tentang masalah itu, pokoknya ada yang bernasib bagus, ada pula yang tidak.

Kembali ke pertandingan, Lee berdiri di tengan arena.

"Pertandingan semi final, Uzumaki Boruto melawan Shikadai Nara. Kedua peserta bersiap."

Bolt dan Shikadai yang dipanggil masuk ke arena.

"Hajime...!"

Syiaaaaattt...

Ting ting tingg...

Bunyi dentingan berasal dari kunai berbahan logam yang beradu, walaupun hari siang sangat terik, namun percikan api bisa dilihat jelas akibat kunai yang saling hantam dari Bolt dan Shikadai.

Lelah dengan pemanasan, kedua peserta menyarungkan kunai masing-masing.

BoofffttBoofffttBoofffttBooffftt

Bolt membuat empat bunshin. Ini adalah batas maksimal jutsu kagebunshin yang bisa Bolt lakukan. Ia bukan jinchuriki yang bisa membuat ribuan kloning seperti ayahnya. Langsung saja semua Bolt menyerang.

Shikadai terkurung di tengah, namun tak satupun bunshin Bolt maupun yang asli mampu mendekatinya. Putra penasehat Hokage ini dengan lincah memainkan sulur-sulur hitam dari jutsu pengikat bayangan andalan klannya.

Bolt pun belum tertangkap oleh bayangan Shikadai. Dia mewarisi darah Hyuga, keterampilan Taijutsu Hyuga ia kuasai dengan baik. Beberapa kali bermanuver menghindari sulur bayangan Shikadai sambil berusaha mendekat untuk melancarkan pukulan halus tinju lembut Taijutsu Hyuga secara langsung.

Salah satu Bolt datang dari atas, melancarkan pukulan dengan telapak tangan terbuka.

"Hiiiaaatt!"

Shikadai menunduk, dia berhasil menghindari serangan Bolt pada momen kritis dengan sangat tenang tanpa suara.

"Haaap."

Lagi, setelah mendarat di lantai arena, Bolt berbalik dan langsung menberikan pukulan yang mengarah tepat ke wajah Shikadai.

Wuusshhh...

Pukulan Bolt terhenti tepat sebelum mengenai sasarannya. Hanya hembusan angin yang menerpa lembut wajah Shikadai.

Bolt kini terjebak dalam jutsu pengikat bayangan Shikadai. Reflek sang putra penasehat lebih baik dalam hal ini, dan dia dengan sedikit mengambil resiko, berhasil meraih posisi unggul.

Tidak hanya Bolt didekat Shikadai yang tertangkap, tapi juga empat Bolt lainnya.

BoffttBoffttBoffttBofftt

Empat tubuh Bolt lenyap dalam kepulan asap. Itu semua bunshin. Tersisa Bolt asli pada jarak sekitar 15 meter dari Shikadai. Tak bisa bergerak karena terperangkap jutsu pengikat bayangan kagenui.

"Tch..."

Bolt mendecih karena tubuhnya saat ini tak bisa digerakkan.

Shikadai berdiri dengan posisi tenang, dia menarik nafas panjang lalu membuangnya kembali. Baginya, jika musuh sudah terjebak perangkapnya, maka dia lah pemenangnya.

Shikadai menyeringai, "Ini akan lebih baik kalau kau mengatakan menyerah, Bolt." katanya lalu mengeluarkan kunai dari tas ninja yang melekat di pinggangnya.

"Pfffttt..."

Raut muka Shikadai berubah ketika melihat Bolt seperti sedang menahan tawa.

"Nah, Shikadai. Aku menyimpan sesuatu yang kau tak tahu. Yah, sejak awal ikut pertandingan ini, aku hanya sedikit meregangkan otot-otot tubuhku saja, tidak lebih."

Mata Shikadai memicing, "Apa maksud ucapanmu ha?"

"Karena sejak awal, akulah juaranya. Hahaaaa..."

Setelah tertawa congak sebentar, Bolt menatap lurus Shikadai beserta seulas seringaian. Mengangkat tangan kanan lalu telapaknya diarahkan pada sang lawan. Bibirnya terbuka dan berucap,

The Gate of Sandalphon

Hanya dengan seruan itu, udara dibelakang tubuh Bolt memunculkan riak-riak seperti riak permukaan air. Dari dalam sana, dari dimensi lain yang tak diketahui, perlahan muncul pedang-pedang besar yang bentuk dan ukurannya persis sama. Pedang dua sisi tajam dengan gagang berwarna emas dan sebuah hiasan mutiaran ungu.

Shikadai terkejut, dan lebih terkejut lagi karena ada seribu pedang yang sama. Ya, ada seribu riak dan muncul seribu pedang yang berjejer seperti sebuah dinding di belakang tubuh Bolt. Semuanya terhunus pada dirinya.

"Aku belum pernah menunjukkan ini sebelumnya pada siapapun. Kekuatan ini kudapatkan berkat cinta dan kasih sayang Mama Tohka padaku. Aku mengembangkan sub-species dari kemampuan malaikat Sandalphon milik Mama Tohka, dan ini lah hasilnya."

Shikadai bungkam, tubuhnya bergetar hebat karena takut, bahkan berucap pun tak bisa.

"Ah, sebenarnya masih ada lagi! Wahai diriku dari masa lalu dan masa depan, aku memanggil kalian, datanglah bersama mimpi buruk, Zafkiel...!"

Sshhhhhhh

Dan aksi kedua dari Bolt, sukses membuat tak satupun orang yang melihatnya mampu berkata-kata. Ada seribu portal hitam dari dimensi lain. Dari portal itu, muncul tangan-tangan manusia, persis seperti tangan Bolt, yang kesemuanya menodongkan berbagai macam senjata api dari tipe musket, flintlock gun, handgun, shotgun, submachine gun, rifle, machinegun hingga minigatlinggun. Jumlahnya mungkin seribu dan tersebar di segala ruang arena dengan ujung laras senjata ditodongkan pada kepala Shikadai.

Glekkk...!

Melawan artinya mati, maka dari itulah Shikadai membuang nafas pasrah lalu menjatuhkan kunai yang ia pegang kemudian mengangkat kedua tangannya, "Aku menyerah."

Lee berseru untuk hasil pertandingan, "Nara Shikadai menyerah tanpa syarat. Uzumaki Boruto berhak melanjutkan ke pertadingan Final Chunin Exam."

"Sugoi." Sarada dari bangku penonton, menatap kagum pada teman setimnya. Tak ia sangka kalau Bolt menyimpan kekuatan seperti ini.

Dan sejurus kemudian, sorakan dan tepuk tangan berhamburan untuk Bolt. Tak ada yang tak senang dengan pertunjukan bagus ini.

Bolt masih menatap remeh Shikadai, "Sebenarnya masih ada yang lagi, selain menguasai sebagian kekuatan malaikat Mama Tohka dan Mama Kurumi, aku juga bisa menggunakan kapak Camael milik Mama Kotori, serta tombak dan pendulum berantai Raphael milik Mama Kaguya dan Mama Yuzuru. Saat ini, tak ada ninja muda yang lebih kuat dariku."

"Che!"

Shikadai mendengus.

Tap...

Itu suara hentakan kaki. Tak ada yang menyangka kalau Sang Hokage Ketujuh, Uzumaki Naruto, ayah dari pemenang pertadingang turun langsung ke arena dan menghampiri putranya. Bukan tatapan bangga, namun tatapan marah yang ia tunjukkan.

"Oyaji? Mau apa kau kesini?" Bolt bertanya tanpa ada sopan-sopannya pada orang tua.

"Apa-apaan ini ha?"

"Apanya memang?" tanya Bolt menantang.

Tampak jelas sekali kalau Bolt sedang bersitegang dengan ayahnya.

"Kita sudah sepakat kemarin, kalau kau ingin lulus ujian chuunin maka kau tak boleh sedikitpun meminjam kekuatan malaikat, kau harus menggunakan kekuatan alami dan chakramu sebagai ninja. Tapi nyatanya kau melanggar janjimu hari ini, kau berbuat curang dengan bakat yang tak dimiliki calon chunin yang lain."

Begitulah adanya, Keluarga Uzumaki adalah keluarga yang diberkahi oleh Tuhan melalui spirit serta kekuatan malaikat yang ada bersama mereka. Memang setiap spirit sudah di segel kekuatannya oleh Naruto sejak tujuh tahun lalu, tapi ternyata cinta dan kasih sayang mereka tersampaikan pada seluruh keluarga, terbuktikan dengan kekuatan spirit yang mengalir dalam tubuh Boruto. Anak sulung laki-laki keluarga Uzumaki ini mampu menggunakan lima kekuatan malaikat sekaligus, meski tak dikuasai secara penuh namun itu adalah sub-species dengan kemampuan yang lebih unik.

Naruto menatap sang wasit, "Lee, Uzumaki Boruto di diskualifikasi. Umumkan Nara Shikadai sebagai pemenangnya!"

Perintah Hokage adalah mutlak, Lee mengumumkan pemenang baru dan nama Nara Shikadai tertulis di layar raksasa dalam stadion sebagai pemenang yang berhak melanjutkan ke babak final.

Situasi agak sedikit hening karena suasana yang suram ini, namun.

"Pfffttt... Bwahahahaaaa." tiba-tiba Bolt malah tertawa keras, "Oey Oyaji, kau pikir aku serius dengan ujian ini ha? Cukup sampai disini dan semua orang sudah tahu kalau akulah yang terhebat. Aku tak perlu menjadi juara resmi karena secara de facto, tak ada yang bisa menyangkal bahwa aku lah yang terkuat. Aku tak perlu promosi menjadi chunin, bahkan setelah ini aku berniat berhenti menjadi ninja dan hidup bebas dari misi-misi merepotkan dan membosankan. Phuahahahaaa..."

Menanggapi tawa Bolt, ekspresi Naruto berubah jengkel. Kelakuan putranya ini benar-benar membuat pikirannya stress. "Iyaaa, aku tahu kau kuat, tapi setidaknya jangan bertingkah seperti ini didepan orang banyak! Dasar anak muda tak tahu sopan santun."

"Muehhh, seperti kau tahu sopan santun saja." Bolt membalas dengan cibiran.

Jduaaakkk...

"Addawwww..." Bolt meringis, "Kenapa kau menjitak kepalaku ha?"

"Itu karena kau kurang ajar pada orang tuamu sendiri. Pulang sana, mandi, dan tidur! Kau sudah tidak ada urusan lagi di sini"

"Chuiihh..."

Ohhh, rupanya yang tadi tidak serius. Mereka tidak marahan, hanya bergurau saja. Pasangan ayah-anak ini memang tak bisa diterka. Dengan begitu, para penonton kembali tenang, karena mereka tak perlu melihat pertengkaran keluarga hokage.

Tiba-tiba ada sesuatu yang jatuh dari langit,

Spliittt..

Dhuaaarrr...

Sesuatu itu mendarat keras di tengah arena hingga mengakibatkan retakan pada lantai. Setelah dilihat seksama, itu adalah tubuh manusia raksasa setinggi 3 meter. Katakanlah dia seorang Ogre. Ada tanduk di kepalanya, iris matanya putih seperti mata byakugan milik Klan Hyuga.

"Gh... Muncul juga akhirnya." Naruto menggerutu sebal karena dibuat menunggu. Sebenarnya dia sudah merasakan ancaman bahaya sejak tadi, sebagai jinchuriki yang telah memiliki ikatan baik dengan bijuu-nya, lalu penguasaan hebat pada energi alam, dan mewarisi kekuatan pertapa rikudou sekaligus pilar juubi dengan sebagian kekuatan delapan bijuu lain dalam tubuhnya, tentu tak sulit baginya untuk merasakan itu, meski musuh menekan hawa keberadaannya sampai pada titik terendah sekalipun.

Tanpa bicara apapun, Si Ogre tak diundang itu memukulkan tinjunya ke tanah, dalam sekejap.

Blaaarrrr...

Seisi stadion diguncang gempa, atap tribun runtuh hendak menimpa orang-orang dibawahnya. Namun ternyata tak ada satupun korban jiwa. Tim evakuasi menjalankan tugasnya dengan maksimal. Tentu saja karena sejak awal, Naruto yang merasakan adanya ancaman sudah memberikan instruksi pada semua tim ninja evakuasi untuk bersiap. Lagipula hal ini sesuai dengan gulungan informasi yang diberikan Sasuke. Bahwa akan datang seseorang yang mengincar kekuatan bijuu di dalam tubuh sang hokage.

Naruto dan Bolt masih di tengah arena, serta beberapa ninja yang bertugas di stadion.

Mereka bangkit berdiri lagi setelah terpental cukup kuat akibat hantaman tinju Si Ogre pada lantai.

"Nah Oyaji, lebih baik kalau kita adu suit untuk menentukan siapa di antara kita yang akan melawan gumpalan otot itu?"

Naruto menanggapi santai ajakan putranya, "Tentu saja." Bahkan Naruto sudah menyembunyikan kepalan tangan kanannya dibalik punggung untuk adu suit.

Tampaknya dua orang ini tak menganggap serius ancaman yang datang, padahal satu pukulan Ogre itu saja cukup untuk meruntuhkan 67% stadion.

Namun seketika, secepat kilat menyambar, tanpa terasa ada lagi sesosok tubuh yang pakaiannya mirip dengan si Ogre, namun lebih ramping seperti ukuran manusia normal. Saat kesempatan dimana Naruto tak peduli keadaan sekitar, dia melayangkan tendangan keras menuju kepala Naruto.

Blittzzzz...

Flasshhhh...

Sebelum sempat menendang, dahi orang itu lebih dulu disasar oleh tembakan laser cahaya, membuat goresan luka disana yang mengeluarkan darah merah segar.

Zssshhhtttt...

Masih dalam posisi terkejut, langsung saja ia mundur dan melayang ke udara dengan ketinggian sekitar 50 meter.

Di sudut stadion, ada seorang wanita berambut putih sebahu dengan iris mata berwarna biru sedang menodongkan jari telunjuknya, membuat gerakan seolah-olah menembak.

Wanita itu menatap tajam target tembakannya tadi yang kini melayang di udara, "Naruto-kun itu suamiku, tak akan kubiarkan kau menggores kulitnya."

Ehyeh

Mengucapkan itu, pakaian Origami berubah dalam kilauan cahaya terang, dia memanggil astral dress miliknya. Kini tubuh Origami dibalut oleh gaun pengantin berwarna putih, wujudnya bak seorang malaikat.

Si Ogre ternyata juga bisa terbang, dia mengudara tidak jauh jaraknya dari orang yang datang bersamanya. "Apa yang terjadi padamu, Tuan?" tanyanya melihat orang yang dipanggilnya tuan sedang menyeka darah yang mengalir dipelipisnya.

Tap tap...

Sasuke datang dan mendarat di samping Naruto yang telah selesai adu suit dengan Bolt. Dia membawa serta Sarada yang baru saja ia selamatkan karena hampir saja tertimpa reruntuhan bangunan.

"Dobe, kita tak bisa menggunakan kekuatan ninjutsu padanya. Orang itu punya rinnegan yang mampu menyerap ninjutsu apapun lalu menggandakan daya hancurnya dan mengembalikannya pada kita."

"Oke, terima kasih atas kerja kerasmu, Teme."

Boruto masih berdecak kesal, "Oyaji, kita adu suit lagi! Yang tadi seri."

"Tak perlu, akan lebih baik kalau mereka berdua kita bully bersama-sama, bagaimana?"

"Hooooo, idemu bagus Tou-can. Aku setuju." raut muka Bolt berubah senang.

tap tap...

Ada lagi orang yang datang. Kali ini adalah Hinata sang permaisuri Hokage. Meski dia permaisuri, namun pakaian yang dia gunakan tampak sederhana. Ada pula Himawari, gadis cilik ini terbang anggun dengan sepasang sayap malaikat dipunggungnya, sayap yang terbuat dari serpihan-serpihan cahaya.

Sama seperti Bolt, Himawari juga mewarisi kekuatan malaikat dari mama-mama tirinya. Sayap cahaya tadi adalah sebagian dari kemampuan malaikat Metatron yang aslinya milik Origami. Himawari juga memiliki kekuatan lain yaitu memanggil Kerubiel versi mini yang bentuknya persis sama dengan Kerubiel raksasa milik Mayuri. Selain itu juga sanggup menggunakan kekuatan monster es Zadkiel milik Yoshino dan suara penghipnotis dari Gabriel milik Miku.

Ada perbedaan mendasar antara kekuatan malaikat yang diwarisi oleh Bolt dan Himawari. Bolt lebih cenderung pada malaikat berwujud senjata, sedangkan Himawari pada kekuatan unsur elemental.

"Anata, kau tak apa-apa kan?" Hinata bertanya dengan nada khawatir.

"Khehee, aku bahkan tak terluka sedikitpun, Hime" jawab Naruto.

"Otou-chan, Onii-chann..." Himawari yang menerjang memeluk ayah dan kakaknya. Tak ada raut khawatir maupun ketakutan diwajahnya padahal baru saja terjadi serangan.

"Otou-chan, Onii-channnnn..."

"Onii-chann, Otou-channnn..."

"Otou-chan, Onii-channnnn..."

Nah, suara-suara melengking ini berasal dari anak-anak perempuan Naruto yang lain, yang terlahir dari rahim para mantan spirit. Mereka berhasil melepaskan diri dari pengawasan ibu masing-masing lalu turun ke arena. Tak ada rasa takut sedikitpun yang tergambar di wajah mereka. Para spirit cilik ini nampak senang.

Ya, mereka semua adalah spirit. Spirit asli, bukan manusia. Seperti yang pernah dikatakan Kotori delapan tahun lalu, jika spirit mendapatkan cinta dari tuannya, menikah, dan punya anak, maka akan terlahir seorang anak perempuan sebagai spirit baru. Dia mewarisi kekuatan malaikat dari sang ibu, kekuatan malaikat asli. Mereka lah calon-calon gadis spirit hebat dan kuat yang ada dalam naungan dan bimbingan keluarga Uzumaki.

Jadi ada perbedaan disini dalam hal kekuatan. Bolt dan Himawari memang mampu menggunakan banyak kekuatan malaikat sekaligus, namun itu hanya sebatas replika sebagai berkah dari cinta dan kasih sayang yang tercurah dari ibu tiri mantan spirit. Kekuatannya pun tidak penuh, terlihat dari tidak adanya astral dress yang dikenakan. Akan jadi sangat aneh kalau Bolt yang laki-laki menggunakan astral dress. Meski begitu, walau replika, tetap saja kekuatannya tidak main-main, apalagi jika digunakan dengan sangat terampil. Sedangkan setiap spirit cilik baru, hanya mewarisi satu kekuatan dari sang ibu, namun asli.

Selain itu, dahulu Naruto juga pernah terlihat menggunakan Sandalphon dan Camael. Ini bukti kalau Naruto juga mampu meminjam kekuatan spirit. Terlebih lagi dia telah menyegel kekuatan roh setiap spirit kedalam tubuhnya sendiri. Kalau Hinata, sang permaisuri ini memang belum pernah terlihat menggunakan kekuatan spirit, namun jika dilogika, sebagai orang yang sangat dihormati dan dicintai oleh semua mantan gadis spirit maka kemungkinan besar Hinata juga mampu meminjam kekuatan malaikat.

"Mwahahahaaaa... Sudah lama aku tidak begini. Aku bisa meregangkan otot-ototku yang sudah lama kaku."

Itu suara Kotori, dia tampak senang karena semenjak jadi istri Naruto, dia berhenti menjadi kunoiuichi dan tak pernah bertarung lagi.

"Ufufufuuuu..."

Giliran Kurumi yang tertawa sadis.

"Darling, yang ini serahkan pada kami ya."

Suara Miku terdengar manja.

"Yuzuru, kita hanya harus menghabisinya kan?"

"Setuju. Aku pasti ikut, Kaguya."

"Yoshino juga ingin ikut."

Suara dari ibu betubuh mungil barusan itu terdengar imut.

"Hm."

Mayuri hanya memberi dengusan singkat.

"Naru, kau harus berterima kasih pada kami setelah ini."

"Yoshhh, tentu saja Tohka-chan."

Delapan orang spirit kini terbang pada ketinggian rendah, tidak jauh dari posisi Naruto. Mereka semua sudah siaga tempur, menatap pada musuh yang datang menyerang.

Shhhhhh.

Origami yang telah menggunakan astral dressnya terbang mendekat dan ikut berkumpul.

Kini semua anggota keluarga besar kerajaan harem Uzumaki Naruto telah berkumpul.

Adonai Melek, Shaddai El Chai, El Siryon, Elohim Gibor, Elohim Gimmel, Elohim Tzabaoth, Elohim Tiphereth.

Dengan tampilan yang sangat mencolok, saat ini semua istri Naruto mantan spirit telah mengenakan astral dress masing-masing. Astral dress yang dirilis secara sempurna tanda bahwa mereka dalam keadaan kekuatan penuh. Kekuatan mereka semua memang sudah disegel, setiap mantan spirit tidak akan bisa lagi menggunakan kekuatannya apalagi sampai mengamuk. Namun saat ini, emosi didalam hati dan keinginan kuat untuk melindungi orang-orang yang mereka cintai, dijawab oleh malaikat dengan rilisnya kekuatan penuh seperti saat mereka masih berwujud spirit sejati.

Naruto melemaskan jari-jari tangannya, dia menatap remeh pada musuh yang datang tak diundang, "Ekhkhemm, bisakah kalian berdua memperkenalkan diri. Aku tak tega kalau harus membully orang yang tak ku kenal."

Sahutan datang dari langit, dari manusia putih yang bertubuh kecil. "Tch, sombong sekali kau."

Ogre disampingnya menyambung, "Namaku adalah Kinshiki Ootsutsuki, dan dia adalah tuanku Momoshiki Ootsutsuki-sama."

"Oh baiklah. Aku sudah tahu tujuan kalian, mengincarku kan? Tapi aku tak peduli karena bagiku kalian hanyalah tikus yang mengekor Kaguya."

Sasuke sudah menginformasikan berdasarkan gulungan yang berhasil ia curi dari kastil Ootsutsuki bahwa dua orang ini datang untuk mengambil inti chakra dengan menyatukan kesembilan bijuu. Rencana mereka adalah membuat pil, semacam ramuan elixir yang membuat si pengguna akan selamanya muda, abadi, dan tak terkalahkan.

"Jadi kalian sengaja menungguku? Sungguh sambutan yang bagus. Tapi itu tak akan merubah apapun." Momoshiki tampak kesal, namun juga senang.

"Sudahlah Naruto-kun. Tak perlu basa-basi dengan mereka."

"Benar Naru, aku sudah tak sabar untuk bertarung sekarang."

Tohka menyambung ucapan Origami.

"Ya, sudah. Terserah kalian saja.".

Sandalphon, Gabriel, Zadkiel, Camael, Zafkiel, Raphael El Reem, Raphael El Nahash, Kerubiel, Metatron

Setiap spirit memanggil nama malaikat pelindung masing-masing. Pertarungan spektakuler akan segera dipertontonkan oleh pasukan spirit. Mereka yang disebut-sebut sebagai, The Nine Guardian Angel yang melindungi Konoha, lebih khusus melindungi Sang Nanadaime Hokage beserta keluarganya.

Momishiki menggemeretakkan gigi-giginya, "Apa kalian pikir aku takut ha? Aku pasti akan menghabisi makhluk tak dikenal macam kalian, sekaligus mengambil chakra kyubi."

"Coba saja kalau bisa, aku yang akan menggorok leher kalian kalau sampai sedikit saja menyentuh suamiku. Heyaaaa..."

Zssshhhhtttt...

Kotori mengambil jatah serangan pembuka.

Trankkkk...

BAAAANNNNNGGG. . . . . .

Getaran yang sangat kuat tercipta saat kapak raksasa milik Kotori beradu dengan kapak dari Kinshiki. Terlihat tidak adil memang karena badan Kotori jauh lebih kecil dibandingkan si Ogre, namun nyatanya keduanya sama kuat.

ZysttttZysttttZysttttZystttt

Miku, Yoshino, Kaguya, Yuzuru melesat terbang untuk membantu Kotori. Semua spirit bebas terbang dengan kekuatannya.

Trankkk. Traankk.

TingTingTingg...

Blaarrrr...

Kaguya dan Yuzuru ikut bersama Kotori berkali-kali menebaskan senjata masing-masing pada Kinshiki.

Miku, lalu Yoshino yang sedang menunggang monster es kelinci putih raksasa, bertugas mencover serangan dari belakang.

Tampak sekali kalau Kinshiki langsung kewalahan. Dia di keroyok.

Begitulah, keluarga Uzumaki memang hobi main keroyokan. Apalagi Naruto dengan Kagebunshi no Jutsu-nya.

Origami menyeringai, "Ayoo Tohka, ada seseorang yang dengan senang hati merelakan dirinya jadi mainan kita."

"Ummu. Kita bunuh atau tidak?"

"Lawan saja dulu, kalau dia mati itu salah dia sendiri. Hahaa."

Slice...

Tohka mengirimkan gelombang serangan pertama. Hanya dengan menebaskan pedang di udara kosong, sabetan energi sihir yang sangat kuat dilepaskan menuju Momoshiki yang melayang di udara.

Stuggg...

Momoshiki menahan serangan Tohka dengan tangannya, dia berusaha menyerap dengan rinnegan yang ada di telapak tangan namun gagal. Terpaksa dia menepiskannya kearah lain.

Seperti informasi dari Sasuke, Momoshiki mampu menyerap nijutsu dengan rinnegannya, tapi tidak dengan kekuatan malaikat para spirit. Makanya Naruto membiarkan istri-istrinya yang membereskan hal ini, sungguh pria licik berlindung dibelakang punggung wanita.

Metatron - Mal'akh Heavenly Wing

Origami mengubah pilar cahaya disekitar tubuhnya menjadi sayap. Menggunakan itu,

Zwiifftt.

secepat cahaya dia sudah berada didepan Momoshiki.

Buuaaggg...

Manusia putih ini bahkan tidak sempat terkejut hanya untuk menerima tinju Origami di ulu hatinya.

"Guhhaaa!"

Swuushhh...

Momoshiki terlempar di udara bersama dengan darah yang dia muntahkan.

Slice.

Blllarrrrr...

Sebelum jatuh ke tanah, Tohka menyambutnya dengan sekali lagi sabetan energi sihir dari pedangnya, membuat Momoshiki tertelan ledakan.

Setelah asap ledakan hilang, tersisa Momoshiki dengan pakaian yang sobek disana-sini. Serangan dua spirit terkuat sekaligus membuatnya kepayahan, lagipula Momoshiki lebih tidak diuntungkan disini karena teknik penyerap ninjutsu tak bisa digunakan. Dia benar-benar salah telah menargetkan Naruto.

Belum cukup sampai disitu,

"Ufufufufuuuuuu."

Kurumi yang berdiri di bawah tak jauh dari Naruto tertawa sadis bersama seulas seringaian ala psikopat.

Di udara, tepat dibahu Momoshiki, tercipta bayangan hitam. Dari sana keluar sebuah lengan yang memegang senjata api, sebuah musket, persis di todongkan ke kepala Momoshiki.

Glekkkk...

Situasi terburuk untuk si manusia putih.

Doorrrr...

Untung saja, Momoshiki sempat menggerakkan bahunya hingga berhasil merubah arah tembakan. Meski begitu, tanduknya yang terkena peluru patah dan harus ia relakan.

Momoshiki, benar-benar tak berkutik. Benar apa kata Naruto, dia datang kesini hanya untuk jadi korban pembulian.

Beralih ke bawah, tampak Bolt masih menampakkan raut wajah kesal, "Kapan aku bisa ikut bermain-main kalau begini? Tou-chan, tadi kan kau bilang kita akan bersenang-senang bersama."

"Ayolah Bolt, biarkan saja mama-mamamu itu bersenang-senang sebentar."

"Tch."

Hinata? Wanita ini sedari tadi tetap tenang serta mengulas senyum. Cukup menonton anggota keluarganya bersenang-senang, itu sudah membuatnya bahagia. Anggap saja ini sebuah hiburan, iya kan? Hiburan membuli orang lain

Kembali pada Kinshiki yang dikeroyok oleh lima spirit.

Si Ogre ini tak bisa banyak berkutik menghadapi lawannya. Meski ia bisa mensummon berbagai macam bentuk senjata dari chakra merah yang ia miliki, namun kombo Kotori-Kaguya-Yuzuru dengan senjata besar masing-masing benar-benar merepotkan Kinshiki, belum lagi tambahan serangan lapis kedua dari Miku dan Yoshino.

Ini benar-benar tidak adil bagi orang jahat macam mereka. Harusnya itu, si penjahat diberi kesempatan untuk merasakan kemenangan di awal meski pada akhirnya dikalahkan juga. Lah ini, sedari awal mereka tak bisa apa-apa, bahkan mereka dibuli dan diserang habis-habisan tanpa bisa memberikan perlawanan sengit.

Kinshiki melompat tinggi, chakra merah yang ia ubah menjadi kapak pisau pemotong daging raksasa.

PRAANNKKK. . . .

Kotori berhasil menahan tebasan dari Kinshiki padanya, meski kakinya harus terperosok cukup dalam kedalam tanah karena kuatnya hantaman yang ia terima.

Prannnkkkkk...

Sekali lagi Kinshiki menebaskan pisau raksasa miliknya.

TangTangTangTangTangTang

Meski ditebas berkali-kali, Kotori masih sanggup menahan. Tubuhnya memang kecil, tapi pemilik kekuatan api roh Efreet ini punya kekuatan sekuat badak.

"Kau terpojok."

"Hah?" Kotori malah tersenyum mengejek. "Kau yang terpojok tahu!"

Srreeekkkkk...

Rantai berpendulum tajam dari Yuzuru kini mengikat kaki Kinshiki.

"Brengsek!" si manusia ogre mengumpat kasar.

"Hanya orang bodoh yang merasa memojokkan lawan saat sedang dikeroyok."

Setelah mengatakan itu, Yuzuru menarik kuat rantai yang ia pegang.

Syyyiiaattt.

Tubuh Kinshiki langsung terseret, terlempar di udara dan ternyata sudah dihadang oleh Kaguya dengan ujung tombaknya.

"Mati adalah hal yang kau dapatkan kalau mengincar nyawa suami kami, rasakan ini! Heeyaaaa..."

Kaguya menusukkan tombaknya lurus pada tubuh Kinshiki yang dilempat Yuzuru padanya.

Si Ogre tak bisa mengelak. Chakra merah ia ubah bentuknya menjadi tameng tebal.

Crrusshhh...

Tameng Kinshiki tak kuat menahan tombak Kaguya, namun ia sendiri selamat karena berhasil membelokkan arah tusukan tombak itu sehingga tak mengenai kepalanya.

Syiiaattt.

Yuzuru menarik lagi rantainya, sehingga,

Dhuaarrrr..

tubuh Kinshiki terhempas kedaratan, terperosok cukup dalam hingga membentuk kawah yang lebar.

Tiga spirit yang sudah menjadi ibu muda tadi mengambil posisi santai, lawan mereka sudah diserang habis-habisan.

Beberapa saat kemudian, Si Ogre bangkit berdiri kembali. Dia membuat pedang raksasa dua sisi tajam. Hendak menyerang, namun...

Gabriel - Rondo

[aaaaaaaaaaaaa]

Miku mengeluarkan suara berfrekuensi hipersonik, dengan banyak sekali pipa organ yang ia summon disekeliling Kinshiki, membuat si manusia ogre tak bisa bergerak.

Dari arah atas,

"Zadkiel!"

Monster kelinci putih yang terbang berputar di udara membuka mulutnya lebar-lebar. Dia merubah arah dan menukik tajam, lalu.

"Tembak!"

Sesuai instruksi Yoshino, monster itu menghujani Kinshiki dengan puluhan tombak es tajam.

"Ugghh!" tak bisa berkutik, kini tubuh si Ogre terluka parah dengan banyak darah yang mengalir deras disekujur tubuhnya. Beberapa tombak es menancap sampai kedalam dagingnya.

Miku dan Yoshino, berkumpul bersama Kotori, Kaguya, dan Yuzuru.

"Sampai sini saja kah?" tanya Miku. "Padahal aku belum puas loh."

"Iya, aku juga." sambung Kaguya.

"Terus si gumpalan otot itu mau kita apain lagi?" giliran Kotori yang bersuara.

"Kalau Yoshino sih, terserah saja." si ibu berbadan mungil tak ketinggalan menyuarakan keinginannya. Meski katanya terserah, tapi tetap kalau dia ingin terus ikut membully lawannya.

"Ayo, sini kita rundingkan dulu."

Yuzuru menarik empat ibu-ibu itu. Mereka membentuk lingkaran mendiskusikan apa yang akan mereka lakukan. Lagipula si manusia ogre tak bisa bergerak lagi karena tombak es dari Yoshino telah memaku tubuhnya ke tanah.

Sementara itu, Naruto yang memandang dari kejauhan, "Errr, sepertinya ini sudah terlalu berlebihan deh."

"Anata, biarkan saja. Sejak mereka menjadi manusia seutuhnya, mereka tidak pernah lagi begitu kan?"

"Iya sih." Naruto magut-magus setuju. Agak aneh, bukan aneh karena kelakuan istri-istrinya yang mantan spirit menghajar orang lain, tapi aneh karena bisa-bisanya Hinata dengan tenang bahkan merasa senang menonton aksi kekerasan, padahal istri pertamanya ini kan terkenal lembut dan penyayang pada semua makhluk?

Sedangkan Bolt, masih meggerutu dengan wajah tak karuan. "Kalau begini, kapan aku dapat giliran?" Sebenarnya ia ingin maju dan bertarung, tapi karena melihat semua mama tirinya sedang senang, ia merasa tak enak mengganggu.

Kembali lagi pada aksi pembulian kejam terhadap Kinshiki. Nampak lima orang ibu muda sudah selesai berdiskusi. Di otak mereka sudah tertulis cara kejam apa yang akan mereka perbuat pada si ogre.

"Aku mulai!" Miku berucap sambil menyeringai,

[AAAAAAAAA]

Masih ada banyak pipa organ disekeliling Kinshiki. Pipa-pipa itu kembali mengeluarkan suara dengung menyakitkan yang kali ini mencapai frekuensi ultrasonik dengan intensitas ratusan desibel. Material sekeras batu pun akan hancur karena suara ini. Begitupula tubuh Kinshiki, daging dan kulitnya memang tak nampak terluka karena terbuat dari material lembek yang mampu menyerap suara, tapi tulang-tulangnya yang keras, seolah remuk menjadi pasir.

SyiuuuSyiuuuSyiuuuSyiuuu

Giliran Yoshino, dia menembakkan beberapa bilah tombak es. Tidak mengenai langsung, namun tepat saat didekat tubuh Kinshiki, es-es itu pecah menjadi serpihan kecil akibat terkena suara dari pipa organ Miku. Serpihan itu sangat tajam seperti beling, lalu masuk melewati kulit hingga sampai tertanam kedalam daging dan otot Kinshiki.

"AAARRRRRGHHHHH. . . . .!"

Teriakan kesakitan dari mulut si ogre yang menggema sepanjang stadion tanda bahwa serangan kombo Miku dan Yoshino benar-benar sadis.

Lima ibu muda yang disana bahkan tertawa menyaksikan hal itu.

Bosan mendengar teriakan kesakitan Kinshiki, Kotori mengayunkan kapak raksasa miliknya ke tanah.

Dhuuuaaarrrr...

Tanah terhempas, membuat si ogre terlempar ke udara.

"Giliranku!"

Camael, Cannon Mode

SlappSlappSlappSlapp

Kotori mengacungkan senjata malaikat miliknya yang kini berubah menjadi sebuah meriam.

"Kami juga!"

Raphael El Kanaf

Kaguya dan Yuzuru menggabungkan senjata masing-masing. Sebagai hasilnya adalah sebuah busur besar dengan satu anak panah raksasa.

Kotori sudah selesai mengisi amunisi meriam dengan api Roh Efreet.

Megiddo

Beeaammm

Kotori melepaskan tembakannya. Lalu,

Storm Lanze

Splaasshh

Kaguya dan Yuzuru juga melesatkan anak panahnya.

Kedua serangan berbeda elemen itu bergabung hingga hingga menjadi sangat besar. Api dan angin.

BLAAAARRRRRR . . . .

Tanpa bisa mengelak atau membuat pertahanan, Kinshiki terpaksa merelakan tubuhnya terpanggang dalam ledakan api raksasa. Sekujur tubuhnya menerima luka bakar hebat, pakaiannya sudah tak tersisa, bahkan kulitnya pun tak berbekas, yang ada hanya gumpalan daging merah yang menghitam karena hangus.

Tapi itu masih belum cukup karena,

Di langit Konoha, sejak tadi ada sesosok makhluk yang melayang. Bola hitam bermata banyak dengan dua pasang sayap mekanik dan ekor berpendulum. Dia merubah wujudnya, bertransformasi menjadi mata bor raksasa.

Mayuri, yang sejak tadi tak bergerak secentipun dari posisi awalnya, mengatakan lantang perintahnya pada sang malaikat.

"Inilah bentuk akhir Kerubiel,"

Lahathelev

Kerubiel mengarahkan ujung matanya pada sisa tubuh Kinshiki yang masih melayang di udara.

"FIRE!"

Blaaaassssssstttt...

KABOOOMMMM...

Langit Konoha bersinar terang oleh ledakan. Entah bagaimana nasib Kinshiki jadinya.

Beralih ke bawah.

"Whoaaaaa... Mama, mama, mama, mamaaaaaa... Sugooooooooiiiiiii."

Teriakan melengking keluar dari sembilan gadis cilik, mereka semua berteriak girang setelah mama-mama mereka berhasil menjatuhkan satu musuh yang hendak mengambil sang ayah dari sisi mereka.

Sungguh, Naruto benar-benar kelewatan. Anak-anak kecil berumur 6 tahunan dia beri tontonan aksi kejam seperti itu. Entah bagaimana kalau mereka dewasa? Apalagi kesembilan gadis cilik itu adalah makhluk berjenis spirit yang punya kekuatan khusus, bisa saja mereka menggunakan kekuatan untuk hal-hal keji.

Beralih kesisi lain, pada apa yang terjadi dengan Momoshiki.

Manusia putih ini juga tak kalah menggenaskan. Tubuhnya sudah mendapatkan banyak luka lebam dan sayatan. Ini salah dia sendiri, dia berprinsip bahwa kekuatan dapat diperoleh dengan instan, mengumpulkan chakra yang terpecah-pecah, menjadikannya dalam bentuk pil sebagai ramuan atau elixir untuk mencapai keabadian. Dia tak pernah berlatih, dan inilah hasilnya, melawan sesuatu yang diluar ilmu pengetahuannya menjadi sangat sulit.

Trankkk...Trankkk...Trankkk...Trankkk...

Trankkk...Trankkk...Trankkk...Trankkk...

Trankkk...Trankkk...Trankkk...Trankkk...

Tohka tak henti-hentinya menebaskan pedang Sandalphon pada Momoshiki, sebagai petarung pedang jarak dekat berbekal kecepatan tinggi dan skill yang mumpuni, mudah baginya untuk memojokkan Momoshiki. Lawannya, walau sudah menggunakan dua bilah besi hitam yang dia tumbuhkan dengan kekuatan rikudou, tapi itu belum cukup untuk menangkis serangannya. Tohka berhasil membuat banyak luka sayatan di tubuh Momoshiki, bahkan jubah manusia putih itupun tampak sobek dan terpotong-potong.

"Siapa kau sebenarnya?" Momoshiki bertanya ketika Tohka memberi jeda dalam serangannya.

"Aku? Ehmm baiklah. Perkenalkan, aku Uzumaki Tohka, istri sah Naru." Tohka menjawab dengan membanggakan statusnya, dia melayang pada jarak tak jauh dari Momoshiki.

"Oke, saat ini aku memang masih jomblo, tapi kau jangan menghinaku dengan mengatakan kalau kau sudah bersuami."

"Ops,, maaf." Tohka nyengir tidak jelas.

Momoshiki sadar kalau dirinya tadi sempat baper, dia kembali serius, "Siapa sebenarnya kalian bersembilan ha? Makhluk apa kalian?"

Saat ini, Momoshiki tak tahu apapun tentang makhluk yang ia lawan. Bisa terbang seperti dirinya, namun tak ada chakra yang terasa. Bahkan yang ia rasa dari Tohka maupun perempuan lainnya adalah manusia biasa, tapi sanggup bertarung hebat dan membuat serangan penghancur.

"Kami dijulukiThe Nine Guardian Angel-nya Naru. Kami lah malaikat-malaikat yang senantiasa melindunginya."

"Apa maksud perkataanmu?"

"Tohka, tolong minggir sedikit. Tak ada gunanya berbicara dengan makhluk itu."

Suara Origami terdengar dari kejauhan.

Tohka memberikan senyum manisnya pada Momoshiki, lalu

Blizzttt..

menghilang secepat kilat berganti dengan gelombang serangan berupa ribuan partikel cahaya.

Metatron - Shemesh The Sun

Kabbooommmm...

Karena dikuasi shock, Momoshiki tak sempat menghindar dan harus merelakan dirinya berakhir luka.

Tohka dan Origami turun ke daratan menghampiri suaminya. Disana, juga ada Kotori dan yang lain. Pokoknya semua anggota keluarga Uzumaki lengkap terkumpul.

Di udara, ternyata Momoshiki masih hidup. Dia seolah hanya bahan tertawaan, dia adalah keturunan Ootsusuki yang digjaya tapi tak bisa berbuat apa-apa, bahkan masih jomblo sementara ratusan ribu laki-laki Konoha sedang bersenang-senang dengan poligami.

"Sialan... Aku akan menghancurkan kalian semua dengan jutsu yang aku peroleh dari Hachibi.!"

Momoshiki membuka telapak tangannya yang terdapat sebuah rinnegan. Disana keluar bola hitam, melayang ke langit tinggi seiring ukurannya yang makin membesar, sangat besar, bahkan tiga kali lebih besar daripada stadion yang di gunakan untuk pertandingan Chunin Exam. Langit tampak gelap karena cahaya matahari tertutupi olehnya. Itu adalah bijuudama dari Hachibi yang kekuatannya digandakan oleh Momoshiki. Jika ini dijatuhkan, Konoha pasti akan hancur lebur.

Shingggg...

"Baiklah, sekarang giliranku!" Naruto mengatakannya setelah ia masuk ke mode rikudou. Tubuhnya bercahaya seperti emas.

"Otou-chan. Aku kapan?" Bolt berteriak protes.

"Tunggu sebentar, kekuatanmu yang sekarang belum cukup untuk mengatasi ini. Sabar sedikit ya."

"Cuihh..."

Mengabaikan decihan Bolt, Naruto mengangkat kedua tangannya ke atas.

Tepas disamping kiri dan kanan bijuudama raksasa, tercipta distorsi dimensi ruang. Muncul bola hitam kecil di pusat distorsi dengan gravitasi luar biasa seolah itu adalah lubang hitam yang mampu menelan apapun. Suara gemuruh terdengar menggema memekakkan telinga. Itu adalah spacequake atau gempa angkasa yang biasanya tercipta sebagai pertanda munculnya spirit. Dan kini Naruto mampu menciptakan serta mengendalikannya sesuka hati. Radius spacequake sama besar seperti ukuran bijuudama. Ketika bijuudama raksasa dihimpit oleh spacequake dari sisi kiri dan kanan, bijuudama itupun lenyap seketika tanpa sempat merusak apapun.

"Ap-!" Momoshiki tak bisa menyelesaikan ucapannya saking terkejut. Padahal itu jutsu hebat namun dengan mudahnya dilenyapkan.

"Lebih baik kau pulang saja, tuan bertanduk. Kau tidak bisa berbuat apa-apa disini." Naruto mengucapkan sarannya dengan nada mengejek. "Atau kau mau tubuhmu jadi telur dadar ha?"

Momosihi benar-benar dibuat tak berkutik.

Syyaatttt...

Tiba-tiba datang sesosok tubuh, melayang membelakangi Momoshiki. Di sekitar tubuhnya ada banyak senjata yang terbentuk dari materialisasi chakra merah.

Syiiuuuu...

Semua senjata itu diluncurkan pada Naruto dan orang-orang yang ada dibawah.

Baattttss...

Namun semuanya terpental ke arah lain. Salah satu mantan spirit dengan sigap membuat barrier pelindung menggunakan kekuatan telekinesis yang ia miliki. Mirip seperti Shinra Tensei.

"Arigatou, Origami."

"Hu'um."

Ternyata sosok yang datang itu adalah Kinshiki dalam keadaan menggenaskan. Kakinya tak ada lagi, begitupula dengan tangan, tubuhnya hanya seperti gumpalan daging dengan menyisakan kepala yang tak berwajah. Serangan terakhir Mayuri benar-benar kejam.

Meski begitu, Kinshiki masih bisa bersuara, "Sekarang saatnya, Momoshiki-sama. Sudah waktunya kau memakan semua chakra dan hidupku. Sama seperti dahulu, ketika penjagaku mempercayakanku dengan kekuatan mereka, aku juga akan percaya padamu, jadi jangan ragu! Semuanya harus kita selesaikan saat ini juga."

"Akan kulakukan!"

Gumpalan daging yang tersisa dari tubuh Kinshiki terhisap oleh rinnegan yang ada ditelapak tangan Momoshiki, kemudia berubah menjadi buah persik berwarna merah. Momoshiki pun memakannya.

Setelah menelan semuanya, manusia putih itu pun bertransformasi, warna kulitnya berubah menjadi merah kecoklatan. Dagunya melancip, gigi taringnya mencuat tajam, tanduknya semakin panjang, dan ukuran tubuhnya membesar. Dia persis seperti makhluk bernama Oni atau Iblis.

"Ooooooooooooooooooooooo..."

Momoshiki mengaum hingga menimbulkan badai bergemuruh yang menggetarkan seisi Konoha.

Meski begitu, meski tampak menakutkan serta luapan chakra yang luar biasa dari tubuh Momoshiki, Naruto tampak tak terlalu peduli, si pirang beristri banyak ini malah bertanya pada putranya, "Bolt, kau mau maju sekarang eh?"

Anak muda berusia 13 tahun itu memonyongkan bibirnya, "Jangan bercanda, Oyaji.!"

Naruto menanggapinya dengan tertawa lepas.

Origami menepuk pundak kanan Bolt, "Biarkan Mamamu ini yang melakukannya."

Tohka juga menepuk pundak Bolt, sebelah kiri, "Kau tunggu saja jatahmu di bagian akhir."

"Okey. Baiklah, Mama."

Tohka dan Origami berjalan sedikit ke depan. Bersama aura mengerikan berwarna hitam yang sangat luar biasa, penampilan astral dress mereka berubah menjadi lebih gelap. Ini adalah bentuk pembalikan energi roh, Inverse Form. Energi roh negatif, namun terasa damai. Tohka maupun Origami saat ini telah mampu mengendalikan kesadarannya dengan baik dalam bentuk ini. Hanya mereka berdua saja spirit terkuat yang mampu mencapai tahap ini.

Tanpa bicara apapun lagi, pertarungan langsung dimulai.

"Aaaaaaaaaaaaaarrrrhhh,, brengsek! Matakuuuuuuu..."

Tohka dan Origami tidak jadi bergerak, belum apa-apa Momoshiki sudah berteriak kesakitan di atas sana. Matanya yang sebelah kiri mengeluarkan banyak darah.

"Gotchaaaa, kena kau. Heheheheee..." Himawari tertawa senang, tangannya terangkat dengan jari telunjuk teracung pada Momoshiki yang sedang di udara.

"Hima-chan, apa yang kau lakukan tadi?" Naruto bertanya pada sang putri.

"Bermain tembak-tembakan, Tou-chan." jawab Himawari tanpa dosa. Padahal apa yang dia lakukan pada korbannya benar-benar kejam.

"Anata, Hima-chan tadi menembakkan jarum es kecil dari jarinya. Menggunakan elemen cahaya untuk membiaskan jarumnya hingga tak telihat, di tambah byakugan untuk mendapatkan akurasi serangan 100%. Dan itulah hasilnya, tepat mengenai mata orang yang mengincar Kurama-san dalam tubuhmu."

Mendengar penjelasan Hinata, Naruto magut-magut tanda mengerti. "Yosh, Tou-chan bangga padamu Hima-chan, kau yang terbaik."

Ternyata putrinya sangat berbakat, menggunakan dan menggabungkan kekuatan spirit yang diwarisi dari Yoshino dan Origami serta kemampuan Byakugan keturunan Hyuga. Himawari pasti akan menjadi salah satu orang terkuat di masa depan.

"Aku akan membunuh kalian semuaaaa!"

DorDorDorDorDorDorDorDorDorDor

DorDorDorDorDorDorDorDorDorDor

"Aaaarrrggghhhhh...!"

Kurumi mengambil kesempatan saat Momoshiki lengah. Dia membuat portal hitam dibelakang Momoshiki lalu menembaki punggungnya.

Dengan mengabaikan seluruh rasa sakit di tubuhnya, Momoshiki menghilang dari posisinya. Dia bergerak sangat cepat.

Fuuu...!

Origami dan Tohka pun juga hilang dari posisinya.

Buaaggg...

Dhuaarrr...

Tinju dari kedua tangan momoshiki berhasil ditahan oleh Tohka dan Origami. Akibat hal itu, udara bergetar hebat.

Memanfaatkan moment ini, Tohka memutar tubunnya dan mendaratkan satu tendangan di dagu Momoshiki.

Si iblis terlempar kuat.

Origami menyusul, secepat kilat dia sudah ada didepan Momoshiki lalu menyarangkan tinju kuat diperut lawannya.

"Ohhokk!"

Dasshhh...

Tohka datang dari arah atas dan menghadiahi tendangan salto di kepala Momoshiki.

Dhuuarrr...

Momoshiki terperosok kedalam tanah. Namun ia segera bangkit lagi. Kali ini dia menciptakan senjata berupa pedang merah di kedua tangannya. Ini adalah teknik milik Kinshiki yang ia serap sebelumnya.

Demon King: Nahemoth

Tohka memanggil senjatanya dalam wujud Inverse Form. Sebuah pedang besar dengan satu sisi tajam satu berwarna ungu gelap dengan gagang terbuat dari emas.

Zwiiifftt.

TrankTrankTrankTrank

TrankTrankTrankTrank

Tohka mengadu skill berpedangnya melawan Momoshiki. Mereka berdua sama cepat, mereka berdua sama kuat. Yang nampak hanya lah percikan-percikan bunga api tatkala kedua senjata beradu. Meski Momoshiki menggunakan teknik dua pedang, namun pedang besar milik Tohka mampu mengimbanginya dengan mudah.

Demon King: Satan

Giliran Origami yang memanggil demon king, wujudnya berupa mahkota tajam berwarna biru gelap. Bersama dengan itu, enam buah pilar hitam nan gelap bersusun dibelakang punggung Origami.

Praaankkk...

Setelah beradu pedang kesekian kalinya, Tohka terbang mundur yang sesaat kemudian Origami sudah menggantikan posisinya. Switching pertarungan duet itu perlu timing yang tepat.

Momoshiki berniat menebaskan kedua pedangnya sekaligus pada Origami.

Baattsss.

Sekali lagi dengan cara yang sama, Origami menggunakan kekuatan pendorong telekinesis.

"Haaa...!"

Origami berteriak keras sembari melepaskan banyak energi. Momoshiki terpental, serasa tubuhnya ditabrak oleh meteor. Bahkan ia rasakan kalau tulang-tulang tubuhnya bergemelatuk. Sekali lagi, serangan yang mirip Shinra Tensei.

Momoshiki berhasil menghentikan laju tubuhnya yang terpental di udara. Tak mau menunggu diserang lagi, dia menyerang lebih dulu.

Merapal sebuah jutsu, Momoshiki membuat tanah di bawahnya terangkat yang kemudian pecah berkeping-keping menjadi kecil. Lalu tanah kecil itu memerah, terbakar dan membara. Semuanya dilesakkan menuju Origami.

Origami tak mau menerima serangan itu, pilar-pilar hitam yang melayang dibelakangnya dia pecah menjadi lembaran sayap hitam kecil yang tajam. Semua serpihan itu dia terbangkan layaknya badai menuju arah datangnya serangan Momoshiki.

Keduanya beradu, tak ada yang mengalah. Ledakan-ledakan kecil dan bara api tak terhitung jumlahnya berhamburan di langit.

Belum cukup sampai disana, Momoshiki mengeluarkan burung api setinggi puluhan meter.

Slice...

Burung api langsung terbelah setelah menerima gelombang serangan berupa sabetan energi sihir yang dilepaskan pedang Tohka dari jarak jauh.

Merasa putus asa, Momoshiki menggunakan bongkahan-bongkahan tanah yang membara, menggabungkan dengan dirinya sendiri hingga membentuk sebuah sosok raksasa golem batu yang panas membara.

Golem raksasa melayangkan satu tinju, meski agak lambat namun itu jelas berisi kekuatan penghancur luar biasa.

Tohka tak tinggal diam, dia memanggil singasananya. Singasana emas yang kemudian pecah dan setiap pecahannya bergabung dengan pedang yang ia pegang. Sebuah pedang raksasa dengan bentuk yang sangat indah.

Nahemoth Final Form, Paverschlev

Slicee...

Hanya dengan sekali tebas, raksasa golem batu terpotong menjadi dua dibagian perut.

Belum cukup sampai di sana, Origami telah menyiapkan serangan penutup.

Satan. Afterlif Crown Canon

Dari meriam yang ia bentuk dengan menggunakan semua pilar hitam, Origami melesakkan tembakan laser hitam pemusnah. Targetnya adalah bagian atas badan golem yang didalamnya terdapat tubuh asli Momoshiki yang mengendalikan golem itu.

KABOOOMMMM...

Target Origami langsung hancur lebur. Momoshiki jatuh ke tanah, tergeletak tak berdaya.

Semua yang ada dibawah, yang menonton pertunjukan hebar dua ibu super, tak ada yang tak berdecak kagum. Apalagi Sarada, tak ia sangka kalau keluarga Hokage Ketujuh yang ia hormati adala keluarga yang sangat luar biasa.

Origami dan Tohka kembali pada Naruto. Mereka semua berkumpul. Semua ibu-ibu mantan spirit menghilangkan astral dress masing-masing, kekuatan mereka sebagai spirit muncul kembali karena keinginan kuat untuk melindungi orang yang mereka cintai. Kini mereka telah menjadi manusia normal lagi yang tak punya kekuatan apa-apa, bentuk dari spirit yang kekuatannya telah tersegel.

Bolt memasang tampang tak senang, "Mama Tohka, Mama Origami, kenapa tak ada yang disisakan untukku? Minimal berikan aku kesempatan menancapkan satu kunai saja di kepala orang itu."

"Tehe. Mama lupa, Bolt-kun!"

Tohka tertawa kikuk, sedangkan Origami mengusap pelan rambut putra tirinya dengan mengulas satu senyum.

"Kurang ajar kalian semua, aku tak bisa menerima ini, kalian tak akan kumaafkan!"

Ternyata Momoshiki sudah bangkit berdiri lagi, badannya penuh luka goresan, jubahnya pun sudah compang camping.

Dia mengeluarkan pil-pil elixir dari rinnegan ditelapak tangannya lalu menelan semua pil itu.

Tubuhnya membesar, otot-ototnya menegang, luapan chakra melimpah mengalir di tubuhnya.

Namun Naruto malah menatap bosan orang itu, seolah aksi unjuk kekuatan Momoshiki hanyalah seperti anak monyet sok kuat yang memukul-mukul dada berlagak seperti King Kong. "Hooiii, sebenarnya aku tidak tertarik lagi bermain denganmu, tapi jika itu yang kau inginkan, aku akan meladenimu."

Zooouuuuuuuu...

Masih dalam mode rikudou, Naruto membangun sosok astral kyubi dalam wujud raksasa setinggi seratus meter. Semua orang termasuk keluarganya berada didalam tubuh kyubi.

"Aku tidak bisa diam saja kan?" pria berambut hitam mengatakan itu seraya mengaktifkan Eternal Mangekyou Sharinggan-nya.

Naruto menarik sudut bibirnya, "Sesukamu saja, Sasuke."

Kini, sosok kyubi memakai baju zirah yang terbuat dari susano'o. Baju zirah yang modelnya seperti pakaian pemburu pria Suku Indiana.

Naruto berseru lagi, "Akan kutambahkan dengan ini! Sandalphon, Metatron, pinjamkan aku kekuatan kalian."

Sesuai permintaan Naruto, dari ketiadaan muncullah pedang raksasa bermata dua, Sandalphon. Kali ini ukurannya benar-benar raksasa, sesuai untuk dipegang sosok Kyubi. Enam buah pilar cahaya malaikat Metatron bersusun di belakang sosok kyubi berbaju zirah. Pilar-pilar itu pecah berkeping-keping, pecahannya bersatu dengan Sandalphon membentuk pedang cahaya raksasa yang memancarkan kekuatan mahadahsyat. Hanya dengan merasakannya saja, kau akan tahu kalau pedang ini cukup untuk membelah bumi menjadi dua dengan sekali tebas.

Naruto menatap sombong pada Momoshiki, "Sekarang kau sadar kan? Perbedaan kau dengan kami."

Momoshiki benar-benar terintimidasi oleh ucapan Naruto. Dia tahu, kekuatannya saat ini jauh dibawah kekuatan sosok raksasa yang ada didepan matanya.

Naruto berkata lagi, "Ku sarankan kau pulang, menyusu lagi pada ibumu!"

"Tch."

Momoshiki tak ingin mati cepat, jadi dengan sangat terpaksa dia mundur. Perlahan dia terbang menjauh.

Ketika Momoshiki tak tampak lagi terlihat, Naruto melepas mode rikudounya, begitupula Sasuke menonaktifkan sharingannya. Kini semuanya menapak lagi di tanah setelah sosok astral raksasa kyubi dihilangkan.

"Yoosshhh, masalah selesai. Ayo kita semua pulang, dttebayou."

"Yeiy, pulaaaaangg..." anak-anak Naruto yang berjenis spirit berteriak kegirangan. Bukan apa-apa, gadis-gadis kecil ini memang selalu terjaga mood dan emosinya dalam kondisi baik maksimal. Hal itu memang wajib dilakukan karena spirit yang emosinya tak stabil bisa mengamuk kapan saja dan menimbulkan becana. "Otou-chaaannnn, gedong kami, gendong, gendonnnggg...!"

"Whaaaaaa, bagaimana mungkin Tou-chan bisa menggendong kalian bersembilan sekaligus?" Naruto berteriak seolah terkejut. Walau bertingkah seperti ayah yang bodoh, tapi tak apa, yang penting bisa dekat dengan semua anak-anaknya.

"Pokoknya gendong, titik!"

Semuanya merengek manja. Kalau sudah begini, Naruto lah yang paling repot.

Ternyata ada titik kecil merah yang berkilau dilangit. Naruto menyadarinya, lalu dia menepuk pundak putranya, "Tuh Bolt, jatahmu. Selesaikan sampai tuntas ya."

Naruto berjalan pulang dengan menggendong kesembilan putri-putri kecilnya, tentu saja dengan terpaksa dia meminjam kekuatan Kurama untuk membuat lengan tambahan.

Kalau Himawari lebih senang tangannya digandeng oleh ibunya, Hinata. Sembilan ibu-ibu muda juga beranjak pulang, menuju rumah mereka, rumah mewah keluarga Hokage Ketujuh.

Mereka semuapun pun bubar, Sasuke pulang bersama Sarada.

Tersisa Bolt sendiri yang mendongak menatap langit.

"Aku tak akan menyeraaaahhh!" Momoshiki terjun bebas dari langit dengan sebuah pusaran bola merah raksasa di tangannya.

"Pilihan bodoh!"

Setelah mengatakan itu, Bolt mengangkat telapak tangannya ke atas.

Kieru Rasengan

Dia membuat rasenggan original yang dia kembangkan sendiri. Ada campuran elemen chakra angin, petir, dan api didalamnya. Ukurannya pun sangat besar. Hal ini mustahil bagi Bolt yang chakranya sedikit, namun bisa ia lakukan karena saat pundaknya ditepuk tadi, Naruto memberikannya banyak chakra padanya.

Kedua pusaran bola dari Momoshiki dan Bolt beradu, menciptakan hentakan keras pada udara dan tanah.

Bolt memutar cengkaram telapak tangannya kearah kiri, membuat pusaran bola Kieru Rasengan berputar kedalam. Dengan begini, pusaran bola merah Momoshiki terserap oleh Rasengan Boruto. Kemudia Bolt membalik lagi arah putaran Rasengannya kekanan untuk menghasilkan daya ledak.

Bolt mendorong rasengan hingga meluncur kelangit bersama tubuh Momoshiki yang terkoyak-koyak oleh rasengannya. Terus meluncur tinggi ke langit dan menembus awan. Menciptakan titik putih yang sangat menyilaukan.

Flasssssshhhh

BAAAAAAAAANNGGGGGGG...

Meledak bersama lenyapnya keturunan terakhir Klan Ootsutsuki. Dia mati dengan membawa status jomblo ke alam barzah dan tak pernah sekalipun menyesap nikmatnya bercinta.

Bolt mendudukkan pantatnya di lantai arena stadion, dia tersenyum tipis, "Arigatou, Oyaji. Ternyata Last Attack itu menyenangkan, ada sensasinya tersendiri. Mwahahahaaaa..."

.

.

.

Walaupun sempat timbul kerusakan yang cukup besar setelah insiden penyerangan dua makhluk keturunan Ootsutsuki, apalagi areal disekitar stadion yang dijadikan arena pertarungan Chunin Exam, namun dengan cepat semuanya pulih kembali. Seminggu sudah berlalu semenjak kejadian itu.

Siang ini, disebuah cafe, lebih tepatnya di kedai sake, terdengar ribut-ribut dari pojok ruangan yang sangat mengganggu pelanggan lain. Ribut-ribut yang terjadi oleh sekelompok ibu-ibu berumur 35 tahunan. Mereka sedang mengadakan pertemuan rutin mingguan, dan kesempatan ini digunakan untuk menumpahkan semua kekesalan yang menumpuk dengan curhatan yang menimbulkan polusi suara.

Ada si rambut pink sebahu yang mencak-mencak tak jelas dari tadi. "Huuuffff, sial sial siaaallll,,,! Mamud-mamud itu selalu bikin aku kesal. Punya sedikit kelebihan saja bangganya selangit, padahal yang berlebihan itu cuma ukuran dadanya doang."

"Mueh, kita senasib Sakura. Di rumahku sama saja, mamud-mamud sialan itu selalu bertingkah sok berkuasa. Kalau saja tak dilarang, sudah sejak lama aku merobek mulut mereka yang selalu mengoceh ini itu." si pirang berkuncir kuda juga menumpahkan kekesalannya.

"See, kalau aku dirumah selalu pusing. Mamud-mamud di rumahku tingkahnya seperti anak-anak. Kukira hanya penampilannya saja yang seperti anak-anak, tapi ternyata didalamnya juga. Dan lebih jengkel lagi, si rusa pemalas itu malah lebih menyukai mereka daripada aku. Kan bang**t!" Bahkan si pirang berkuncir empat ini tak segan-segan mengeluarkan umpatan kotor.

Oh, kalau dari isi kata-katanya, luapan amarah itu timbul karena urusan rumah tangga berkaitan dengan makhluk yang disebut mamud alias Mama Muda. Kenapa disebut mamud-mamud? Karena disetiap rumah ada banyak Mama Mudanya.

Braakkkk...

Sakura menghentakkan tangannya ke meja,

"Maaf nona, meja itu mahal."

Seorang pelayan mencoba menegur, tapi,

"Apa ha?"

Pelayan langsung mundur setelah dihadiahi tatapan yang sarat hawa membunuh oleh Sakura.

"Grrrr." Temari menggeram marah, "Kalian tahu, Sakura, Ino? Rasanya aku ingin sekali memutilasi mamud-mamud kecil sok imut itu. Manis darimananya coba? Menjijikkan iya!"

Ino mengangguk setuju, "Aku juga. Pokoknya habis pulang dari sini, aku akan pergi ke toko bahan kimia, beli cairan asam atau air keras untuk ku siramkan pada mamud-mamud model majalah dewasa di rumahku. Biar tahu rasa dan tak laku lagi. Aku merasa sangat tak rela dimadu oleh mereka, kalau saja wanita bermartabat masih mending, lah ini artis porno majalah dewasa, dasar la*ur!"

"Hm, aku setuju dengan rencanamu, Ino. Aku berdo'a, semoga saja payudara-payudara besar dirumahku itu berubah menjadi kanker ganas. Kalau sampai itu terjadi, aku akan buat pesta selamatan tujuh hari tujuh malam."

Dan seterusnya, ocehan serta luapan kekesalan para istri tua itu terus berlanjut.

Ada orang lain yang bersama mereka, dia seakan tertawa mengejek, merasa lucu akan tingkah teman-teman seperjuangannya. Dia wanita dengan rambut coklat yang dicepol dua.

"Hei, bisakah kalian berhenti? Kita berkumpul disini bukan hanya untuk mendengarkan sumpah serapah kalian bertiga saja kan?"

"Kalian tidak mengerti perasaan kami, Tenten."

"Iya, benar tuh kata Sakura." kata Ino.

"Itu salah kalian sendiri. Punya suami gumpalan nafsu. Hahaaaa"

"Ekhkhem..." Temari berdehem, "Tolong jangan mengejek! Begitu-begitu, suamiku sangat aku cintai loh."

"Iya."

"Hu'um" Sakura mengangguk tanda setuju.

"Jangan mengejek katamu? Tapi heeiii!, tadi barusan kalian mengejek orang lain, mengejek madu-madu kalian maksudku, khuhuhuu."

"Diam! Kau yang masih sendiri mana mungkin mengerti."

"Betul tuh kata Temari."

"Hufft, dasar perawan tak bisa move on."

Oopppsss, ada yang salah ngomong.

". . . . . ."

"Etto..." Sakura tersenyum kikuk, dia lupa menyaring ucapannya tadi.

Diantara mereka berempat, hanya Tenten yang belum menikah. Makanya para istri-istri tua tadi mengatakan kalau Tenten tak akan mengerti perasaan mereka. Tapi tetap saja tak boleh menyinggung topik sensitif yang sangat menyinggung perasaan orang yang belum menikah.

Tenten bukannya tidak laku. Dia bisa saja menggaet laki-laki manapun karena sebagai wanita tomboi, dia punya ciri khas dan pesona yang tak dimiliki perempuan kebanyakan. Sampai di umurnya yang sekarang hampir 36 tahun, sudah beberapa kali dia dipinang oleh pemuda yang masih perjaka, bahkan pria-pria beristri juga banyak yang berminat menjadikan Tenten sebagai istri muda. Tapi Tenten tak pernah menanggapi. Seperti kata Sakura, dia belum bisa move on dari masa lalu, dari seseorang yang sudah lama pergi jauh tanpa pernah bisa kembali.

"Kalian bertiga tahu tidak, aku baru dapat kiriman spesimen senjata baru palu gada raksasa berduri tajam berpeledak dari pabrik senjata. Ada yang mau mencoba.?" tanya Tenten dengan nada menantang.

Sebagai yang paling tua, Temari mencoba meredakan suasana yang mungkin menuju peperangan.

"Nah, sake kita datang. Ayo minum lagi." Ajak Temari, kebetulan ada seorang pelayan yang baru saja mengantar tambahan sake ke meja mereka. Si pelayan langsung menjauh karena takut suasana di meja itu.

"Kanpaiiiiiiii..."

Mereka meneguk secawan sake masing-masing.

GlupGlupGlupGlup

Huaaaahhhh...

Setelah puas, Sakura menatap ke arah satu lagi wanita yang bersama di meja mereka. Ya, perkumpulan mereka terdiri dari lima orang perempuan.

"Hinata-chan, bagaimana denganmu?"

Si wanita berambut indigo sebahu dengan style poni rata menatap heran ke arah Sakura. "Maksudmu?"

Hinata sejak tadi memang lebih banyak diam, bukanlah tipenya sebagai wanita anggun dan elegan meluapkan amarah seperti tadi, lagi pula dia memang sedang tak ada masalah apapun yang membuatnya emosi.

"Begini, apa kau tak ada sesuatu untuk kau bagikan pada kami?"

Maksud Sakura, apakah Hinata ada masalah dalam kehidupan rumah tangganya? Memang itulah tujuan mereka membuat perkumpulan rutin, berkeluh kesah, saling menasehati dan memberi masukan serta memberi dukungan moril dan semangat.

"Tidak ada."

"Heeeh?" Ino menatap tak percaya pada Hinata, "Massa kau tak ada apa-apa sih? Kau yang paling parah loh, madumu ada sembilan, sedangkan kami cuma ada tiga."

"Iya, sembilan madu itu kelewatan banget loh." kata Sakura menimpali.

"Biasa saja." Hinata menanggapinya santai.

Temari membuang nafas panjang, "Huuuuuuft, kau terlalu lembut Hinata."

Sakura menatap langit-langit kedai sake, "Tapi kalau dipikir-pikir, mungkin Naruto yang harus disalahkan. Kalian ingat kan? Dalam setiap omake fanfic buatan author stress ini, selalu saja pikiran suami kita diracuni oleh Naruto."

"Eh?" kedua alis bulan sabit Hinata tertaut tanda heran.

"Iya. Kalau saja Naruto tidak memulai berpoligami pertama kali, maka suami-suami kita pasti tak akan mengikutinya." Temari setuju dengan ucapan Sakura, bahkan menambah alasan lain kenapa Naruto yang harus disalahkan.

"Ap-..."

Ino memotong ucapan Hinata, "Aku setuju dengan kalian berdua. Kalau bukan karena Naruto sebagai suksesor poligami, aku yakin kebijakan baru pemerintah tentang anjuran berpoligami tak akan pernah disahkan."

"Hooiii..."

Hinata memasang ekspresi marah, baru kali ini wanita selembut Hinata meluapkan emosinya. Tentu saja marah karena dia tak sudi suaminya disalahkan.

"Jangan salahkan suamiku! Suami kalian saja yang punya fetish aneh."

"Ha?"

"Lagian kalian tidak mau jadi korban NTR kan?" tanya Hinata tegas.

Sakura, Ino, dan Temari mengangguk cepat.

"Makanya tak ada yang salah dengan poligami. Naruto-kun hanya memberikan contoh saja, sisanya terserah kalian."

"Tapi kan? Gh, aku sebagai wanita sampai saat ini masih belum rela dimadu."

"Aku juga."

Ino mengangguk tanda setuju. "Pokoknya yang salah itu Naruto!"

Brakkk...

Tak ada yang tak terkejut saat Hinata tiba-tiba menggebrak meja.

Permaisuri Hokage yang memiliki title Byakugan no Hime ini benar-benar marah sekarang. Jangan dipikir hanya tiga orang wanita didepannya saja yang menderita. Dulu, sebelum memutuskan poligami, rumah tangga yang dia impi-impikan bersama Naruto terancam hancur. Dia menderita, suaminya juga sama, banyak hal yang mereka korbankan hanya untuk melindungi Konoha dari bahaya amukan spirit yang bisa saja mengancam setiap saat. Dan sekarang, seenaknya saja mereka menyalahkan Naruto. Bagaimana ia tidak marah?

"Bi-bisakah kau tenang, Hinata-chan?" pinta Tenten. Kalimat yang keluar dari mulutnya terbata-bata, tanda ia gugup, ia mana pernah melihat Hinata sampai semarah ini.

Sakura, Ino, dan Temari diam tak bersuara. Badan mereka bergetar, bukan hanya karena takut akan kemarahan Hinata, tapi mereka juga merasakan hawa membunuh pekat. Kalau bertarung dengan Hinata yang biasa sih? Oke, mereka bertiga yakin masih sanggup. Tapi Hinata yang sekarang berbeda, seperti Naruto, Bolt, maupun Himawari yang mampu menggunakan kekuatan malaikat milik para spirit, Hinata juga mampu menggunakannya.

Buktinya saja saat ini suhu kedai sangat dingin, pengunjung lain menggigil kedinginan, bahkan setiap sudut kedai, lantai, dinding dan langit-langit tampak adanya kristal-kristal es yang menempel. Ini kekuatan malaikat Zadkiel milik Yoshino. Meski begitu, suhu di meja lima kunouichi elit ini berkumpul malah sangat panas, serasa berada didalam rumah yang kebakaran, efek dari kekuatan Roh Api Efreet dalam tubuh Kotori. Itu semua muncul bersamaan dengan amarah Hinata.

Tampaknya tidak hanya Hinata saja yang marah, tapi juga sembilan spirit lainnya ikut marah karena Naruto disalahkan. Ada campuran emosi yang terpancar. Hinata dan sembilan spirit sudah melalui banyak hal menyakitkan untuk sampai disini dan seenaknya saja mereka disalahkan. Jadi wajar saja kalau marah, iya kan?

"Maaf."

Suasana kembali kondusif setelah Hinata berhasil mengendalikan emosinya. Sebagai orang yang disayangi, dicintai, dan dihormati oleh para spirit, dia tidak hanya memikul emosinya saja, tapi juga menanggung emosi setiap spirit. Itulah yang membuat beban Hinata jadi berat.

"Tidak, kamilah yang seharusnya minta maaf, Hinata-chan." kata Sakura dengan nada menyesal.

"Sudahlah, lupakan saja." Hinata kembali tersenyum, raut mukanya melembut seperti biasa.

Hinata duduk relax, dia membuang nafas. "Sudah bercandanya kan? Sebelum kesini, kalian mengatakan ingin konsultasi padaku. Jadi konsultasi apa?"

Oh, jadi yang tadi hanya bercanda. Lupakan!.

"Begini Hinata-chan, sebelum itu aku ingin tanya padamu."

"Bertanya apa, Temari-san."

"Etto."

"Jangan ragu Ino-chan, aku tak akan marah kok."

Akhirnya Sakura yang menyuarakannya, "Ap-apa kau benar-benar rela dimadu? Ma-maksudku apa hatimu sudah benar-benar menerima semua ini. Kalau aku, tidak, tapi kami bertiga sampai sekarang tak ada yang bisa menerima sepenuhnya kenyataan kalau kami dimadu."

Hanya dengan kalimat itu, Hinata langsung mengerti kegundahan ketiga temannya. Ia menatap pada teman setim almarhum kakak sepupunya. "Tenten-san, kau..."

Tenten langsung memotong ucapan Hinata, "Jangan menatapku begitu, aku tak akan tersinggung kok meski hanya aku disini yang belum memiliki suami. Pokoknya bicara saja, aku akan jadi pendengar yang baik. Heheee..." katanya sambil tersenyum lima jari.

"Jadi Hinata-chan, tolong jawab dengan jujur ya." pinta Ino.

"Jujur saja, aku hanyalah wanita biasa sama seperti kalian. Luka dihatiku belum hilang, ketidakrelaan masih terselip, dan aku masih belum bisa menerima sepenuhnya kenyataan kalau aku dipoligami."

"Um, ya. Aku mengerti." ucap Temari. Sakura dan Ino mengangguk. Mereka bertiga tahu bagaimana rasanya bukan menjadi satu-satunya karena mereka juga mengalaminya.

Sakura menatap lurus ke mata Hinata, "Aku mencintai Sasuke-kun, dan aku tak ingin berpisah dengannya."

"Aku juga sama seperti Sakura. Aku juga tidak sanggup berpisah dari Sai-kun."

Temari memasang ekspresi sama seperti Sakura dan Ino. "Kami ingin tegar sepertimu, memiliki rumah tangga yang indah bersama suami dan madu-madu kami."

"Kalian sudah mengatakannya barusan."

"Eh apa?" Ino tampak tak mengerti maksud Hinata.

"Tadi kalian bilang kalau kalian mencintai suami kalian kan? Nah, itu point kuncinya."

"Iya, tapi apa maksudnya, Hinata-chan?" tanya Temari.

"Cinta penuh satu pihak cukup untuk mempertahankan suatu hubungan, meski pihak lainnya membagi cintanya kepada orang lain."

Sakura, Ino, dan Temari terdiam. Mereka tampak memikirkan ucapan Hinata, menanamkan itu kuat-kuat dalam hati.

Hinata berucap lagi, "Aku percaya, dengan cinta yang kalian miliki, rumah tangga yang kalian bangun tak akan hancur. Kalian pun harus percaya dengan cinta kalian."

Anggukan adalah jawaban yang Hinata dapatkan.

"Mungkin masalah paling krusial adalah bagaimana kalian memperoleh kebahagiaan dalam keluarga poligami, bukan tentang menerima atau tidaknya bahwa kalian sudah dipoligami. Hanya karena belum mendapatkan kebahagiaan, bukan berarti poligami salah dan berniat menyingkirkan madu-madu kalian, apalagi sampai berpisah dari suami."

"Iya, itu. Apa yang harus aku lakukan agar bisa meraih kebahagiaan, Hinata-chan?" tanya Ino.

"Bahagia hanya bisa dirasakan ketika hati mensyukuri apa yang kita miliki sekarang. Dan agar bisa bersyukur, ada banyak caranya. Salah satunya adalah dengan hanya memikirkan hal-hal yang baiknya saja, positive thingking, jangan sampai berpikiran buruk apalagi mengeluh. Hal ini memang berat, tapi bisa kok kalau mau berusaha."

"Demi Sasuke-kun dan Sarada, aku pasti akan berusaha."

"Jawaban yang bagus Sakura-san."

"Ettoh, sebenarnya ada sedikit masalah sih. Tak apa kan kalau kukatakan disini?"

"Tak ada larangan kan?"

"Anoooo,,, tentang urusan ranjang." ucap Temari sedikit ragu-ragu.

Sontak wajah para ibu-ibu memerah. Urusan ranjang adalah urusan pribadi, bukan sesuatu yang bisa dengan gampangnya diumbar-umbar. Apalagi bagi Tenten yang masih lajang.

"Ah ya. Katakan saja, Temari-san. Aku mendengarkan kok."

"Begini. Emmm, kurasa kalian sudah tahu kalau aku dijuluki wanita perkasa dari Suna." Temari tampak malu-malu, hal yang aneh bagi politikus blak-blakan yang selalu tegas ini. "Se-sebenarnya sejak pertama menikah,,,, akuuuu, aku kurang puas diranjang. Tahu sendiri kan suamiku itu pemalas, bahkan termasuk urusan ranjang. Apalagi semenjak berpoligami, jatahku semakin berkurang."

Hinata jadi binggung, "Bagaimana yaa aku menjawabnya? Ettooo, aku sendiri juga tidak tahu. Heheee."

"Yaaaahhh." Temari membuang nafas pasrah.

"Temari-san, coba kau bicarakan ini baik-baik dengan Shikamaru-san. Usahakan jangan sampai menyinggung perasaannya, terutama mengatakan kalau suamimu lemah, loyo, atau semacamnya. Itu hanya akan membuat perasaan Shikamaru-san sebagai laki-laki tersakiti. Kalian berdua kan sama-sama pintar, pikirkan solusinya, atau minta berkonsultasi pada tempat yang tepat. Kan sekarang sudah mulai menjamur klinik konsultasi seperti On-Clin*c. Coba saja kesana."

"Baiklah, terima kasih saranmu, Hinata-chan."

Ino berceletuk, "Kalau urusan ranjangku sih, tak pernah ada masalah." Dia tiba-tiba tertawa kecil menatap Sakura, "Nee jidat lebar, kalau Temari wanita perkasa dari Suna, kau wanita perkasa dari Konoha, iya kan? Nah, bagaimana urusan ranjangmu?."

Sakura terdiam dengan kepala berasap, walau dia orangnya blak-blakan, tapi tidak dalam urusan ini. "I-it ituuu. Mungkin sama saja seperti Temari-san. Jadi kupikir aku juga akan mengikuti saran Hinata-chan."

"Whooooo,,,, ternyata si pantat ayam itu loyo." Ino memeletkan lidah, mengejek Sakura.

"Issh, bukan Sasuke-kun yang loyo, aku saja yang terlalu perkasa. Mwahahahaaaa..."

"Jiii, kau menjijikkan, jidat lebar."

Opsss, sisi mesumnya Sakura kelepasan.

Tenten yang dirundung rasa penasaran, tiba-tiba bertanya, "Nee Hinata-chan, madumu kan ada sembilan, bagaimana dengan urusan ranjangmu?"

Ditanyai seperti itu, tentu saja Hinata malu, tapi tetap saja dia harus menjawab. "Tidak masalah kok, Naruto-kun itu kan kuat. Buktinya saja saat perang dahulu, dia empat hari empat malam tidak makan tapi bisa mememangkan perang dan jadi pahlawan."

Ino menyeringai jahil, "Heiii, apa Naruto menggunakan bunshin saat melakukannya."

"Tentu saja tidak!" Hinata menjawab cepat, "Bagi kami, hubungan badan itu terlalu sakral untuk dipermainkan dengan jutsu ninja, jadi dia tidak pernah sekalipun melakukannya."

Temari penasaran, "Terus kalau begitu, jatah ranjangmu setiap sepuluh hari sekali dong? Jatahku saja setiap empat hari sekali, setiap malam Shikamaru-kun masuk kekamar yang berbeda, itupun kalau dia tidak lelah setelah bekerja seharian. Bagiku itu kurang tahu."

"Siapa bilang? Aku dapat jatah setiap dua hari sekali kok."

"Eh? Massa?" Sakura melongo terkejut.

"Hu'um. Dalam satu malam, Naruto-kun menyinggahi lima kamar yang berbeda."

"Mana mungk...!" Ino hampir saja berteriak kalau saja mulutnya tidak dibekap Temari.

"Kan sudah kubilang tadi kalau Naruto-kun itu kuat, jadi tak masalah. Bahkan kalau anak-anak tidur cepat, Naruto-kun bisa mendatangi kamar kami bersepuluh secara bergiliran sampai pagi."

"Ya ampun, Naruto. Dia itu manusia atau bukan sih? Apa jangan-jangan Kurama dalam tubuhnya ikutan bercinta?" kata Temari tak habis pikir.

"Ya tidak mungkin lah."bantah Hinata. "Kurama-chan itu bijuu tanpa jenis kelamin, hanya suaranya saja yang seperti laki-laki. Dia malah tak sedikitpun punya nafsu birahi."

"Huuufft, tau begini aku lebih memilih jadi istri Naruto saja, daripada Sasuke."

"Iya, kurasa aku berpikiran sama denganmu, Sakura." kata Temari.

"Hoooiiiii, untuk saat ini aku tak mau menambah madu lagi dirumahku."

Menyadari emosi Hinata yang berbalik buruk, langsung saja Sakura dan Temari memasang senyum lima jari.

"Bercanda kok. Iya kan Temari?"

Temari mengangguk, mana berani mereka mencari masalah dengan Hinata.

"Tapi Hinata-chan." Tenten merasa masih ada yang aneh, padahal dia satu-satunya yang belum bersuami. "Katamu tadi sepuluh kamar dalam semalam kan? Kalau begitu, setiap ranjang hanya dapat waktu yang singkat dong?"

"Ah iya, benar tuh." Ino langsung nyambung dengan pertanyaan Tenten. "Kalau singkat, bagaimana bisa puas? Aku saja bercinta dengan Sai-kun bisa sampai tiga atau empat jam. Makanya Sai-kun hanya sanggup mendatangi satu kamar setiap malam agar sekali becinta bisa sampai puas maksimal."

Sakura dan Temari membatin bersamaan, "Boro-boro empat jam, dua jam saja suamiku sudah letoy."

Hinata berdehem, "Begini, memang kuantitas waktu yang lama penting untuk kepuasan. Tapi karena keluargaku sedikit berbeda dengan banyak sekali perempuan, jadi jatah waktu untuk kami sempit, maka dari itulah kualitas bercinta yang kami tonjolkan. Bagiku bercinta dengan Naruto-kun selama 45 menit saja sudah membuatku sangat puas seperti bercinta sepanjang malam."

"Haaaa?" Temari dan Sakura mangap-mangap seperti ikan tanda tak percaya.

"Mungkin ini aneh, tapi akan kuberi tahu rahasianya. Aku dan madu-maduku selalu rutin bercerita dan bertukar pikiran tentang urusan ranjang. Kami mengeksplor berbagai macam teknik bercinta yang kami ketahui dengan mencari banyak literatur, mencoba hal baru, memakai banyak aliran dari yang lembut sampai yang keras, dan mengembangkannya sendiri sesuai daya pikat kami bersepuluh yang berbeda-beda sebagai wanita. Dengan begitu Naruto-kun tak pernah bosan, dan kamipun selalu puas."

"Woooowwwwwww,,,,"

Terdengar decak kagum dari seisi kedai, bukan hanya empat kunouichi elit tadi saja. Rupanya semenjak mereka membahas urusan ranjang, pengunjung yang lain diam dan mendengarkan secara seksama, bahkan para pelayan berhenti berkerja. Ternyata Hokage dan keluarganya benar-benar menjadi teladan dalam semua aspek kehidupan, termasuk didalamnya urusan ranjang.

Ibu dengan style rambut poni rata ini sontak malu. Tak sadar kalau ucapannya didengarkan semua orang. Hinata menatap Temari, Ino, dan Sakuran bergiliran, "Ekhkhemmm... Kurasa sudah cukup ya. Sebenarnya diluar sana kalau kalian mau mencarinya dan belajar, masih ada banyak kiat-kiat agar sukses berpoligami. Aku pun tidak bisa memberikan banyak contoh langsung dari apa yang kualami dengan Naruto-kun karena masalah yang kalian hadapi pasti berbeda. Kalian harus memikirkannya sendiri. Jalinlah komunikasi yang baik dengan suami kalian, begitupula dengan madu-madu kalian. Setiap ada masalah, pikirkan bersama, temukan solusinya, jangan merahasiakan sesuatu yang penting, selalu terbuka, dan yang paling penting adalah saling percaya. Aku yakin madu-madu kalian pasti juga ingin bisa bahagia bersama dalam keluarga yang utuh, berpikirlah positif bahwa mereka punya iktikad baik dalam membina rumah tangga berlandaskan cinta dengan mengenyampingkan egoisme. Ajak mereka untuk kooperatif, hadapi setiap masalah bersama-sama, demi keluarga dan anak-anak kalian."

"Ya, aku mengerti. Aku akan berusaha." kata Sakura

"Aku juga."

"Pasti." sambung Temari.

"Sekali lagi kukatakan, terima kenyataan yang diberikan Kami-sama untuk kalian dengan keikhlasan dan syukuri semuanya. Jalinlah komunikasi yang baik dengan semua anggota keluarga dan saling percaya. Kita semua tahu dalam poligami, adil harus dinomorsatukan. Namun adil sepenuhnya itu mustahil karena kita hanya manusia biasa. Kadang kala seorang suami akan condong pada salah satu istrinya. Misalnya saja, pernah Naruto-kun deman dan hanya mau dirawat oleh Mayuri. Maka Naruto-kun akan bicara pada kami semua secara baik-baik tentang keinginannya. Kamipun dengan hati ikhlas memberi ijin dan menganggap bahwa Naruto-kun memang butuh Mayuri saat itu. Setiap dari kami punya kelebihan dan kekurangan masing-masing, jadi pasti Naruto akan datang pada istri yang tepat kala dia butuh sesuatu."

"Begitu ya. Terima kasih, Hinata-chan." kata Sakura. Tampak dari raut wajahnya yang tak lagi lesu, bukti bahwa beban didalam hatinya lebih ringan saat ini. Ino dan Temari pun sepertinya sama.

"Intinya kalian mencintai suami kalian kan? Jangan sia-siakan cinta itu, teruslah berusaha meraih kebahagian yang hakiki."

Kalimat terakhir yang keluar dari mulut Hinata, mutlak menjadi harga mati bahwa poligami tidak salah dan tidak serta merta memutus kebahagiaan seseorang karena bahagia itu relatif oleh setiap individu dan bisa diwujudkan dengan jalan apapun, baik itu monogami, poligami, bahkan mungkin yang memilih jalan melajang seumur hidup.

.

FIN

...

Note : Ahaaaaaa, maklumin aja yah, ini adalah cerita plesetan dari Boruto The Movie. cerita dimana Naruto bersama spirit-spiritnya melakukan aksi pembulian pada Momoshiki dan Kinshiki.

Oh ya, tentang kebijakan pemerintah mengenai anjuran poligami di chapter ini. Aku ga asal bikin loh, emang ada di dunia nyata. Katanya di Negara Rusia sedang ada gagasan untuk memasukkan anjuran poligami kedalam undang-undang yang sah secara hukum. Tapi disini, Konoha lebih dulu menerapkan undang-undang itu, Mwahahahaaa...

Khusus poligami, aku tentu setuju. Bukan apa-apa, melihat kenyataan perilaku seks bebas saat ini, tentu lebih bijak mengambil jalan menikah dini dan poligami, iya kan? Heran juga sih sama negara kita ini, Poligami banyak ditentang, tapi penyuluhan alat kontrasepsi tanpa memandang segmen malah gencar dilakukan seolah mereka mendukung seks bebas. Kalian pasti berpikiran sama untuk hal ini.

Lalu yang terakhir, tentang nasehat-nasehat berpoligami. Jangan terlalu dipikirkan ya, tak perlu didebat juga. Itu hanya hasil pemikiranku yang sempit dengan mengambil beberapa literatur yang pernah kubaca.

Lalu aku pengen tahu nih. Kalau seandainya anda perempuan, prinsip mana yang kalian pilih. Jawab jujur ya.

a. 'Lebih baik mati berkalang tanah, daripada hidup bersama madu'

b. 'Lebih baik malu menjadi madu daripada perawan tua seumur hidup'

c. 'Biarlah tak bersuami, asal bukan perawan tua dan pernah menyesap indahnya bercinta'

d. 'Laki-laki beristri yang keren dan tajir jauh lebih baik dibandingkan laki-laki sendiri tapi tak berkualitas'

Aku hanya ingin sedikit survey, gimana sih persepsi kalian tentang poligami.

Tak ada banyak kata, aku mengucapkan terima kasih kepada semua yang terlibat dalam pembuatan FF ini, baik itu pengkritik maupun pemberi saran. Kepada reviewer yang setia meninggalkan jejak, lalu kepada teman-teman diskusi lewat PM yang tak dapat kusebutkan satu persatu namanya. Juga untuk semua reader yang menyempatkan waktu untuk membaca FF ini.

Terakhir, salam damai.

Spirit, Uzumaki, dan Kekacauan terselesaikan, Si Hitam Out...!

Ah hampir saja lupa, sebesar apapun tidak respeknya aku pada Pemerintahan Indonesia saat ini, namun untuk mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur demi memperjuangkan hak asasi sebagai manusia dan bangsa yang merdeka, aku tetap akan mengucapkan,

SELAMAT HARI KEMERDEKAAN

NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA KE-71

DIRGAHAYU NUSANTARA

.

.

.