Disclaimer : Naruto milik Masashi Kishimoto

Judul: Putri Penyembuh.

Rate: M (for lime )

Warning: seperti biasa cerita ini jauh dr kata sempurna,Typo bertebaran di mana-mana.

.

.


"Putri Sakura dari kerajaan Konoha terlahir mempunyai kekuatan legendaris. Yang disebut kekuatan 'Penyembuh' ", bahkan bisa menghidupkan makhluk hidup yang sudah mati sekalipun. Seluruh Kerajaan lainnya berlomba - lomba ingin mempersunting sang putri untuk dinikahkan kepada anak laki-laki nya. Dibalik itu mereka hanya ingin memanfaatkan kekuatan sang putri... Hoaaamm"

Seorang pemuda baby face sedang membacakan dogeng menjelang tidur sang adik. Padahal matanya sudah sangat mengantuk, entah mengapa adik bersurai soft pink ini suka sekali dengan cerita putri 'Penyembuh'.

Mungkin nama dan warna rambutnya mirip dengan sang putri di dalam cerita, sehingga dia tertarik dengan kisahnya. Hampir setiap hari dia rutin membacakan cerita ini sebelum adiknya tertidur.

"Cepat lanjutkan Nii -chan!" kecil yang baru berusia 5 tahunan.

Sasori hanya mendesah pelan, sepertinya dia harus tidur pagi lagi hari ini "4 orang pangeran dari berbagai kerajaan datang ingin mempersunting sang putri, Uchiha Itachi Pangeran dari Kerajaan Kirin, Sabaku no Gaara Pangeran dari Kerajaan Suna, Hyuuga Neji Pangeran dari Kerajaan Ame, dan yang terakhir Himura Sai Pangeran dari Kerajaan Ne ... Mereka berempat tertarik pada Putri Sakura, tapi sayangnya sang Putri tidak memilih salah satu dari mereka."

"Kenapa?"

"Dia jatuh hati pada seorang pria yang tak sengaja ditemuinya di hutan, pria itu selalu datang disaat sang Putri sedang dalam bahaya."

Sang adik makin serius mendengarkan cerita sang kakak.

"Seorang pemuda dengan gaya rambutnya yang mencuat kebelakang, manik onyx nya yang hitam kelam, dan paras wajahnya yang tampan. Sasuke itu nama yang diberikan sang putri padanya, Usianya pun hanya berselisih 3 tahun dengan sang Putri. Sang baginda Raja tertarik pada pemuda yang selalu menolong putri semata wayangnya ketika terancam bahaya, kini dia diangkat menjadi pengawal pribadi sang Put -ri ..." Sasori berhenti bicara, matanya sedikit terpejam, ia benar-benar dilanda kantuk yang amat sangat.

Sakura menggembungkan pipinya kesal, ditarik tangan sang kakak lalu menggigitnya kencang.

Krauuupp

"Iitttaaaiiii ... !" Sasori menjerit kesakitan, ia menggeram tertahan, mendelik tajam pada sang adik, 'Sabar Sasori, dia adik kesayanganmu bukan' innernya, lalu mendesah panjang dan tersenyum.

Sang adik memamerkan cengirannya, "ciapa curuh cacori nii tidul? Pokoknya celitakan campai celesai!" Perintahnya.

Sasori mencubit pipi Sakura gemas "Baiklah, cantiikk, dengarkan baik - baik. Hoaamm..." Sasori menguap lalu melanjutkan ceritanya.

"Mereka berdua menjadi sangat dekat, terlihat jelas dimata umum bahwa sang putri telah jatuh cinta pada pengawalnya yang irit bicara itu. Membuat 4 Pangeran menaruh dendam padanya. Segala cara kotor dilakukan mereka untuk menyingkirkan keberadaan Sasuke, agar menjauh dari sang putri. Meski semua orang terhasut fitnah , mencaci maki, sampai memburunya. Sang putri tetap mempercayai pemuda raven itu dari lubuk hatinya yang terdalam" Sasori berhenti sejenak. Manik hazelnya berubah sendu. Karena terlalu menghayati cerita ia jadi ikut terbawa sedih.

"Cepat lanjutkan nii- chan" Rajuk Sakura.

"Semua orang menghasut sang Raja untuk memenggal kepala Sasuke dan menghukum mati dirinya. Terlebih lagi saat mereka mengetahui siapa jati diri sang pemuda raven itu, dia adalah pria yang terlahir dengan kutukan 'Kematian'. Jika marah bola matanya akan menjadi merah dan siapa saja yang bertatapan dengannya akan mati di tempat."

"Lalu bagaimana? apa yang dilakukan sang putli caat tau kutukan cacuke?"

"Sang putri sempat terkejut, dan merasa sedih. Hanya orang yang terkena kutukan 'Kematian' yang tidak bisa disembuhkan dengan kekuatan 'Penyembuhnya'. Namun dia tau Sasuke bukanlah orang jahat yang menggunakan keunikannya untuk menghancurkan orang yang dibencinya. Dia malah menahan diri agar tidak terpancing emosi. Namun emosinya meluap saat Putri Sakura terbunuh di depan matanya ketika menolong dirinya yang hampir terkena panahan keempat Pangeran yang mengincar nyawanya secara bersamaan saat dia lengah."

"Lebih baik aku yang 'MATI' dalipada melihatmu 'MATI'" Sakura tersenyum. Itulah kata favorit dalam dogeng yang selalu dia ingat. Kalimat yang diucapkan Putri Sakura sebelum ajal menjemputnya.

"Ya, dan akhirnya Sasuke membunuh ke 4 pangeran dan membakar habis kelima kerajaan sampai tak tersisa. Lalu ... dia memutuskan bunuh diri mengikuti jejak sang putri yang dicintainya diam - diam. Dia bersumpah akan mencari dan melindungi sang putri jika berinkarnasi kembali." Sasori menutup buku dogeng 'Putri Penyembuh'.

"Aku halap di kehidupan selanjutnya meleka hidup bahagia belsama" Sakura menangkupkan kedua tangannya, dengan serius mendoakan kebahagian mereka.

Sasori menepuk pucuk rambut adiknya pelan. "Tidurlah!" Perintahnya.
Lalu sang adik pun memejamkan matanya, Sasori menarik selimut menutupi tubuh sang adik agar tidak kedinginan, mengecup jidat lebarnya sebelum dia beranjak pergi keluar.

Ctek

Dimatikan saklar lampu kamar sang adik "Oyasumi" Ucapnya pelan, lalu menutup pintu kamar.

BLAMMM

.

.

.

8 Tahun kemudian

Pemuda raven yang baru saja pulang dari kegiatan klub nya, tak sengaja melihat seorang gadis berusia 13 tahun berjongkok membelakanginya di taman. Dia kenal betul gadis bersurai soft pink pendek sepunggung itu.

Dia adalah adik dari teman kakaknya dan juga tetangganya. Dihampirinya sang gadis lalu menepuk pundaknya pelan.

"Hei, Sakura sedang apa kau disini? Sapanya pelan.

Sang gadis menengok, liquid bening membanjiri wajahnya,"Hiks, Sasuke nii, lihat ... burung ini mati, hwaaa" Tangisnya semakin kencang.

Sasuke mendesah, dilihatnya seekor anak burung yang sudah tak bergerak di telapak tangan sang gadis.

"Sasuke nii, bisa tidak dihidupkan kembali?" Tanyanya polos.

Sasuke hampir terjatuh mendengar pertanyaan yang tak masuk akal tetangganya ini,"Baka, tentu tidak bisa. Mana bisa kita menghidupkan makhluk yang sudah tak bernyawa." Jawabnya, di setiap kata penuh penekanan.

"Tapi ... di cerita dogeng 'Putri Penyembuh', seorang putri bernama Sakura bisa menghidupkan kembali makhluk hidup yang sudah mati?" Cercanya polos seraya mengembungkan pipinya."Namaku juga Sakura , sama persis seperti nama sang putri di dalam cerita itu" lanjutnya.

"Hmmmpp ..." Sasuke menahan tawanya."Baka! Itu dalam cerita dogeng, tidak terjadi di dunia nyata" dia menyentil dahi sang gadis pelan. Diliriknya buku cerita yang berada di samping sang gadis" kau selalu membawa buku ceritamu kemana saja. He? Bersikaplah sedikit dewasa, jangan terus bertingkah seperti anak kecil" Sasuke menghela nafas dirinya hanya berbeda 3 tahun dengan sang gadis, meski tubuh Sakura berparas kecil mirip anak SD.

Sakura mengembungkan pipinya, dia kesal mendengar ocehan Sasuke yang selalu menganggap dirinya anak kecil, Sakura beranjak dari posisi jongkoknya, mengambil sebatang kayu dan menggali lubang kecil ditanah untuk mengubur anak burung yang ditemukannya tadi.

"Semoga kau dapat terbang bebas di sana" Gumamnya pelan seraya menangkupkan kedua tangannya, ketika selesai mengubur anak burung.

Sakura kembali mengambil tas dan buku ceritanya, mendelik tak suka pada Sasuke.

Sasuke menyadari tatapan kesal sang gadis padanya. Ia mengernyit.

"Kenapa kau menatapku begitu?" Tanyanya heran.

"Dasar tidak punya hati!" Ujarnya lalu meranjak pergi.

Ctakk

Perempatan sudut tercetak di dahinya, dia tak terima dikatai oleh gadis yang menurutnya masih bocah "Tck, bisa kau ulang perkataanmu, SAKURAAA ... tunggu JANGAN LARII!"

Dengan langkah besarnya Sakura menghindari kejaran Sasuke, dipeluk erat buku cerita favorite di dadanya, ditengah larinya dia menengok kebelakang hanya untuk menjulurkan lidahnya meledek Sasuke.

Sasuke menggeram tertahan, perempatan siku memenuhi dahinya. "Awas kau SAKURA"

Entah mengapa perasaan kesal sang gadis menghilang, kini sebuah senyuman terpatri diwajahnya. Dia merasakan ada yang aneh pada dirinya, sebuah perasaan ambigu memenuhi benaknya saat berdekatan dengan Sasuke. Meski sering adu mulut, justru itulah tanda kedekatan mereka.

Mereka berlari saling kejar -mengejar seperti kucing dan anjing. Sampai tak menyadari lubang hitam kini terbuka lebar menghadang keduanya di depan, hanya beberapa langkah lagi.

Syuuttt... Kyaaaaa

Sakura terjatuh ke dalam lubang hitam tak berdasar itu, manik Onyx Sasuke membulat. Refleks berteriak memanggil nama sang gadis.

"SAKURAA!"

Dia menambah speed larinya, dan tanpa pikir panjang melompat menyusul sang gadis ke dalam lubang hitam.

Syuuuuuttt

Tepat saat pemuda raven itu melompat ,lubang hitam pun tertutup. Tak menyisakan celah sedikitpun.

.

.

.

.
"Aucchhh, Itttaiiii..."

Sasuke meringis kesakitan, manik Onyxnya yang sempat tertutup kini terbuka perlahan.

Kyuuttt

Dia merasakan sesuatu yang kenyal di tangannya, mencoba meremasnya. Sasuke menelan ludah, ketika sadar tubuhnya menindih seseorang dibawahnya.

"Sasuke nii, kenapa kau meremas dadaku?" Sebuah pertanyaan polos terlontar dari mulut seorang gadis, dan Sasuke tau betul siapa dia. Namun suaranya sedikit lebih dewasa tak seperti biasanya.

Sasuke menggerakkan wajahnya slow motion ke sumber suara. Matanya terbelalak tak percaya, melihat Sakura yang menjelma seperti seorang gadis remaja seusianya yang kini berada di bawahnya, tubuhnya polos tak menggunakan sehelai kainpun.

Nafasnya tercekak ditenggorokan, melihat tubuh polos dan dua buah dada yang cukup besar menantang berada pas dalam genggamannya.

Lama ia tak bergeming dari tempatnya, Onyx dan emerald saling bertatapan. Wajah Sasuke sudah sangat merah seperti kepiting rebus.

Drap... Drap...

Sampai dia tak menyadari seseorang mendekat kearahnya.

"Sakura- Hime, apa kau baik-baik sa...?!" Seorang gadis blonde dikuncir satu datang dari balik semak, matanya membulat sempurna saat melihat pemandangan yang terpampang dihadapannya."Kyaaaa... Dasar mesuuummm" Gadis blonde yang tiba-tiba datang itu meninju wajah tampan Sasuke, sampai tubuh sang pemuda menyingkir dari tubuh sang gadis.

Sang gadis blonde sontak menutupi tubuh Sakura dengan selembar kain yang dibawanya. Matanya memicing tajam menatap pemuda raven.

"Kenapa kau jadi mesum sich, Sasuke- san? Mentang -mentang putri Sakura dekat denganmu, he. Langkahi dulu aku sebelum kau nenyentuhnya!" Cercanya.

Sasuke tak merespon perkataan gadis blonde itu, dirinya sibuk memperhatikan baju yang digunakan sang gadis, dia memakai kimono bercorak bunga krisan ungu, rambut blondenya dikuncir satu dan terselip tusuk konde panjang di celah rambutnya.

'Pakaian tradisional jepang?' gumamnya dalam hati, kini manik Onyxnya beralih menatap gadis tetangganya yang kini mengalami perubahan pada tubuhnya 'Sakura- hime katanya? Lalu dia bilang aku pengawalnya' Sasuke mencerna satu persatu hal ganjil yang tertangkap ditelinganya dan mencari tau apa yang sebenarnya sedang terjadi pada mereka berdua saat ini.

Matanya membulat ketika sebuah perkiraan gila muncul memenuhi benaknya 'Jangan-jangan kami berada di negeri dogeng 'Putri Penyembuh'? Kami sama, ini sungguh pemikiran gila' Sasuke berusaha menyangkal perkiraan tak masuk akalnya.

Namun dia harus menelan bulat-bulat bahwa ini nyata, saat beberapa orang prajurit datang mengepungnya.

'Sial!' lirihnya. Menjambak rambut ravennya frustasi.

.

.

.

TBC


Aiiihhh satu lagi fic R&R

Top of Form