TITLE : Fated to Love You

AUTHOR : Hezlin Cherry

RATE : M (For Save)

PAIRING : SASUSAKU

GENRE : Romance, Drama

DISCLAIMER : MASASHI KISHIMOTO

.

.

.

Summary : Dijodohkan dengan pria tampan dan mapan? Jelas itu semua mimpi bagi setiap gadis. Tapi tidak untuk Haruno Sakura yang rela menyamar sebagai maid di kediaman calon suami yang tidak ia ketahui itu untuk membatalkan perjodohan ini. Pasalnya ia tak bisa terima jika calonnya itu adalah seorang duda anak satu. What the hell!?"

.

.

.

WARNING: Alur muter2 gajeness, AU, OOC, TYPO, gak sesuai EYD!?

.

.

Don't like? Don't read!

.

.

.

(^▽^)↗Happy Reading↖(^▽^)↗

.

.

"UAPAAAAA!?"

Pekikan seorang gadis berhelaian soft pink panjang menggelegar mengusik ketenangan kediaman Haruno yang baru saja menikmati makan malam.

Trang!

Tampak pemuda berhelaian merah darah dengan manik hazelnya menaruh peralatan makannya kasar, ia berdecih sebal akan pekikan cempreng imotounya yang dapat memekakan telinga tersebut. "Ck jangan berisik Saku!"

"Ta-tapi Nii-chan~ aku..." Rengekan gadis bernama Sakura itu terpotong oleh suara besar pria paruh baya yang sedang duduk diujung meja makan tempat mereka berkumpul yang tak lain dan tak bukan adalah ayahnya.

"Tenanglah Sakura!" Tegas sang kepala keluarga, "ini semua sudah menjadi keputuaan Tou-san dan Kaa-san! Kau tak bisa menolaknya!" tegasnya lagi dengan menatap lurus emerald putri semata wayangnya.

Sakura langsung menggerling menatap manik emerald milik sang ibu yang serupa dengannya, seolah tak percaya bahwa Kaa-sannya juga ikut andil dalam keputusan penting ini.

Sedangkan sang ibu hanya terdiam, tak tega juga mengambil keputusan sepihak begini untuk putrinya yang masih menempuh pendidikan akhir di Fakultas Kedokteran itu. Tapi mau bagaimana lagi, ini semua amanat dari mendiang Jiraiya, kakek Sakura yang sudah berjanji akan menjodohkan cucunya dengan cucu sahabatnya sebelum menghembuskan napas terakhir.

"Tapi Tou-san! Kuliahku saja belum selesai? Kenapa main jodoh-jodohan segala sih!?" protes Sakura sekali lagi berharap keputusan mutlak ayahnya itu bisa ia rubah.

"Itu tak masalah, kau bisa tetap kuliah walau sudah menikah, jangan jadikan hal itu sebagai alasan." Jawab Kizasih enteng sambil terus menyantap hidangan penutup yang baru saja di sajikan oleh maid keluarga Haruno.

"Tenang saja Saku-chan, Kaa-san yakin kau pasti bisa cepat belajar, dan pernikahannya juga menunggu kau lulus, jadi masih banyak waktu untukmu, ne~?" ujar Mebuki sambil tersenyum kecil menenangkan anak bungsu kesayangannya itu.

Sakura semakin geram, ia tak bisa mengelak lagi, benar-benar masa mudanya akan terasa cepat berakhir jika sudah dihadapkan oleh pembicaraan sakral begini. "Tidak segampang itu Kaa-san! Tou-san! Aku kan tidak mencintainya, bagaimana aku bisa hidup harmonis dengannya tanpa cinta!?" Sanggahnya lagi.

"Tak apa-apa Sakura-chan, kelak cinta akan datang seiring berjalannya waktu, seperti Nee-chan dengan Sasori-kun, hemm iya kan anata~" Suara feminim dari Sara, istri Sasori mengalihkan atensi Sakura.

Gadis berhelaian merah jambu itupun menatap kakak iparnya yang cantik dan memang serasi dengan kakak kesayangannya itu sedang menyodok rusuk Sasori yang masih nyemil salad penutup makan malam kali ini, membuat Sasori meringis kesakitan akibat sodokan kencang sang istri dan mendelik menatap istrinya yang sudah menatapnya dengan tatapan tajam supaya mengiyakan perkataannya barusan.

Mebuki dan Kizasih nampak tersenyum melihat keharmonisan putra sulungnya dengan istrinya itu, walaupun mereka belum dikaruniai putra setelah menikah tiga tahun lalu, tapi mereka tetap tampak harmonis dan saling menyayangi walau sesekali sering terjadi pertengkaran kecil keduanya, justru itulah yang membuat hubungan mereka semakin erat. Oleh karena itu Tuan dan Nyonya Haruno ini juga benar-benar mengharapkan putri kesayangan mereka bisa segera menikah dan memberikan cucu yang mereka idam-idamkan selama ini.

"Ehh, iyaa... Nanti juga cinta akan datang diantara kalian! Terlebih dia itu tampan, mapan dan matang, pasti bisa membuatmu yang kekanakan ini menjadi dewasa bila bersamanya Saku~" Cengir Sasori menimpali perkataan sang istri untuk mendukung adik manisnya ini.

"Huh, kalian semua memang kompak kalau untuk urusan mengeroyokku!" Sakura menggerutu kesal, kalah telak dari orang tua bahkan kakak iparnya yang selalu mendukungmya pun kini ikut mengeroyoknya cih! Ia memasukkan potongan salad buah terakhirnya dengan kasar kedalam mulut mungilnya.

"Eh tunggu dulu! Matang? Maksud Nii-chan?" Tanya Sakura yang sudah mengernyitkan dahinya bingung akan perkataan kakaknya ini.

"Hahaha, maksud kakakmu, calonmu itu sudah berumur Sakura, jadi dia sudah sangat dewasa untuk membimbingmu~" Kizasih tergelak menanggapi pentanyaan Sakura, dan seisi ruang makan seketika hening mendengar suara tawa kepala keluarga yang tak terduga itu.

"Glek! Me-memang berapa umurnya?" Sakura tampak gugup, menelah salivapun susahnya setengah mati. Ini yang paling ia takuti, oh...ayolah ia seorang gadis yang beranjak dewasa, single dan masih perawan? Jangan bilang ia harus menikah dengan seorang om-om berumur matang, memikirkannya saja sudah membuat perutnya terasa mual.

"Adik Itachi itu sepertinya sudah tiga puluhaan deh~ Aww!" Celetuk Sasori asal yang kali ini kembali mendapatkan sodokan maut di tulang rusuknya dari sang istri tercinta.

"Humm aku rasa Sasuke-kun tidak setua itu Saso-kun~" balas Mebuki sambil mengetuk-ngetukkan jarinya di dagu tanda berpikir, "kalau tak salah ia lebih tua tujuh tahun dari Saku-chan dan lebih muda dua tahun darimu..." lanjutnya lagi.

"Ck, kalau dua tahun dibawahku ya berarti dia dua puluh sembilan tahun dong Kaa-san! Sama seperti yang aku bilang tadi kan nyerempet-nyerempet ke tiga puluhan umurnya." decak Sasori.

"Tidak sama!" sungut sang ibu.

Kizasih masih terdiam mendengarkan celotehan anggota keluarganya itu sambil sesekali membuka smartphonenya untuk mengecek pesan masuk dari asisten kepercayaannya. Sedangkan Sara istri Sasori masih nampak menenangkan suaminya agar tak terlalu melawan sang ibu.

"A-apaa? Ti-tiga puluh?" seketika bola mata emerald Sakura semakin membulat sempurna tak percaya.

"Hmm dan kau harus tau, dia juga telah memiliki seorang putra yang sangat imut Saku-chan, ne~ benarkan sayang?" Ujar Mebuki semangat sambil menginjak kaki suaminya yang asyik sendiri dengan ponselnya tersebut hingga memekik kaget.

"UGH! I-iya benar sayang. Putranya sangat menggemaskan, Tou-san jadi tak sabar untuk menimangnya sebagai cucu nanti, hahahaa~"

"Cih, kalian bahkan tega bersenang-senang diatas penderitaan anak kalian sendiri. Huh!" Sakura berdecak kesal sebelum emeraldnya kembali membulat sempurna dan memicing tajam menatap kedua orang tuanya.

"Tunggu dulu! Putra?"

"Hem...tentu saja~" Sahut Mebuki riang.

Sakura semakin shock! Apa-apaan ini, sudah berumur dan memiliki anak? What the hell!? Jerit innernya frustasi. "Be-berarti dia...DU-DU-DU-DU-DU-DUDDAAAAA...!?" Kali ini Sakura sukses memekik semakin melengking seolah-olah membuat seluruh kaca kediaman megah Haruno pecah seketika.

Melihat adiknya kaget setengah mati begitu membuat keusilan pria berhelaian merah inipun bangkit, "Hem, tidak hanya duda Saku! Tapi dia itu duren! Duda keren hhaha~" celetuknya yang seketika mengundang gelak tawa kedua orang tua dan kikikan geli sang istri, minus Sakura yang masih tertunduk meratapi nasibnya.

BRAKK!

Tawa mereka terhenti saat mendengar Sakura menggebrak meja frustasi menyebabkan beberapa hidangan diatas meja makan itu berhamburan dan minunan dalam gelas kaca tertumpak membasahi meja akibat tenaga super putri bungsu Haruno itu.

"Tidak lucu! Tega-teganya kalian menjodohkanku dengan om-om beranak satu begitu!" Geram Sakura menatap nyalang kearah kedua orang tuanya yang masih meredam tawa mereka barusan, "lagipula apakah lelaki single dan bujang di kota ini telah habis? Hingga kalian menjodohkanku dengan seorang duda? Apa kalian tega, aku menikah dengan duda? hellooowww Kaa-san apa kau yakin menyerahkan putri cantikmu ini pada om-om tua beranak satu hah? Tidak! Terimakasih!" Lanjutnya lagi tanpa henti mengeluarkan seluruh unek-uneknya dalam sekali helaan napas panjang.

"Sudahlah Saku-chan, Kaa-san yakin kau pasti akan menyukainya nanti, karena dia itu masih sangat tampan dan keren diusianya yang matang itu, dan jaman sekarang umur tak jadi masalah bukan." Ujar Mebuki berbinar-binar, mengundang tatapan tak suka dari sang suami.

"Ek-hem!" Kizasih berdehem tak suka akan perkataan istrinya yang berlebihan itu walau memang benar adanya, membuat Mebuki yang merasa tersindir itupun hanya tertawa garing. "Tou-san juga yakin kau akan cocok dengannya Sakura!" Tegasnya lagi.

"Ta-Tapi Tou-san aku-!"

"Tak ada tapi-tapian!"

Ucapan tegas sang kepala keluarga menghentikan rengekan Sakura, membuatnya semakin mengkeret tak bisa apa-apa lagi selain menyetujuinya, tapi dalam hati ia masih berusaha mencari cara untuk membatalkan hal gila ini. Iya aku pasti bisa! Pekiknya dalam hati.

"Baiklah kita hentikan cukup sampai disini, Tou-san dan Kaa-san harus bersiap, besok pagi kami akan terbang ke Jerman mengontrol perusahaan yang baru berkembang disana." Jelas Kizasih seraya bengkit dari kursinya, "Ah, untukmu Sasori, Tou-san harap kau bisa menjaga adikmu selama kami tak dirumah!"

"Ha'i Tou-san, aku akan menjaganya 24 jam penuh..." Jawab Sasori sambil melemparkan seringai menyebalkan kepada imotounya yang menatapnya malas.

"Sial!" runtuk Sakura sebelum bangkit dan melangkah menuju kamarnya di lantai dua rumah ini, dan tak lama ia pun keluar sudah dengan pakaian jalannya yang lebih sexy, membuat Sasori dan Sara kakak iparnya melotot horror menatapnya.

"Mau kemana kau pakai baju begitu Saku?" tanya Sasori sambil menelisik tubuh imotounya dari atas sampai bawah yang mengenakan hot pants super pendek membuat paha jenjang Sakura terekspose jelas dan kemeja putih tipis yang memperlihatkan bentuk tubuhnya dan bra hitam yang ia kenakan serta lengan yang digulung acak keatas, sederhana memang tapi itu justru membuat Sakura nampak semakin menggoda dan sexy.

Sakura yang masih berdiri ujung tangga utama berhenti sehenak dan merotasi bola matanya bosan akan tingkah kakaknya yang over protective itu.

"Tempat Ino." Sahutnya dengan melanjutkan langkahnya menuruni tangga utama rumahnya menuju puntu keluar sambil memutar-mutar kunci mobil Lamborghini Huracan pink miliknya.

Jawaban singkat sang adik membuat Sasori bungkam, ia selalu percaya jika Sakura bersama dengan sahabat karib dari keluarga Yamanaka itu, walaupun tanpa sepengetahuannya, Sakura cukup liar kalau sudah bersama sahabat pirangnya tersebut.

"Hati-hati dijalan Sakura-chan!" Tegas Sara sebelum sakura menjauh.

"Jangan pulang terlalu malam Saku!" Sasori ikut menimpali perkataan isterinya.

"Ya...ya..."

~oOOOo~

Sementara itu di tempat lain, seorang pria tampan dengan model rambut emo yang mencuat kebelakang dan manik onyx kelam yang sedang memeriksa beberapa dokumen tampak mengernyitkan alis antara bingung atau ada sesuatu yang ia tahan.

HATCHII!

"Apa kau sakit Sasuke?" Tanya seorang pria dengan rambut perak aneh melawan gravitasi itu seraya meletakkan beberapa dokumen dimeja kerja atasan yang sudah ia anggap keluarga itu.

"Hn, tidak Kakashi. Kurasa sedang ada yang membicarakanku diluar sana."

"Haha, tak kusangka kau percaya mitos seperti itu juga, eh?" Ujar Kakashi sambil mendengus geli, tak percaya kalau tuannya yang biasanya kaku dan tak percaya hal tidak penting begitu kini justru mengatakan yang seperti itu.

"Ck, diam kau. Sekarang lebih baik kau siapkan peralatan sekolah Kei untuk besok!"

"Haha... Ya..ya..baiklah." Jawab Kakashi seraya melenggang pergi, belum sempat ia membuka pintu, tapi pintu tersebut tiba-tiba dibuka dengan keras dari luar, membuat ia terlonjak kaget.

BRAKK!

"Temeeee~"

Terdengar suara cempreng memekakan telinga dari pria berambut kuning dengan tiga garis seperti kumis yang baru saja masuk.

"Ck, tidak bisa kah kau mengetuk pintu dulu sebelum masuk dobe!" Hardik Sasuke tak suka akan tingkah sahabat kuning yang tak ia akui itu datang dengan seenak jidatnya sendiri, memangnya ini rumahnya apa? Batinnya kesal.

"Ah...kau itu teme, tetap saja kaku, aku kan sudah seperti saudaramu sendiri, hahaha~".cengir Naruto semakin lebar membuat Kakahi yang masih terpaku didepan pintu semakin mendengus geli dan keluar dari ruang kerja pribadi Sasuke.

"Cih, saudara apa!"

"Haha, Ya saudaramu... apa lagi~... Eh, mana Kei?" Naruto celingukan mencari sosok bocak lima tahun miniatur sahabatnya itu, "dari tadi aku tak melihatnya." ujarnya lagi.

"Kei sedang dirumah neneknya, kenapa kau kemari?" Sungut Sasuke yang semakin geram karena acara kerjanya diganggu oleh makhluk kuning berisik ini.

"Owh, kalau begitu pas sekali~, aku ingin mengajakmu clubing, sudah lama sekali kita tidak mencari hiburan bukan hahaha , gimana...?" Pria Namikaze ini semakin gencar menghasut Sasuke agar mau menemaninya bersenang-senang.

"Ck, aku sibuk, lain kali saja dobe!" sanggah Sasuke malas.

"Ah kau itu, kapan lagi mumpung Kei juga sedang tak disini jadi kita bisa bersenang-senang! Maksudku, kau tau kan, kau juga butuh refresing! Jangan hanya kerja dan kerja saja temeee,, ayolahhhh~" rengeknya lagi membujuk bungsu Uchiha yang gila kerja dihadapannya itu.

Sejenak Sasuke nampak bersandar dikursi kerja empuknya dan melepaskan kacamata yang bertengger dihidung mancungnya, lalu memijit pangkal hidungnya lelah. Perkataan Naruto memang ada benarnya juga, ia terlalu sibuk sampai tak pernah bersantai menikmati hiburan malam sejak beberapa tahun yang lalu.

"Memangnya kau tak dimarahi istrimu, kalau ke club dobe?"

"Ahahaa justru itu.. .Hinata-chan sedang dirumah ayahnya, jadi aku bebas~" Jawab Naruto antusias, "Ayolah temeee,, kapan lagi kita bisa bersenang-senang sejenak melupakan perusahaan dan lain-lain hemm... "

"Hn, baiklah."

~oOOOo~

Sakura menggoyang pelan segelas margarita miliknya yang sisa sedikit itu dan sesekali menyesapnya malas, membuat Ino yang berada disebelahnya mengernyitkan dahi bingung akan tingkah sahabat pinkynya ini, Ia tampak uring-uringan malam ini, pikirnya. Ya mereka sekarang sedang berada didalam sebuah bar yang cukup terkenal di Konoha, mereka biasa kemari hanya untuk sekedar melepas penat dan menikmati hiburan malam seperti remaja-remaja lainnya.

"Kau kenapa sih jidat, uring-uringan begitu? Ada masalah hem?" tanya Ino sambil menyesap segelas vodka pesanannya.

"Hem...aku tertimpa masalah yang sangat berat pigggg~"

"Apa itu? cerita saja padaku..."

"A-aku dijodohkan pig!" sahut Sakura sambil menelungkupkan kepala pinknya didalam lipatan tangannya.

"Wuah bagus dong jidat, kau kan selama ini selalu menolak setiap lelaki, hahaha~" Celetuk Ino sambil mendengus geli, mengingat sahabat pinkynya ini selalu menolak lelaki manapun yang mendekatinya, hingga sekarang orang tuanya yang bertindak. Ia betah sekali menyandang status single selama 22 tahun hidupnya ini, tak seperti dirinya yang senang bergonta ganti pacar untuk menemukan tambatan hati yang sesungguhnya.

Sakura mendengus bosan mendengar tanggapan piggy disebelahnya, ia sangat tau pasti itulah respon yang akan diberikan Ino, 'uhhh nyesal aku bercerita kepadanya!' Runtuk Sakura dalam hati.

"Hem...pasti jodohmu itu pria terbaik pilihan orang tuamu, ne~? Harusnya kau senang dong..." Ujar gadis pirang like barbie itu lagi sambil menepuk-nepuk kepala sahabat pinknya ini sok bijak.

Sakura mendongak, a menatap nyalang iris aquamarine indah milik sahabatnya itu tak suka akan perkataannya yang sok bijak ini, "Cih, bagus apanya, jodohku kali ini sudah punya anak tau!"

Seketika Ino langsung melotot menatap manik emerald Sakura tajam, serasa dentuman musik yang mengalun kencang di bar ini tak mampu mengalihkan atensinya lagi.

"A-APAAA...?!" Pekik Ino nyaring, tapi masih tersamarkan oleh hiruk pikuk pengunjung bar yang sibuk akan aktivitasnya masing-masing. "Hemm.. Tapi setelah dipikir-pikir ide orangtuamu nampak bagus, eh jidat..." ujar Ino menambahkan.

Lantas Sakura mengernyit heran. "Coba jelaskan dimana letak bagusnya Pig!" balas Sakura seraya memutar bola matanya dengan bosan.

"Jelas bagus jidat! Dia pasti sangat mahir dan liar, jika sudah di atas ranjang nanti, mengingat usianya yang amat matang itu bahkan kelewat matang malah~" ucap Ino menjelaskan apa yang dimaksudnya tadi dengan nada menggoda dan cengirannya itu.

"Stttt, omonganmu terlalu vulgar pig! Nanti ada yang dengar!" Ujar Sakura cepat sambil membekap mulut cerewet Ino. "Makanya saat ini aku sangat frustasi sekarang, apa yang harus aku lakukan? Huffft aku tak tau lagi pig~" keluhnya lagi, membuat gadis pirang disebelahnya menatap miris.

"Kau yakin jidat? Tapi masa orang tuamu setega itu sih? Apa tak bisa kau tolak, eh?" cerocos Ino tanpa henti menghujani Sakura dengan pertanyaan beruntun, lengkap sudah penderitaan Sakura, sudah punya masalah beaar ditambah punya sahabat yang cerewetnya minta ampun.

"Hufft, percuma tak ada cara untuk menolak, dia cucu sahabat kakekku pig."

"Kapan kau akan bertemu dengannya?"

"Masalah itu aku juga tak tau! Mungkin dua minggu lagi akan diadakan acara pertemuan antar keluarga." Sakura semakin frustasi. Manik emeraldnya menelisik seisi bar, ia melihat kumpulan orang-orang yang berdansa dan menari lepas seolah tanpa beban, tak seperti dirinya.

"Hem, mungkin kau harus menyelidikinya dulu jidat, jadi kau punya waktu selama dua minggu ini untuk mencari kejelekan calon suamimu itu untuk mebatalkannya." Terang Ino panjang lebar, tumben otaknya sangat encer malam ini.

"Menyelidiki bagaimana pig! Tak ada yang mendukungku dirumah, semua keluargaku menyetujuinya jadi aku tak memiliki sekutu~hufft..."

"Ah, misalnya kau menyamar jadi pelayan dirumahnya!" Sahut Ino cepat saat ide tersebut melintas dikepalanya, membuat Sakura semakin menatapnya bingung, "Maksudku kau jadi maid dirumahnya dan cari kejelekannya, misalnya dia pria pemain perempuan, pria pemabuk atau apa gitu... kan bisa jadi keuntungan untukmu menolaknya." Lanjut Ino semangat.

"Apa kau gila pig! A-aku tak mau! Sama saja masuk ke kandang singa, kalau nanti ketahuan!" bantah Sakura menolak ide gila gadis Yamanaka ini.

"Ck, makanya kubilang kau menyamar nanti, pakai wig agar tak mudah dikenali jidaattt! Kalau tak begitu bagaimana lagi kau bisa menolak?" decak Ino kesal, "Ah...atau sejujurnya kau ingin menerima perjodohan dengan om itu?" Godanya lagi sakin membuat Sakura kelagapan.

"Hufftt itu tak mungkin! Aku ingin menemukan sendiri jodohku!"

"Nah~ kalau begitu apa salahnya mencoba? Toh urusan kuliahmu juga hanya tinggal bimbingan skripsi saja kan?"

"Hmm...baiklah, kau benar juga pig, tumben kau pintar hehee.." Ujar Sakura memuji tapi membuat Ino mendengus kesal mengatainya begitu, "Eh tapi bagaimana aku sampai disana tanpa dicurigai Sasori-nii? Kau tau kan dia bagaimana?" hela Sakura yang kembali putus asa akan ide briliant sahabatnya itu.

"Kau jujur saja pada Sasori-nii kalau kau ingin menyelidiki calonmu dulu, tapi kau bilang saja ingin mengenal pribadinya lebih dekat dengan menyamar begitu..." Terang Ino lagi sambil menuang wine yang baru saja ia pesan lagi itu ke dalam gelasnya yang sudah mengering.

"Wuah... Ide yang jenius pig! Beruntung aku punya sahabat sepertimu, heheh." Ujar Sakura senang. Bukankah kau tadi justru kesal punya sahabat sepertinya eh, Sakura?

"Ck, ya sudah ayo kita menari, siapa tahu kita menemukan lelaki tampan disana~" Ajak Ino sambil menggerling kearah lantai dansa melihat beberapa lelaki dengan berbagai penampilan nampak menatap mereka berdua penuh damba. Namun manik aquamarinenya melotot tajam kearah lain dan seketika tampak berbinar penuh napsu membuat Sakura memutar bola matanya bosan akan tingkah sahabatnya yang selalu terposona oleh lelaki manapun. Well, pastinya lelaki itu harus tampan jika ingin dikencani oleh nona Yamanaka ini.

"Jidat, coba lihat arah jam 9! Pria itu.. Benar-benar tampan... manik onyx yang senada dengan warna rambutnya seolah punya daya tarik tersendiri, kyaaaa, baru kali ini aku lihat lelaki setampan dia~" Ujar Ino semangat.

Mendengar interupsi dari suara cempreng sahabatnya, Sakura pun mengalihkan atensinya menuju arah pandang Ino. Disana tepat didepan pintu masuk bagian timur bar ini telah berdiri seorang lelaki tampan, lengkap dengan setelan kemeja pres body yang menampakkan tubuh six packnya, dan kancing bagian atasnya yang terbuka, hingga dada bidangnya terekspose jelas, membuat pria itu tampak semakin menggiurkan bagi para wanita yang memandangnya lapar. Tapi tidak bagi Sakura yang hanya berdecak keras menanggapi reaksi berlebihan Ino.

"Ck, tampan apanya pig! Lihat saja senyumnya palsu begitu!"

Ino melotot mendengar calon targetnya dikatai begitu oleh gadis pink disebelahnya ini, "Ah kau itu jidat, senyumnya itu sangat menawan tau! Dia jadi terlihat ramah!" sanggahnya.

Sakura semakin memutar kedua bola matanya, sebal akan sahabat pirangnya yang terlalu mudah termakan senyum palsu pria itu. "Huh! Tetap saja aku tak suka pria seperti itu, dan lihat itu model rambutnya, lepek begitu seperti habis creambath tapi tak ia cuci dan langsung kemari, huh apa-apaan itu."

Ino kembali melotot mendengar penuturan sahabat merah mudanya itu, ia pun menoleh ke arah Sakura sambil berkata "Apa maksudmu, eh jidat? Huh! Kau berniat mengatai seleraku ini buruk hah!" seru Ino tak terima dan ia pun kembali menoleh mencari targetnya tadi tapi dia tak menemukannya. "Heii jidat ini semua gara-gara kau! Akibat menanggapi ocehan super tak pentingmu tadi, aku jadi kehilangan pangeran tampan murah senyum ku tadi kan! Huhh!" cerocosnya lagi.

"Ck, diamlah pig! Kau ini berisik sekali! Tuh lihatlah pangeran klimismu itu sedang duduk di meja sana!" hardik Sakura menanggapi cerocosan sahabat pirangnya itu sambil menunjuk meja yang di tempati pemuda klimis itu tanpa mengalihkan perhatiannya dari segelas margarita yang ia pegang, seolah tau tujuan pria incaran Ino tadi.

Ino pun menoleh ke arah meja yang di tunjuk oleh Sakura, dan "OH GOD! jidaaattt!" pekik Ino sambil menggoyang goyangkan lengan Sakura di sebelahnya.

"Ck! Apa lagi sih pig!" balas Sakura kembali memutar bola matanya bosan

"Heii coba lihat dulu jidatt! Di sana terdapat dua lelaki tampan lagi, kurasa mereka adalah teman dari pangeranku itu deh~" Cerca Ino kembali seraya menunjuk ke arah meja itu.

Sakura masih saja malas menanggapi teman pirangnya yang kelewat heboh bin norak itu, "Paling yang kau maksud itu adalah pria aneh lagi pig, tak jauh beda dengan si klimis tadi." ujar Sakura bosan yang teramat sangat menanggapi Ino.

"Tidak jidat! kali ini aku serius! Dan aku yakin salah satu dari mereka adalah kriteria pemuda idamanmu~" Ujar Ino sambil memaksa Sakura untuk melihat meja yang terdapat tiga pemuda tampan itu.

"Haahh" Sakura menghela napas panjang dan dia pun menuruti kemauan makhluk pirang yang tak lain dan tak bukan adalah sahabatnya sendiri itu. "Baiklah, awas kalau..." ucapan Sakura terpotong ketika ia melihat mereka yang dimaksud Ino sahabatnya dan mendapati salah satu dari tiga pemuda tadi menarik perhatiannya, Sakura masih terdiam sampai suara Ino terdengar di gendang telinganya.

"Lihat, kau bahkan langsung terpesona oleh pria berambut biru dongker itu, eh!" ujar Ino menyeringai melihat sahabat pinkynya yang terdiam saat melihat pemuda itu.

"Emm... oke, ku akui memang para pria yang ada dimeja itu cukup tampan, walaupun ketiganya memiliki ciri-ciri yang terbilang aneh." ujar Sakura lagi.

Ino pun menganga mendengar penuturan Sakura, jelas-jelas pemuda yang ada di sana memang tampan-tampan, tapi masih saja dibilang aneh oleh sahabat merah mudanya ini. Ohh...demi celana dalam Neptunus, ia tak mengerti dengan pola pikir Sakura yang terlalu kolot itu, batin Ino terheran-heran. "Maksud dari kata 'aneh' mu itu apa wahai jidat sang ahli penilai fisik lelaki!" ujar Ino sinis.

"Coba saja kau lihat teman dari pria klimis itu, yang berambut pirang layaknya duren itu memiliki tiga garis dimasing-masing pipinya! dan itu aneh." kata Sakura sambil menelisik jauh keseberang meja tempat para pria yang menjadi objek pembicaraan mereka duduk.

"Oke, kuakui kalau yang berambut pirang itu memang sedikit errr aneh, lalu kalau yang satunya, pria berambut biru dongker itu aneh kenapa lagi jidat? Padahal menurutku dia tampan dan sangat sexy, walau masih tampanan pangeran murah senyumku itu~" tanya Ino tak mengerti.

"Well, ku akui memang dia sangat tampan, tapi ia memiliki tatanan rambut yang aneh pig! seperti bokong unggas." ujar Sakura dan tanpa sadar terkikik geli saat memperhatikan model rambut pria disebrang sana yang sialnya juga sedang menangkap basah emerald Sakura yang telah mencuri pandang dirinya.

Sontak saja Sakura langsung refleks membalikkan badannya membuat Ino semakin mengeryitkan dahi bingung, 'Apa lagi sekarang?' batin Ino, dan ia semakin menyeringai lebar kala melihat sahabat pinkynya ternyata salah tingkah karena ditatap oleh pria tampan di meja sebrang sana.

Yah walaupun posisi mereka saat ini terbilang cukup jauh, ujung ketemu ujung dengan lantai dansa ditengah-tengah yang penuh akan berbagai muda mudi yang sedang menggila disana, tapi tak menampik keduanya untuk bisa saling menatap, karena posisi tempat duduk mereka yang cukup tinggi memudahkan untuk memandang sekeliling.

"Pokoknya malam ini kita harus kenalan dengan mereka!" Seru Ino membuyarkan lamunan Sakura.

"Kau gila pig! Seharusnya merekalah yang kemari! Kalau kita kesana akan mencolok sekali! Aku tak mau di cap gadis murahan yang mendatangi pria kau tau!"

"Sttt,, aku ada ide bagus agar kita tak mencolok mendekati mereka..."

"Cih, ide apa lagi? jangan bilang ide gila yang akan membuatku dan kau tiba-tiba berada disana dalam sekejap kedipan mata seperti difilm-film ninja hah?" Sungut Sakura, dalam hati ia juga penasaran akan ide sahabat pirangnya ini, karena ia juga benar-benar penasaran dengan lelaki unggas dengan tatapan hitam sekelam malam diujung sana.

Ino tergelak mendengar perkataan Sakura hingga ia mendekatinya untuk membisikkan rencana cemerlangnya, "Sini telingamu, pssttt..."

Sakura mendengarkan rencana Ino dengan serius hingga emeraldnya memicing dan membulat sempurna saat benar ada rencana gila disana, "I-itu benar-benar konyol bin gila alias norak pig! Kau yakin kita akan memakai ide norak itu hah?"

"Yupss, ayo!" Ucapnya sambil menarik paksa tangan Sakura membuat gadis berhelaian merah muda panjang terurai ini memekik tertahan akibat perbuatannya.

"Tu-tunggu! A-aku malu pig! Kyaaa...!"

.

.

~T.B.C~

.

.

Kyaaa... Malah buat fic MC lagi, yang lama aja belom kelar hehe,, tapi ide ini udah lama bersliweran diotak nista ku,, hehe...

Gimana? Lanjut or delete? ╮(╯3╰)╭

Oh ya... Baru ganti pen name hehe,.maklum masih bingung2 soalnya masalah pen name. Ganti ini supaya lebih simple aja pen name yg sekarang, dan kalian bisa panggil aq Hezlin, simple kan hihi #plak maksa, #abaikan,,,

Mine to review please!?"

(′▽‵)╭(′▽‵)╭(′▽‵)╯