Disclaimer : Naruto © Masashi Kishimoto
Pair : Sasuke & Sakura
Genre : Horor, mistery, little romance (maybe)
.
.
.
Enjoy With This Story
.
.
.
Kejarlah aku sampai kau tak mampu lagi mengejarku,
Satu nyawa akan pergi jika kau tak mampu menemukanku,
Raga tanpa jiwa, berjalan dalam kegelapan malam,
Senandung sedih selalu ku lantunkan…
Temukanlah aku maka aku akan menemukanmu,
Mawar berdarah akan selalu menuntunmu,
Jerit kesakitan akan terngiang di kepalamu,
Jangan lari atau kau tak akan kembali,
Pilihan adalah salah satu kunci hidupmu,
Pilih satu atau kau akan terjebak disini bersamaku selamanya….
.
.
.
Chapter 1
.
.
'Auuuuuuuuuuuu uu'
Lolongan serigala terdengar seperti merintih menahan tangis. Tengah malam yang gelap gulita tanpa penerangan bulan sang cahaya. Kabut putih terlihat di gelapnya malam. Hawa dingin menambah kesan mistis malam ini.
'Deng Denggg denggg'
Suara jarum jam pertanda tengah malam tiba bergema disetiap lorong sebuah bangunan besar bercat coklat dengan banyak ruangan. Cahaya kilat membias setiap sudut ruangan. Angin kencang behembus melalui celah-celah lubang ventilasi. Suara gesekan dedaunan dan ranting-ranting pohon terdengar menyapa. Suara berisik kelelawar yang terbang disepanjang lorong gelap bangunan ini menambah aura mencekam malam ini.
'BRUKKK'
Suara benda jatuh atau membentur sesuatu.
"Tidakk, siapa kau..! Jangan mendekat…!" ucap atau lebih tepatnya teriak seseorang –pemuda dengan penuh ketakutan. Pemuda itu yang barusan terbentur permukaan lantai marmer yang dingin menyeret tubuhnya dengan susah payah agar tak terjangkau oleh sesosok makhluk berbaju putih. Pemuda dengan gaya rambut seperti mangkok dan dengan bola mata yang bulat besar tengah merintih menahan sakit sekaligus merasa ketakutan akan sosok putih yang semakin mendekat kearahnya dengan sebelah tangan berlumuran darah yang teracung di depan wajahnya.
"ja-jangan mendekatt,…aku bilang jangan MENDEKATTT…!" pemuda itu terus berteriak ketakutan dengan menyeret tubuh kurusnya menjauh dari sosok itu. Darah segar jelas tercetak di lantai marmer yang keluar dari betis pemuda itu yang terdapat tiga sayatan seperti cakaran yang mengoyak kulit dan dagingnya.
Lonceng emas berdentang pilu,
Menangis di dalam kesunyian…
Berikan aku jiwamu,
Berikan juga aku ketakutanmu,
Warnai mawar putih dengan darahmu,
Tak ada pilihan untukmu,
Yang ada hanya sebuah kabut kematian yang menyelimutimu….
Sosok putih itu menggumamkan sebait kata-kata dengan suara yang rendah dan dalam. Sosok itu semakin memajukan tubuhnya mendekat menuju pemuda kurus tadi yang masih saja mencoba mundur dengan menyeret beban tubuhnya. Pemuda kurus tadi menggelengkan kepalanya kuat-kuat dan memejamkan matanya erat.
"jangan takut, raihlah tanganku dan kau akan terbebas dari ketakutanmu…"
Sosok itu berucap lagi dan dengan tangan pucatnya yang ingin meraih pemuda itu yang sedang ketakutan di hadapannya.
"Tidak, JANGAN MENDEKATT…! KU BILANG JANGAN MENDEKAT SETAN SIALAN….!"
Tak memperdulikan pemuda kurus yang terus berteriak, sosok itu semakin mendekat dengan wajah yang tak terlihat karena rambut panjangnya yang tergerai menutupi wajahnya. Hingga punggung sang pemuda menyentuh dinginnya tembok yang ada di belakangnya, sosok itu lalu menggapai leher sang pemuda dengan kedua tangannya yang pucat berlumuran darah serta kuku yang hitam memanjang. Cengkraman –cekikkan sosok itu semakin mengerat hingga tubuh kurus sang pemuda terangkat naik dengan kedua kaki pemuda itu yang terus meronta.
'KREKK'
Bunyi tulang yang patah terdengar menyakitkan. Pemuda itu lalu tergeletak tak bernyawa di lantai dengan leher yang patah serta kedua bola mata yang melotot nyaris keluar. Benar-benar kematian yang tragis.
Sosok berbaju putih itu sedikit mendongakkan kepalanya yang tertunduk sehingga memperlihatkan sebagian wajahnya yang putih pucat. Sebuah seringai mengerikan terpampang di wajah sosok itu yang kini telah ternoda dengan darah yang mengalir dari kedua matanya yang tak memiliki pupil. Perlahan sosok itu terbang melayang meninggalkan seonggok daging yang tak bernyawa. Sosok itu lalu menghilang dibalik lorong yang gelap dengan menyeret sebuah jiwa baru dan setelah sosok itu menghilang, kabut putih tebal terlihat memenuhi lorong yang gelap serta suara serigala yang seolah menjadi lagu tersendiri sebagai pengantar kematian.
.
.
.
"jangan berlari dan hadapilah ketakutanmu. Karena jika kau berlari, maka aku akan selalu menemukanmu….."
.
.
.
...…...Secret Ghost…...
"wahh, lihat kasihan sekali…"
"menyeramkan…"
"kenapa dia bisa mati disini?"
"siapa yang membunuhnya…?"
Suara bisik-bisik siswa terdengar disepanjang lorong Tokyo Senior High School (TSHS). Lorong tempat saksi bisu pembunuhan tragis semalam. Pembunuhan yang merenggut nyawa salah satu siswa TSHS.
"maaf, permisi…"
Seorang pemuda berambut jabrik yang berwarna pirang menyembul dari balik kerumunan siswa. Pemuda pirang itu sedikit melebarkan bola matanya yang berwarna biru safire kala melihat tubuh salah satu temannya yang tergeletak tak bernyawa.
"Lee….!" Teriak pemuda itu terkejut yang membuat siswa yang berkerumun menoleh kearahnya.
"ahh, maaf…dia itu, temanku…."ucap pemuda pirang itu lagi dengan sedikit kikuk dan juga terselip nada sedih diperkataannya.
Tak berselang lama, polisi pun datang dan segera memasukkan tubuh tak bernyawa itu ke dalam kantong jenazah berwarna kuning yang kemudian mengangkatnya menuju ambulance untuk di otopsi.
Melihat mayat itu sudah ditangani polisi, pemuda pirang tadi lalu berbalik berlari menjauhi kerumunan yang sudah membubarkan diri.
"Mawar merah…." Gumam pemuda itu sembari berlari dan tangannya mencengkeram gendongan tasnya yang berwarna hitam.
"Temeeeeeeeeee….." teriak pemuda pirang tadi kala melihat salah seorang temannya –sahabatnya yang berambut raven dengan gaya mencuat seperti bokong ayam yang tengah berbelok. Pemuda berambut raven yang merasa dipanggil menolehkan kepalanya kearah pemuda pirang yang sedang berlari kearahnya.
"hah hah…hah" suara nafas putus-putus dari pemuda pirang yang kini tengah merunduk memegang kedua lututnya karena terengah setelah berlari disepanjang koridor sekolah.
"hn, kau habis lari marathon Dobe…?" Tanya pemuda raven itu dengan sedikit merundukkan kepalanya guna melihat wajah pemuda pirang yang ia panggil Dobe. Pemuda pirang itu mendongakkan kepalanya menatap kearah pemuda raven dengan memicing.
"cih, tentu saja tidak. Dasar kau Sasuke-Teme…" pemuda pirang itu mendecih tak suka kepada pemuda berambut raven yang diketahui bernama Sasuke.
"Urusai-yo Naruto-Dobe…" balas Sasuke seraya berlalu meninggalkan Naruto.
"hei, heii tunggu Sasuke…" ucap Naruto sembari menyusul Sasuke yang telah melangkah meninggalkannya.
Sasuke atau lebih tepatnya Uchiha Sasuke merupakan pemuda yang memiliki paras rupawan yang sangat mempesona dengan segala kesempurnaannya. Tampan, memiliki otak yang cerdas –semua Uchiha cerdas tentunya – dengan mata onyxnya yang hitam tajam, hidung yang mancung, bibir yang tipis, kulit yang putih seputih porselen, dan rambut berwarna biru dongkernya yang mirip bokong ayam –entah bagaimana dia menatanya- serta dilengkapi dengan tubuhnya yang tinggi dan berotot. Bahkan perutnya pun sixpack karena memang dia merupakan salah satu anggota –kapten tim basket di sekolahnya. Tampan sudah pasti kan… nah, harta yang melimpah juga dimiliki oleh si Uchiha bungsu ini yang merupakan anak ke-dua dari pasangan Uchiha Fugaku dengan Uchiha Mikoto. Sedangkan kakaknya bernama Uchiha Itachi. Ayahnya merupakan pemilik dari Uchiha Coorporation yang merupakan persahaan terbesar di Tokyo bahkan di Jepang. Sedangkan ibunya sendiri memiliki boutique yang bernama Uchiha's Boutique yang terkenal akan baju-bajunya yang berkelas dan mahal. Ketampanan, ketenaran, dan kekayaan. Sungguh benar-benar membuat seorang Uchiha Sasuke semakin digilai oleh kaum hawa diseluruh penjuru kota.
Sedangkan Naruto atau nama lengkapnya adalah Uzumaki Naruto merupakan pemuda yang juga tak kalah mempesonanya dari Uchiha Sasuke. Pemuda berkulit tan dengan rambut jabrik berwarna pirang serta bola mata berwarna biru safir membuat pemuda itu semakin tampan. Guratan tipis di pipinya juga tak melunturkan pesona seorang Uzumaki Naruto. Gayanya yang sedikit urakan dan terkesan seperti bad boy mampu membuat kaum hawa menjeritkan namanya. Apalagi senyum rubahnya dengan mata menyipit mampu membuat orang merasa tenang. Sama halnya dengan Uchiha Sasuke, Uzumaki Naruto pun tak kalah kayanya dengan Sasuke. Ayahnya –Namikaze Minato merupakan pemilik perusahaan Namikaze Company yang merupakan perusahaan tekstil terbesar di Jepang. Sedangkan ibunya –Namikaze Kushina merupakan seorang pianis handal yang mendunia. Kenapa nama marga Naruto tidak mengikuti ayahnya yaitu Namikaze, melainkan mengikuti marga Ibunya Uzumaki di karenakan setiap keturunan laki-laki di keluarganya harus mengikuti marga dari sang ibu.
Naruto dan Sasuke merupakan sahabat karib sedari kecil. Selalu bersama dari TK hingga mereka SMA kini. Keluarga mereka pun sangat dekat layaknya sebuah keluarga besar. Terkadang Naruto juga sering menginap di rumah Sasuke. Sifat mereka berdua sangat bertolak belakang. Sasuke bersifat pendiam dan terkesan dingin, sedangkan Naruto sendiri bersifat berisik dan terkesan hiperaktif. Benar-benar sahabat yang unik. Tapi walaupun begitu, Uchiha Sasuke dan Uzumaki Naruto meruakan sahabat yang sama-sama tampan, sahabat yang sama-sama mempesona, dan sahabat yang sama-sama memiliki kesempurnaan.
"oy Teme, kau sudah dengar tentang tewasnya Lee…?" Tanya Naruto menoleh kepada Sasuke yang berjalan disebelahnya.
"Hn.."
"sudah melihat mayatnya…?" Tanya Naruto lagi.
"Hn, malas. Terlalu ramai.." jawab Sasuke datar.
"kau tahu Sasuke…"
"tidak…"
"ck, dengar dulu ceritaku. Begini aku curiga kematian Lee karena ada yang membunuhnya…"
"ck, anak SD pun tahu kalau Lee mati terbunuh bodoh…"kata Sasuke sarkastik.
"ishh, maksudku Lee mati secara tidak wajar…" ucap Naruto lagi seraya menepuk pundak Sasuke agak keras.
"Lee mati dengan keadaan yang ganjil. Matanya melotot seolah terkejut akan apa yang ada di hadapannya. Ada bekas cakaran juga di kedua kakinya. Bukankah itu ganjil…?"
"binatang buas mungkin…" ucap Sasuke asal-asalan.
'CTAKK'
"shhh, kenapa kau menjitakku bodoh…!" marah Sasuke kepada Naruto yang tiba-tiba saja menjitak kepala raven Sasuke.
"kau Uchiha bukan sih? Mana kejeniusanmu heh…? Dasar alien ayam…"ejek Naruto sembari menyilangkan kedua tangannya di depan dada.
"ck, kau Duren busuk." Balas ejek Sasuke tak kalah tajam.
"ah sudahlah, yang pasti kematian Lee tidak wajar. Ada setangkai bunga mawar merah dengan daun berwarna hitam di tubuh Lee. Dan itu ti-dak wa-jar." Ucap Naruto dengan pemenggalan didua kata terakhir dan kemudian melengos pergi meninggalkan Sasuke yang masih berhenti berjalan di koridor sekolah.
.
.
.
.
'Tap Tap Tap'
Suara langkah kaki tergesa menggema disetiap sudut koridor. Kaki yang berbalut sepatu berwarna putih merah terus melangkah dengan gelisah. Sesekali kepala yang dihiasi surai panjang berwarna pirang kecoklatan menengok gelisah ke arah belakang. Bibirnya juga tak henti-hentinya menggumamkan kalimat seperti 'tidak ada apa-apa', 'jangan takut', 'ini masih sore' dan kalimat-kalimat lain. Langkahnya semakin memburu kala hawa dingin mendadak menyergap tubuhnya. Ujung lorong gelap itu terasa semakin jauh bagi gadis itu. Iris violetnya bergerak-gerak ke kanan-dan ke kiri mengawasi keadaan sekitar lorong yang entah kenapa terasa sedikit mencekam.
Jarum jam sudah menunjukan pukul 5 sore. Suasana koridor sekolah yang memang sepi dikarenakan jam belajar mengajar telah selesai sekitar 3 jam lalu hanya menyisakan sesosok gadis beriris violet yang baru saja selesai dari kegiatan klubnya. Gadis itu sedikit merutuki ketua klubnya yang menghukumnya karena terlambat datang rapat, sehingga dia ditugaskan untuk menyalin data-data anggota klub yang memang banyak itu. Dan beginilah akhirnya, berjalan sendiri di koridor sekolah dengan ditemani semilir angin yang membelai tengkuknya.
"larilah….larilah untuk ketakutanmu…"
Terdengar sebuah senandung lirih dari seseorang. Sontak gadis beriris violet itu berhenti berjalan dan memfokuskan pendengarannya menuju asal senandung itu. Dengan langkah agak ragu, gadis yang bernama Fuuma Sasame yang tertera di name tagnya berhenti di depan sebuah ruang kelas bertuliskan XII-B. gadis itu lalu menempelkan daun telinganya tepat pada permukaan pintu kayu.
"kegelapan akan datang….jiwamu akan terbuang… peganglah tanganku dan kau akan tenang…."
Senandung lirih semakin terdengar dari dalam ruang kelas tersebut.
'GLEKK'
Sasame meneguk ludahnya kasar. Dengan rasa takut, Sasame memberanikan diri membuka pintu ruang kelas dengan sangat perlahan.
'Krieeetttt'
Dengan gerakan slowmotion, pintu ruang kelas itu terbuka menampakkan ruang kelas yang kosong. Hanya ada deretan kursi dan meja yang tersusun rapi. Tak ada seorang pun. Mengehela nafas lega, Sasame lalu menutup kembali pintu ruang kelas tersebut.
"Hufftt, mungkin hanya perasaanku saja…" ucap lega keluar dari bibir gadis berambut pirang kecoklatan itu. Namun, belum sempat mendapat kelegaan sepenuhnya, teriakan nyaring dari mulutnya menggema di lorong koridor depan kelas XII-B.
"KYAAAAAAAAAAAA…"
Sasame menjerit ketakutan kala dia berbalik, sosok dengan wajah pucat dengan rambut yang menutupi sebagian wajahnya berada tepat di depan wajahnya. Sontak membuat Sasame menjerit dan menutup matanya takut. Jeritan itu lalu teredam dengan sendirinya kala sebuah tangan pucat berdarah teracung kearahnya.
"genggamlah tanganku. Maka kau akan terbebas dari ketakutanmu…"
Sosok itu berujar sangat lirih namun entah kenapa terdengar sangat jelas oleh telinga Sasame.
"….." Sasame terdiam. Tenggorokannya seakan tercekat tak mampu bicara. Mulutnya hanya membuka dan menutup tanpa suara.
Perlahan tangan pucat dari sosok itu semakin mendekat kearah lehernya.
'Dingin' satu kata yang mampu menggambarkan ketika tangan pucat dari sosok itu mencengkeram leher putihnya. Indera pembau Sasame juga menangkap bau anyir dari darah yang ada pada tangan sosok itu. Tubuh Sasame semakin gemetar dan kaku.
"jangan diam atau kau tak akan aku beri pilihan…."
Tangan sosok itu lalu semakin kuat mencengkeram –mencekik leher Sasame. Badan Sasame perlahan terangkat naik keatas. Tangan Sasame menyentuh tangan sosok itu berusaha untuk melepaskan cekikannya yang semakin mengencang. Kedua kaki berbalut sepatu itu terus meronta menendang-nendang udara.
"jiwa tak berguna akan segera pergi. Ketakutanmu akan membuatmu tertelan kematian…"
'KREKK'
Bunyi leher Sasame patah seiring berakhirnya kalimat yang diucapkan sosok misterius itu. Tubuh tak bernyawa Sasame lalu tergeletak di koridor setelah sosok itu melepaskan cekikan di leher Sasame. Bekas kemerahan jelas tercetak di leher putih Sasame. Kabut putih lalu muncul dari ujung koridor yang gelap dikarenakan hari sudah beranjak petang. Sedikit menyeringai, sosok itu lalu melayang memasuki kabut dengan menggenggam sebuah rantai yang terhubung dengan leher seorang gadis bermata violet berambut pirang kecoklatan yang terlihat pasrah diseret sosok itu memasuki kabut putih tebal. Mereka lalu menghilang meninggalkan sosok gadis tak bernyawa yang wajahnya menghadap kemana perginya sosok yang telah mengambil jiwanya dengan mata melotot serta mulut yang terbuka.
Bulan pun meyeringai seram,
Bintang malam tak akan bercahaya…
Jiwa yang pergi tak akan kembali…
Diam bukan berarti pilihan,
Jeritan pilu adalah sebuah melodi pengantar kematian,
Tak akan ada yang tahu…
Aku di sini mengawasimu…
…...Secret Ghost…...
To Be Continue...
Note's : saya newbie disini dan ini fanfic pertama saya yang saya publish, jadi maaf jika masih banyak typo dan ceritanya kurang menarik. tapi saya sangat berharap apresiasi dari kalian semua…^^
Review please…^^ Arigatou~